Bahagia adalah sebuah pilihan. Dan tersenyum, adalah awal yang mudah untuk memulainya.
~ The Leader Knight Arguza.
Seluruh dunia berguncang hebat, kekuatan antara cahaya dan kegelapan yang harusnya bersisihan, malah beradu-padu.
" Tunduk hormat kami, salam pada Queen Variella, pewaris darah murni dari Klan Shoecha..."
" Tunduk hormat kami, salam pada Queen Variella, pewaris darah murni dari Klan Shoecha..."
" Tunduk hormat kami, salam pada Queen Variella, pewaris darah murni dari Klan Shoecha..."
Mereka semua,
" Tunduk hormat kami, salam pada Queen Variella, pewaris darah murni dari Klan Shoecha..."
Arguza...
" Aku, penguasa tunggal seluruh Negri yang kalian pimpin, dan yang dipimpin oleh orang-orang yang sekarang berani memberontak sekalipun, the Queen of Shoecha. Aku izinkan kalian semua menggunakan seluruh kekuatan kalian dengan penuh atas tanggunganku, hancurkan Lord sombong itu," perintahya dengan masih beradu kekuatan dengan kegelapan.
" Queeeeeennnn... Tapi,"
" Terima kasih atas kepedulianmu, Arguza... Tapi ini, adalah perintah. Jangan buat aku juga memerangimu," jawab perempuan itu datar, membuat Arguza hanya diam, tak lagi menjawab.
Wajahnya nampak khawatir, kenapa?
" Omong kosong, Queen... Kau tidak akan bisa mengalahkanku dengan kekuatan itu..." Terka Sang Jiwa Kegelapan.
Namun, sepersekian detik kemudian, cahaya-cahaya dengan banyak warna keluar dari tubuh para orang bersayap, Knight... Dan pemimpin-pemimpin seluruh klan yang hadir.
Juga Sang Queen, Lord Izac hanya menampik sebisanya, yang pasti, sorotan matanya berkata ia tak akan kembali mati, setelah baru saja bangkit.
" Ets, ah..." Perempuan itu tiba-tiba jatuh melemah,
" Lanjutkan, tanpaku," lanjutnya memerintah.
" Aku, Arguza, the Leader of Knight, mengambil alih atas perintah dan izin penyerangan dari Queen Variella, segel Lord Izac dan Sang Jiwa Kegelapan, juga para sekutu biadabnya, pada dimensi terbawah dari seluruh dunia~"
" Arguza!? Kau!?" Teriak Queen Variella.
" Ah," dia benar-benar sangat lemah.
" Maafkan aku, Queen, aku tidak akan pernah membiarkanmu ikut binasa dengan makhluk biadab itu. Kadang, kita perlu sedikit melangkah mundur, supaya dapat melompat lebih jauh dari yang bisa kita fikirkan," jelas Arguza tegas, lalu mereka semua membentuk sebuah formasi mengelilingi Lord Izac. Menggempurnya tanpa ampun.
" Arguza, kau..." Gumam perempuan itu lirih. Air mata jelas menetes dari sudut kedua matanya.
" Bodoh! Tunggu saja pembalasanku kedepannya, aku pasti akan kembali bangkit, dan memberi tau kalian semua, bahwa keputusan yang kalian ambil dengan meremehkanku, adalah sebuah kesalahan besar!!!" Teriaknya.
Erangan, suara pilu yang menyakitkan, semua terdengar seperti alunan sinfoni hitam yang benar-benar tak pernah ku harapkan. Mereka terus berteriak tak menentu.
" Dan, terima kasih, paduka Arguza, the Leader of Knight, yang telah sangat bermurah hati membiarkanku mematangkan kekuatanku, sebelum membinasakan Queenmu kelak!!" Lanjutnya sarat akan penderitaan, tapi masih sempat mengatakannya dengan rasa angkuh yang besar, sebelum akhirnya, dia menghilang entah kemana, bersama seluruh kegelapan Typherus yang naif. Di gantikan dengan sebuah batu pasang menjulang, di atas simbol batu bintang Shoecha yang menawan.
Semoga saja keputusanku tidak salah, Queen... Aku tidak akan pernah membiarkanmu tergores sedikitpun, sekarang, atau nanti. Cahaya adalah simbol kemenangan, lihatlah bagaimana dia masih terlalu angkuh...
Semuanya, telah berakhirkah? Perempuan itu berdiri, dia berjalan terhuyung ke arah kami.
" Queen," Arguza menyusul, memapahnya.
" Aku tidak papa," jawabnya. Dia duduk bersimpuh di hadapan Kak Al, menangis.
Menaruh kepala Kak Al di atas pangkuannya.
" Aliparaphus, tidak akan ku biarkan, Kak Al..."
Queen Variella Bluetania Albaroza, tidak mungkin! Kenapa, kenapa dia... Sangat mirip denganku? Wajahnya?...
" Maafkan ketidak mampuanku mendidik Lord Izac, Queen," Terka seorang pria dengan aura mengerikan, menundukkan diri, memberi penghormatan dengan rasa sesal, menatap ke arah Kak Al. Semua penguasa Negri dan pemimpin tiap klan mendekat, juga para Knight yang lain.
" Tidak, Lord Faizal Licia Albikairi, keangkuhan dan keserakahan, semua itu adalah tabiat alami seseorang, tinggal bagaimana kita akan memanfaatkannya, semua ini bukan salahmu," jawabnya tanpa menoleh ke manapun.
" Kak Alberta, Jika aku memiliki waktu yang panjang untuk hidup tanpamu, maka aku juga akan menghabiskan seluruh hidupku untuk merindukanmu. Tapi, jika memang waktu tak memberiku ijin untuk terus merindukanmu, maka percayalah, aku juga akan terus mencintaimu," ucapnya lirih.
" Dengan seluruh kekuatan yang masih ku miliki sebagai Putri Cahaya, dan mate dari Prince Teriovalefi, sang putra dari Dewa Hujan, Alberta Haygo Arfakas~"
Mate?...
" Queen..." sambung Arguza.
" Arguza, ini adalah pilihanku, aku berhak untuk mempertahankan semua orang yang ingin ku pertahankan, terima kasih atas perhatianmu," terka Queen Variella me-mind link Arguza.
" Saya akan berusaha menghargai keputusan anda, Queen... Semoga anda baik-baik saja." Jawab Arguza pasrah. Lalu pembicaraan mereka pun terputus dengan sendirinya.
" Bangunlah, dengan tebusan yang telah ku berlakukan untukmu,"
Cahaya yang sangat-sangat terang, lagi-lagi memenuhi sekitar.
Membuat semua orang terbenam dalam silau, begitu juga denganku. Tak nampak jelas ada apa di sekitar kami semua. Yang ku tau, peperangan ini mungkin sudah berakhir, dengan ending yang kurang bahagia.
Aku memegang pelipisku, rasanya sangat pusing, tubuhku lunglai seperti kehilangan keseimbangannya.
" Tes..." Ah, darah, aku mengusap hidungku, sebelum kemudian semuanya kembali terasa kabur, dan menghitam, gelap...
" Dengan atas nama keadilan dan rasa cinta, aku, Queen dari seluruh penguasa dunia, menetralkan Typerus dengan batas 100 hari perjalanan kaki Klan Werewolf dari titik pusat kerajaan ke segala arah mata angin.
" Di mulai dari berakhirnya perang ini, Typherus adalah simbol dari kegelapan, kekelaman, egoisme, ambisi, dan keangkuhan.
" Tempat yang tak akan pernah ku izinkan cahaya menerobosnya sedikitpun, tempat para penghianat seluruh Klan akan dibuang, dan juga merupakan tempat jiwa-jiwa yang tak memiliki tempat untuk ku bebaskan bermukim.
" Tempat yang tidak pantas untuk di masuki kecuali hanya oleh makhluk-makhluk keji, tak akan ada satu pun kebaikan yang menemaninya, dan tak akan ku biarkan satu pun keburukan bisa keluar bebas dari tempat ini.
" Typherus adalah penjara bagi mereka semua yang tak termaafkan, penjara bagi orang-orang yang tak pernah suka dengan rasa damai, dan keselarasan.
" Tak akan pernah ku biarkan satu pun hal di dalamnya enak untuk didengar, dan indah untuk dipandang, kecuali bintang enam sudut yang merupakan simbol dari Shoecha, yang pada tiap padang bulan akan mengeluarkan syair indah tentang kecintaanku.
" Ini adalah hukuman dari alam, yang akan selamanya ada atas kesalahan Lord Izac yang berani-beraninya menentang hukum untuk mengemis perjanjian darah pada Sang Jiwa Kegelapan sekenanya, berkhianat, dan makar.
" Aku telah memberikan ijin untuk kalian, kembalilah pada Negri kalian masing-masing, lupakan semua ini, dan terima kasih, atas segala bantuannya."
Suara lantang terdengar seiring cahaya itu mulai menghilang, pudar dengan sendirinya. Itu adalah suara Queen Variella. Dia telah mengutuk Typherus.
" Est... Ah..." Pria itu terbangun, berusaha untuk duduk.
" Prince," sapa seorang.
Pria itu menundukkan pandangannya. Di pangkuannya, seorang perempuan cantik dengan hanfu merah kecoklatan dan surai panjang berwarna biru muda tengah terpejam. terlihat sangat menenangkan dan damai.
Dia menciumnya penuh dengan rindu dan kelegaan yang meluap-luap.
" Princess, hay, bangunlah... Apa yang terjadi denganmu?..." Ucapnya lirih, seakan ada firasat buruk yang tengah terjadi dengan mate-nya.
" Maaf Prince, saya lalai dalam menjalankan tugas," jawab Arguza, menundukkan badannya, diikuti oleh para Knight yang lain.
" Apa maksudmu?" Tanya Prince Alberta.
" Jiwa Shoecha telah menguasai Princess Variella tanpa kendali, tubuhnya tidak mampu menampung kekuatan Shoecha itu, tapi mate anda tetap bersikeras menggunakan seluruh kemampuannya untuk mengalahkan Sang Jiwa Kegelapan~"
" Dan menawarkan racun Aliparaphus dari tubuhku," sambung Prince Alberta dengan mata berkaca-kaca.
Para Knight memberikan penghormatan terakhir sebelum mereka bertujuh lebur bersama gelombang angin. Mereka juga hanya tinggal sebuah jiwa yang sangat lemah.
" Al," seorang lelaki dengan pakaian resmi berwarna coklat dengan paduan merah, dan surai coklat lekat mengepakkan sayapnya turun melewati rerimbunan pohon hutan.
Berjalan pelan penuh wibawa ke arah Prince Alberta yang terlihat tengah meratapi sesuatu. Matanya berkaca-kaca, dia sudah dapat membaca, apa yang tengah terjadi.
" Al jelek!!! Aku sangat tidak sabar melihatmu menjadi tua bangka, lalu mati!" Teriakan itu masih terus terngiang dalam ingatan Prince Arthur. Kata-kata yang selalu keluar dari mulut kecil Variella saat sedang jengkel dan marah pada Alberta. Itu seakan baru saja terjadi kemarin, keceriaan adiknya, Princess Variella, yang selalu saja mengundang kebahagiaan seluruh Kerajaan.
Tapi kenyataan yang ia hadapi sekarang sangatlah lain.
" Kakak tau kau sangat menyayangi Al bodohmu itu Var," gumam Prince Arthur lemah.
Sekembalinya mereka dari Typherus, tempat itu berubah. Bunga-bunga mati. Sungai kembali menghitam. Tanaman-tanaman dan pohon-pohon rindang menutupi jalannya cahaya matahari. Lebih menyedihkan ketimbang keadaan Typherus sebelumnya.
Benar-benar simbol nyata dari kegelapan yang sesungguhnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments