Ch 4- Bad Mood

VARIELLA

Sudah satu minggu, itu berarti juga bertepatan dengan hari pertama aku bertemu dengannya. Hhhh... Si bodoh Alberta itu...

" Hay, El, kau sedang apa?" Tanya Falisya yang baru saja datang, duduk di sebelahku. Aku menoleh, mengerutkan dahi, kemudian tangannya meraih buku yang sedang ku bawa, membaliknya.

" Sepertinya Tuan Harry akan sangat lebih suka jika kau membacanya dengan posisi yang baik," aku hanya menampakkan wajah dengan ekspresi datar.

" Banyak sekali yang harus ku fikirkan akhir-akhir ini, dan semua itu melelahkan, okey?" Kataku.

" Fine, bisa kau ceritakan sekarang, apa yang sudah membuatmu berubah menjadi makhluk dingin mengerikan sepagi ini?" Tanyanya memosisikan diri lebih dekat. Aku menutup bukuku, lalu menarik nafas panjang,

" Teng! Teng! Teng! Teng!..." Lonceng itu berbunyi keras dari puncak gedung sekolah sisi kiri, bebarengan dengan suara ricuh dan langkah-langkah besar para siswa memasuki kelas.

" Mungkin kapan-kapan," jawabku singkat.

"Oh, ayolah..." Bujuknya. Tapi tak lama kemudian guru kami memasuki ruang kelas. Membuat semua orang terdiam, termasuk Falisya.

" Okey, lain waktu," lanjutnya membenarkan posisi ke arah papan tulis. Tuan Holwis mengedarkan tatapannya ke segala penjuru kelas. Dia adalah guru Fisika yang otoriter. Ya, setidaknya, begitulah yang di ucapkan oleh para siswa, banyak dari kontrak belajarnya yang cukup menyiksa.

Yang pasti selain aku, karna aku adalah salah satu murid teladan yang berprestasi, jadi, dia sangat menyayangiku.

Tuan Holwis sendiri juga terkenal sangat disiplin dengan berbagai penghargaan di bidang pemecatan beberapa siswa selama bertahun-tahun. Sangat mengerikan. Jadi saranku, jangan pernah bermain-main.

" Nona Aesyel Variella Quenner,"

" Eh, e, hadir," aku terkejut, mengangkat tangan kananku secara refleks karna Falisya menyenggol lenganku. Aku sadar bahwa sekarang seisi kelas ini sedang menatapku, heh, mata-mata itu benar-benar membuatku sangat-sangat risih.

" Nona Variella," Tuan Holwis membenarkan letak kaca matanya.

" Ku harap jangan lagi melamun sepagi ini, kau tau? Tetanggaku Hellen juga melamun pagi-pagi sepertimu, dan dia mati karna terus saja berdiri di tengah jalur kereta," seisi kelas menertawakanku, huh, persetan. Apa sekolah memang akan selamanya semembosankan ini?

Falisya kembali menoleh ke arahku,

" Dia tidak sedang mengecek kehadiran kita," aku mengernyitkan dahi, meluruskan pandanganku kepada Tuan Holwis. Oh ya, dia sedang membagikan ulangannya minggu lalu.

Akhirnya aku bangkit dan berjalan maju dengan perasaan malasku bersekolah seperti biasanya.

" Bukkk!..." Aku terjatuh. Semua orang tengah menertawakan kebodohanku sekarang.

" Au... Sakiiiit, jangan pernah melamun sepagi ini, nona El..."

Nadanya sangat menjijikkan, rasanya aku benar-benar ingin menggigit kaki jelek yang sudah menjatuhkanku itu. Tapi aku membatalkannya. Aku kembali berdiri, berjalan mendekati Tuan Holwis, menerima kertas ulangan yang ia angsurkan kepadaku.

" Sepertinya kau sedang bermasalah akhir-akhir ini, Nona Variella, datanglah ke ruanganku jika ada sesuatu yang ingin kau bagi denganku," katanya lembut, dia menatapku lekat, lekat sekali, seperti yang ia lakukan biasanya.

Dan, di balik tatapan tajam itu seperti ada sebuah pengharapan yang besar. Sesuatu yang mungkin tak akan pernah di sadari oleh orang-orang, tapi aku dapat menyadarinya. Sisi lemah lembut dari sosok piawai yang terlihat tegas dan kompeten. Aku bisa merasakannya.

" Aku tidak papa," jawabku berbalik menuju meja,

ya... Tidak ada satu siswapun yang mendapatkan perhatian khusus dari master killer ini. Mungkin, bisa di bilang, aku cukup beruntung.

" El," Tanya Falisya dengan tatapan yang memuakkan.

" Aku hanya kurang fokus," jawabku. Falisya melihat isi kertas ulanganku. Empat. Itu adalah nilai terburuk sepanjang diriku duduk di bangku sekolah.

Selama pelajaran aku terus diam dalam lamunan. Aku teringat mimpi-mimpiku, dan juga, kejadian-kejadian aneh yang selalu mengikutinya.

🌀🌀🌀

Kami berjalan menuju kantin sekolah. Mengambil jatah makan siang yang biasanya akan membosankan. Itu yang selalu kami dapatkan sebagai kelas junior. Sesuatu yang selalu penuh dengan serat yang sulit untuk dicerna oleh pencernaan.

Aku duduk bersebelahan dengan Falisya. Tempat duduk di ruang makan ini pun juga dibagi, antara area bagi siswa junior, yaitu kelas satu dan kelas dua, dan area bagi siswa senior, yaitu kelas tiga dan kelas empat.

Aku tidak tau mereka mendapat ide seperti itu dari mana. Bahkan jika aku dimintai pendapat tentang sekolah ini, menurutku gedung sekolah ini sudah saatnya untuk dipugar. Atau dialih fungsikan menjadi museum dan ditutup. Bukannya terus berstatus sekolahan dengan meninggalkan kesan horor dan misterius.

Bangunan ini lebih terlihat seperti Kastil Drakula reot atau mungkin sampah lebih tepatnya, di antara ratusan bangunan modern lainnya. Dominan warna coklat keemasan menyedihkan dan kesan mistis yang bahkan membuatku memandangnya saja malas.

Aku sampai heran kenapa bangunan busuk seperti ini masih memiliki banyak peminat, seperti kedua orang tuaku, atau Aleta. Membingungkan.

" El,"

" Hem," aku mengangkat kepalaku ke arah Falisya, mulutku masih penuh berisi mie. Dia hanya menatapku, tapi aku tau apa arti dari tatapan mata itu. Aku buru-buru menelan makan siangku. Lalu menegak sedikit limunku yang sudah tidak terlalu dingin.

" Berhenti dengan tatapanmu yang sangat tidak mutu itu, okey," pintaku.

" Tolong mulailah ceritamu, aku bahkan tak pernah tau kau sungguh bisa menciptakan nilai di bawah tujuh seumur hidupmu di sekolah," jawabnya terkejut. Dia memang sangat mengerti kapan aku sedang tidak mood. Ada sedikit kesan khawatir dari nada bicaranya

" Aku tau, kau tau aku tidak sebodoh itu kan Fal," kataku. Falisya mulai jengah.

" Hufff... Jadi begini Fal, aku, aneh," terkaku dengan nada lesu.

" Yeach, memang, kau baru menyadarinya?" responnya. Hm... Aku tersinggung. Tadi dia yang berusaha membuatku untuk bercerita, dan sekarang, dia sepertinya hanya menganggap omonganku adalah lolucon bodoh.

" Aku aneh, kau tau?" Ulangku, berdiri, mengangkat ke dua tanganku setinggi pinggang.

" El, apa yang kau maksud, ayolah... Aku tidak mengerti, sedikit pelankan suaramu jika tidak ingin menjadi pusat perhatian di sini," jawabnya, aku mendengus dan kembali duduk.

" Aku akan memperlihatkan sesuatu kepadamu," kata ku. Geram dengan responnya.

Aku memang tidak pernah mencobanya secara sengaja, tapi sepertinya, aku memang bisa sedikit mengendalikannya secara sadar.

" Yeach, okey," beonya tak yakin, mencoba percaya.

" Perhatikan, tapi jangan berteriak atau mengeluarkan suara apapun," aku terdiam.

" Apa?" Tanyanya penasaran karna tak kunjung terjadi apa-apa.

" Kau harus berjanji, kawan," kataku menatapnya.

" Okey, aku berjanji.." jawabnya, aku tersenyum.

Ini bukanlah sesuatu yang pantas untuk di jadikan alat bermain-main, aku sepenuhnya tau tentang hal itu. Tapi Falisya penasaran.

Aku takut kehidupanku setelah ini akan menjadi sekacau kehidupan Harry Potter dalam buku yang sering ku baca itu.

Episodes
1 Ch 1- Surat?
2 Ch 2- MATE
3 Ch 3- Permulaan
4 Ch 4- Bad Mood
5 Ch 5- Kekuatan dan Kenangan
6 Ch 6- Princess Variella
7 Ch 7- Gelisah
8 Ch 8- Nervous
9 Ch 9- Sepulang Sekolah
10 Ch 10- Pertempuaran?
11 Ch 11- Dia, Princess Variella
12 Ch 12- Queen of Shoecha
13 Ch 13- Menang dan Kalah
14 Ch 14- Kepulangan Aleta
15 Ch 15- Zere Aradika
16 Ch 16- Salam Pertemuan
17 Ch 17- Anasita Amber
18 Ch 18- Makan Siang
19 Ch 19- Atsannia Alicia
20 Ch 20- Lord Faizal Licia
21 Ch 21- Berdua
22 Ch 22- Typherus
23 Ch 23- Pertanda
24 Ch 24- Penyusup Tak Terduga
25 Ch 25- Informasi
26 Ch 26- Bayak Fikiran
27 Ch 27- UKS
28 Ch 28- Bunga Tidur?
29 Ch 29- Gagal Faham
30 Ch 30- Serangan Tiba-Tiba
31 -
32 Ch 31- Pelarian
33 Ch 32- Tidak Berdaya
34 Ch 33- Sekedar Delusi, Atau?...
35 Ch 34- Wanita Asing
36 Ch 35- Sumpah Topeng Iblis
37 Ch 36- Luka Pertarungan
38 Ch 37- the Leader Arguza
39 Ch 38- Paviliun Tenggara
40 Ch 39- Kolam Pemandian Air Panas
41 Ch 40- Kolam Pemandian Air Panas ( Bagian Kedua )
42 Ch 41- Kencankah?
43 Ch 42- Pesta?
44 Ch 43- Kunjungan
45 Ch 44- Dijemput?
46 Ch 45- Makan Malam
47 Ch 46- Pulang
48 Ch 47- Seklebat Tentang Masa Itu
49 Ch 48- Seklebat Tentang Masa Itu ( Bagian Kedua )
50 Ch 49- Perintah Misterius
51 Ch 50- Benang Merah?
52 Ch 51- Petunjuk Baru
53 Ch 52- Canda
54 Ch 53- Roof Top
55 Ch 54- Teriovalefi
56 Ch 55- Dewa Kayu Sitte
57 Ch 56- Sumpah Pertama Knight ke-Empat
58 Ch 57- Kenyataan
59 Ch 58- Cerita Tentang Masa Lalu
60 Ch 59- Cerita Tentang Masa Lalu ( Bagian Kedua )
61 Ch 60- Yang Terjadi Sekarang
62 Ch 61- Kuburan Kuno
63 Ch 62- Putri Hygieia
64 Ch 63. Gambaran Tentang Waktu Itu
Episodes

Updated 64 Episodes

1
Ch 1- Surat?
2
Ch 2- MATE
3
Ch 3- Permulaan
4
Ch 4- Bad Mood
5
Ch 5- Kekuatan dan Kenangan
6
Ch 6- Princess Variella
7
Ch 7- Gelisah
8
Ch 8- Nervous
9
Ch 9- Sepulang Sekolah
10
Ch 10- Pertempuaran?
11
Ch 11- Dia, Princess Variella
12
Ch 12- Queen of Shoecha
13
Ch 13- Menang dan Kalah
14
Ch 14- Kepulangan Aleta
15
Ch 15- Zere Aradika
16
Ch 16- Salam Pertemuan
17
Ch 17- Anasita Amber
18
Ch 18- Makan Siang
19
Ch 19- Atsannia Alicia
20
Ch 20- Lord Faizal Licia
21
Ch 21- Berdua
22
Ch 22- Typherus
23
Ch 23- Pertanda
24
Ch 24- Penyusup Tak Terduga
25
Ch 25- Informasi
26
Ch 26- Bayak Fikiran
27
Ch 27- UKS
28
Ch 28- Bunga Tidur?
29
Ch 29- Gagal Faham
30
Ch 30- Serangan Tiba-Tiba
31
-
32
Ch 31- Pelarian
33
Ch 32- Tidak Berdaya
34
Ch 33- Sekedar Delusi, Atau?...
35
Ch 34- Wanita Asing
36
Ch 35- Sumpah Topeng Iblis
37
Ch 36- Luka Pertarungan
38
Ch 37- the Leader Arguza
39
Ch 38- Paviliun Tenggara
40
Ch 39- Kolam Pemandian Air Panas
41
Ch 40- Kolam Pemandian Air Panas ( Bagian Kedua )
42
Ch 41- Kencankah?
43
Ch 42- Pesta?
44
Ch 43- Kunjungan
45
Ch 44- Dijemput?
46
Ch 45- Makan Malam
47
Ch 46- Pulang
48
Ch 47- Seklebat Tentang Masa Itu
49
Ch 48- Seklebat Tentang Masa Itu ( Bagian Kedua )
50
Ch 49- Perintah Misterius
51
Ch 50- Benang Merah?
52
Ch 51- Petunjuk Baru
53
Ch 52- Canda
54
Ch 53- Roof Top
55
Ch 54- Teriovalefi
56
Ch 55- Dewa Kayu Sitte
57
Ch 56- Sumpah Pertama Knight ke-Empat
58
Ch 57- Kenyataan
59
Ch 58- Cerita Tentang Masa Lalu
60
Ch 59- Cerita Tentang Masa Lalu ( Bagian Kedua )
61
Ch 60- Yang Terjadi Sekarang
62
Ch 61- Kuburan Kuno
63
Ch 62- Putri Hygieia
64
Ch 63. Gambaran Tentang Waktu Itu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!