Elsa Terjatuh

"Cowok itu?" gumam Elsa saat dia teringat pertemuannya sebelumnya. Yah, dia adalah cowok yang berada di dalam mobil yang hampir saja Elang tabrak. Elsa terus menatap punggung cowok itu sampai menjauh. Bahkan sampai dia berbelok dan menghilang. Tatapan dingin cowok itu membuat Elsa penasaran. Dia tidak pernah melihat pandangan sedingin itu. Wajah tampannya sebenarnya mampu membuat Elsa bergetar, andai saja dia mau memberikannya sedikit senyuman manis.

"Woy, lo bengong aja!" teriak Elang di dekat telinga Elsa yang dengan sengaja mengagetkannya.

Elsa tersentak dan secara spontan dia memukul lengan Elang. "Lo ngapain sih ngagetin gue. Kalau gue jantungan gimana?"

"Habis lo bengong aja. Lo liatin apaan sih?" Elang melihat arah pandangan Elsa tapi zonk, tidak ada apa-apa. Rupanya cowok itu sudah berlalu.

Tanpa menjawab, Elsa berjalan dengan cepat mendahului Elang.

"Sa, kok gue malah lo tinggalin sih. Sa!" Elang juga mempercepat langkahnya mengimbangi langkah Elsa.

"Lo berhenti ngikutin gue!" teriak Elsa yang mukai uring-uringan sendiri.

Elang langsung berhenti, "Lagi PMS kali yah, dari tadi ngomel muluk ama gue. Apa salah gue?" gumam Elang sambil melihat Elsa dari belakang.

Beberapa meter dari Elang, tiba-tiba ada seseorang yang begitu besar alias gemuk berlari dengan cepat dan tanpa sengaja menabrak Elsa. Elsa langsung terpental dan terjatuh.

"Sorry Sa, sorry. Perut gue mules gue mau buru-buru ke toilet."

"Dasar Bimo! Sakit tau!" Elsa meringis kesakitan tapi justru Bimo lanjut berlari tanpa menolong Elsa.

Elsa berusaha berdiri tapi rasanya pergelangan kakinya teramat sakit. Elang berjalan santai mendekati Elsa, ikut jongkok di sampingnya. Dia mendekatkan wajahnya dan berkata sesuatu di dekat telinga Elsa. "Gimana? Gini kan jadinya kalau jauh dari gue. Lo akan terjatuh tanpa ada yang menangkap lo."

Elsa menoleh dan menatap tajam Elang. Pandangan mereka hanya berjarak beberapa centi. Terlihat pipi Elsa yang memerah. Bukan merah merona karena malu dan gerogi melihat wajah Elang sedekat itu tapi karena menahan kekesalannya pada Elang.

Elsa membuang lagi pandangannya dari Elang dan berusaha untuk berdiri. "Au.." rupanya kaki Elsa benar-benar sakit.

Elang hanya menatapnya terdiam. Bukan dia membiarkan Elsa tapi dia biarkan Elsa melawan egonya sendiri.

"Elang, kok lo diam aja sih bantuin gue berdiri." pinta Elsa pada akhirnya.

Elang tersenyum menang. "Mau gue gendong?"

"Ogah! Gak gendong juga."

"Katanya minta dibantuin." Elang akhirnya merangkul Elsa dan membantunya berdiri. "Makanya lo jangan sok gak butuh sama gue. lo itu pasti bakal butuhin gue terus." Elang memapahnya berjalan menuju UKS.

Elsa berjalan dengan terpincang, "Lo ikhlas gak sih nolong gue." Begitulah mereka masih saja beradu argumen sambil berjalan menuju UKS.

"Lo bisa gak diem. Kalau lo masih cerewet aja sama gue, gue ogah anterin lo ke UKS. Lo ke sana aja sendiri!" Elang mulai kesal. Meski sebenarnya dia hanyalah berniat menggoda Elsa

"Ya udah, gak usah anterin gue!"

"Oke!" Elang melepaskan rangkulannya dengan sengaja. Alhasil Elsa kehilangan keseimbangan dan dia akan terjatuh jika saja tidak ada tangan yang menahannya.

Pandangan mereka sempat bertaut beberapa saat. "Lo??" Elsa kini melihat tatapan dingin cowok itu dari dekat.

"Kaki lo sakit?" Tanpa menunggu jawaban dari Elsa lagi, dia memapah Elsa untuk duduk di depan UKS. Kemudian dia jongkok dan melepas sepatu Elsa.

Itu kan cowok yang ada di mobil tadi. Tersadar saat Elang melihat wajah cowok itu. "Hei, hei apa yang mau lo lakuin?"

Tak ada jawaban dari cowok itu.

"Apa yang mau lo lakuin?" tanya Elang lebih keras yang sekarang ikut jongkok dan langsung menepis tangan cowok itu saat akan memijat kaki Elsa.

"Kalau lo mau kaki dia sembuh, lo diam!" ucap cowok itu dengan tegas.

Elsa hanya melebarkan matanya. Hidupnya sekarang berasa ada di dunia sinetron. Ada dua cowok berlutut di depannya. "Udahlah, kaki gue gak papa."

"Kalian percaya aja sama gue. Kalau kaki lo gak dipijit bisa tambah bengkak dan sakitnya juga gak akan hilang." Dia menoleh pada Elang dan menyuruhnya, "Mending lo sekarang tutup mulutnya biar gak teriak."

Elang nampak bingung. Haruskah dia percaya?

Rupanya cowok itu langsung memijat kaki Elsa meski tanpa ada persetujuan dari mereka. Elsa langsung teriak dengan kerasnya, segera Elang menutup mulut Elsa dengan tangannya.

"Aaaaa, Elsa!" sekarang justru Elang yang berteriak. Dia melepaskan tangannya dari mulut Elsa. "Kenapa lo gigit tangan gue." Elang meniup tangannya yang sakit kena gigitan Elsa.

"Tangan lo bau! Najis banget gue nyium tangan lo!"

"Yang ada gue kena rabies lo gigit."

Lagi, mereka bertengkar. Cowok itu berdiri dan melihat mereka sesaat lalu meninggalkan mereka berdua.

"Cowok tadi mana?" Elsa baru tersadar saat cowok itu sudah pergi. Dia melihat kakinya yang kini sudah tidak terasa sakit. "Tuh kan, gue belum ucapin makasih dia udah pergi. Lo sih."

"Kok lo suka nyalahin gue. Apa yang gue lakuin gak pernah bener di mata lo."

Elsa tak menyahut. Dia kini berusaha mengambil sepatunya dan akan memakainya.

Untuk kali ini Elang peka, dia membantu Elsa memakai kaos kaki lalu sepatunya.

Elsa melihat Elang dari sudut yang berbeda. Elang, terlihat ganteng kalau perhatian gini. Eh, apaan sih! Dia itu nyebelin banget. Meski sempat terpesona tapi seorang Elang sudah menjadi seseorang yang sangat menyebalkan bagi Elsa.

Elang berdiri dan mengulurkan tangannya pada Elsa, "Yuk kita ke kelas. Udah gak sakit kan?"

Elsa menggelengkan kepalanya. Lalu dia meraih tangan Elang  untuk menuntunnya menuju kelas karena jam pelajaran akan segera dimulai.

Meski sedikit terpincang-pincang tapi rasa sakit itu sudah menghilang.

"Elsa, lo kenapa?" sebuah pertanyaan yang menghentikan langkah mereka saat akan masuk ke dalam kelas. Tatapan yang cukup aneh di dapatnya.

"Gue gak papa kok, Na. Cuma kaki gue sakit habis jatuh," Elsa melepas tangan Elang yang melingkar di lengannya. Lalu dia berjalan menuju bangkunya dan duduk di sebelah Anna.

"Kok lo bisa jatuh sih?" tanya Anna lagi. Anna adalah salah satu sahabat Elsa mulai dari kelas X. Dia yang selalu sabar mendengar keluh kesah Elsa yang begitu ekspresif. Anna tergolong cewek yang cukup pendiam di areanya, meskipun kadang juga suka teriak-teriak ketularan Elsa. "Lo dijatuhin sama Elang?" tanya Anna lagi.

Mendengar namanya disebut Elang langsung mendekat dan membungkukkan badannya di meja Elsa dan Anna. Dia sedikit mendekatkan wajahnya. "Gue gak pernah jatuhin cewek sampai sakit kayak gini. Gue cuma bisa buat cewek jatuh cinta."

Seketika pipi tirus Anna memerah. Cewek cantik dengan hidung mancung dan mata berbinarnya, iyakah jatuh cinta dengan Elang.

"Ckckckck, cowok kayak elo bisa buat cewek jatuh cinta, yang ada lo bisa buat gue kesel." decak Elsa.

Elang menegakkan badannya sambil tersenyum manis, "Lo masih belum sadar, Sa. Iya kan, Na?" Elang mengedipkan sebelah matanya pada Anna sambil beralih ke tempat duduknya.

Senyuman itu? Kerlingan matanya? Selalu berhasil membuat dada ini bergetar....

Terpopuler

Comments

Nanami

Nanami

waduh seru juga, jdi bungun ngeship sama elang atau sama cowo yg naik mobil

2023-08-19

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!