Ch 2- MATE

" Aku bahkan baru tau, bahwa dibalik otak jeniusmu itu, ternyata tersimpan kebodohan juga. DIA MENYUKAIMU! KAU DENGAR? DIA MENYUKAIMU, AESYEL VARIELLA QUENNER!..."

Tanpa ku sadari aku tersenyum mengingat perkataan Falisya beberapa waktu yang lalu.

" Bodoh," gumamku, akhirnya aku kemari juga. Setelah ku timang-timang memang tidak ada salahnya, toh, aku juga sangat penasaran, apa yang sebenarnya Alberta itu inginkan dariku.

Aku berhenti ketika melihat seorang laki-laki yang memiliki ciri-ciri seperti yang disebutkan Falisya tadi, dia, tiga meter di depanku. Pria bertubuh tinggi dengan rambut kecoklatan, berdiri santai dengan setengah bersandar pada sebuah pohon akasia, membelakangiku.

" Alberta," panggilku lirih hampir tak mengeluarkan suara, takut salah, tapi ternyata sukses membuat pria itu menoleh. Dia menatapku dalam. Manik mata hitam kelam itu, terlihat seperti malam yang kesepian. Tapi, terasa begitu hangat...

Jantungku entah mengapa terus berdebar keras tanpa komando. Ini seperti... Aku mengangkat tanganku, mengelus bagian dadaku yang tiba-tiba saja terasa sesak.

ALBERTA

Aku menoleh ketika sebuah suara yang terdengar ringan seperti kapas memanggilku lirih. Suara yang benar-benar aku ingat siapa pemiliknya meski telah lama sekali sejak terakhir kali aku mendengarnya mengucapkan kata " selamat tidur, Kakak," kala itu.

Dan, yang ku dapati sekarang adalah, seorang perempuan bersurai hitam panjang yang sengaja di ikat ke belakang, dengan tatapan acuh dan kesan peduli secara bersamaan. Iris mata coklat yang umum itu...

Lebih tepatnya, satu hal yang membuatku yakin meskipun dia berbeda, yaitu, wangi laut dan angin basah musim gugur yang menenangkan darinya. Lemah, tapi berhasil membangkitkan indra penciumanku yang sangat baik.

Dan, hal yang membuatku tercekat untuk sesaat, di puncak kepalanya, di sana terdapat sebuah cahaya berwarna biru terang yang auranya tidak begitu pekat. Segel itu benar-benar nyata. Tidak salah lagi.

Aku melangkah maju mendekatinya. Tatapannya masih terkunci dalam tatapanku. Tidak ada pergerakan cukup berarti dari gadis itu. Dan, aku memeluknya, menumpahkan segala kerinduan yang selama ini telah berhasil mengoyak dalam jiwaku.

Flash back on.

Typherus, merupakan kawasan di bawah naungan Lord Faizal Licia Albikairi, Kerajaan Havricaslia, Negri Bawah.

Dan sekarang, tepat di bawah cahaya bulan purnama pertama tahun ini, suara erangan-erangan menyayat menguar ke udara.

Mengabarkan setiap kematian dengan bau anyir yang lekat dalam penciuman. Tak ada lagi kata ampun. Yang ada hanyalah HIDUP, atau MATI.

Aku menggertakkan rahangku, menatap nyalang pada segerombol makhluk-makhluk keji yang menjijikkan itu.

Aku muak dengan pertempuran " najis" ini. Sampai kapanpun, para makhluk Negri Bawah memanglah seperti itu di mata kami para keturunan Dewa Dewi Negri Atas, dan para Knight penjaga keseimbangan seluruh dunia.

Baru kali ini aku terlihat lebih berambisi untuk menang, dari pada bersemangat untuk melindungi keseimbangan dunia.

Ya, semua ini ku lakukan deminya. Demi orang yang sekarang mungkin sedang dalam keadaan tidak baik-baik saja di dalam sana.

Aku terus bergerak untuk memukul maju. mendobrak pertahanan lawan di dalam kandang mereka sendiri.

Mungkin, jika para makhluk Negri Atas sedang melihatku sekarang, mereka pasti akan meragukan bahwa aku adalah putra dari Dewa Hujan, Prince Alberta Haygo Arfakas.

Bahkan sekarang, mungkin aku bisa di katakan lebih mirip seorang Demon dari pada putra seorang Dewa yang bermartabat di lihat dari caraku membinasakan makhluk-makhluk konyol itu dengan membabi buta dan brutal.

Yah, sebenarnya hidupku sangatlah simple. " LAWAN" atau " KAWAN". Aku akan melindungi, atau mencabut kehidupan mereka meski dengan nyawaku.

" Ha ha ha... Salam hormatku pada Prince Teriovalefi, Alberta Haygo Arfakas. Maaf, tapi sepertinya anda telah salah memilih cara untuk mati, paduka. Tapi tidak papa, baiklah, anda hanya perlu sedikit menahannya. Karna rasanya akan sangat sakit,"

Dia menundukkan badannya sebentar, lalu menatapku dengan tatapan mengintimidasi. Cih! Kau pikir aku adalah rusa yang sedang berhadapan dengan harimau lapar tidak tau diri?

"Persetan!"

" Kata-katamu benar-benar telah sukses membangkitkan nafsuku untuk mencabik-cabik daging busuk di hadapanku ini, lalu mencopot kepalanya dengan bengis agar lepas dari tubuh rongsokanmu itu, Lord Izac Manifarius Liata," ucapku datar, namun sarat akan amarah.

" Oh, sungguh, aku baru tau, bahwa ternyata cerita tentang Prince Teriovalefi yang bermartabat, terhormat, baik hati, dan berbudi luhur, serta ramah tamah kepada siapapun itu hanyalah omong kosong belaka.

" Nyatanya, dia sama beringasnya seperti kami. Makhluk Negri Bawah yang tercela. Dan juga tidak memiliki tata krama untuk menghormati tuan rumah saat bertamu." Katanya masih dengan sopan, namun terlihat memuakkan.

" Ya, aku seperti yang kau sebutkan di atas memanglah hanya omong kosong belaka, jika itu harus berhadapan dengan orang-orang yang telah melukai MATE-ku!"

Bibirku bergetar ketika aku menyebut kata " mate" dengan lantang. Darahku mengalir cepat, dadaku-pun bergemuruh kencang.

" Aku tidak melukainya, Prince... Aku hanya ingin membantunya agar bisa tidur dengan tenang tanpa harus memikirkan kembali betapa semrawutnya hubungan antar dunia ini,"

"Cih," aku berdecak tak sabar, marah. Seper sekian detik kemudian, aku berlari maju untuk menyerang. Begitu pula dengannya. Aku sudah tidak lagi peduli dengan apapun.

Aku sudah tidak tahu menau tentang keadaan di sekitarku, atau bahkan keadaan prajurit-prajurit Teriovalefi yang berada di bawah kuasa perintahku. Aku kalap. Penuh dengan amarah dan ambisi.

Yangku tau saat ini adalah, bahwa mateku sedang dalam bahaya, dan orang-orang di hadapanku ini adalah orang-orang yang sangat harus bertanggung jawab atasnya.

Flash back off.

" Aku merindukanmu, mine..." Ucapku lemah, dia tidak berubah, hanya saja, hazel biru itu sudah tidak ada, begitupun dengan surai biru laut senada yang dulu sangat ku sukai.

Tapi semua itu bukan lagi menjadi masalah, selagi dia masihlah Variella yang telah di takdirkan menjadi mateku. Variella yang selalu menyita fokus fikiran dan perasaanku dalam menghadapi sesuatu.

Variella yang telah berhasil membuatku jatuh begitu dalam. Variella yang telah berhasil membuatku hancur menjadi berkeping-keping akhir-akhir ini. Dan Variella, yang selalu bisa membuatku merasa hidup, sekalipun itu di dalam rasa kematian.

Bahagia.

Aku tak merasakan gejolak apapun dari dalam dirinya, tapi aku juga tidak merasakan penolakan, meskipun dia sempat terkejut, dan tak kunjung membalas pelukanku.

Variella, aku datang, sekarang aku di sini, untuk membawamu kembali.

Kembali ke tempat kita seharusnya bisa bersama dengan bahagia. Kembali ke tempat di mana seharusnya kau berada. Kembali ke rumah yang di sana semua orang menunggumu selama sekian lamanya.

Tanpa kusadari, ternyata beginilah perasaan kecilku terhadapnya selama ini. Aku, yang amat sangat peduli kepadanya, hingga untuk melepaskan pelukan ini saja rasanya aku tak rela.

Episodes
1 Ch 1- Surat?
2 Ch 2- MATE
3 Ch 3- Permulaan
4 Ch 4- Bad Mood
5 Ch 5- Kekuatan dan Kenangan
6 Ch 6- Princess Variella
7 Ch 7- Gelisah
8 Ch 8- Nervous
9 Ch 9- Sepulang Sekolah
10 Ch 10- Pertempuaran?
11 Ch 11- Dia, Princess Variella
12 Ch 12- Queen of Shoecha
13 Ch 13- Menang dan Kalah
14 Ch 14- Kepulangan Aleta
15 Ch 15- Zere Aradika
16 Ch 16- Salam Pertemuan
17 Ch 17- Anasita Amber
18 Ch 18- Makan Siang
19 Ch 19- Atsannia Alicia
20 Ch 20- Lord Faizal Licia
21 Ch 21- Berdua
22 Ch 22- Typherus
23 Ch 23- Pertanda
24 Ch 24- Penyusup Tak Terduga
25 Ch 25- Informasi
26 Ch 26- Bayak Fikiran
27 Ch 27- UKS
28 Ch 28- Bunga Tidur?
29 Ch 29- Gagal Faham
30 Ch 30- Serangan Tiba-Tiba
31 -
32 Ch 31- Pelarian
33 Ch 32- Tidak Berdaya
34 Ch 33- Sekedar Delusi, Atau?...
35 Ch 34- Wanita Asing
36 Ch 35- Sumpah Topeng Iblis
37 Ch 36- Luka Pertarungan
38 Ch 37- the Leader Arguza
39 Ch 38- Paviliun Tenggara
40 Ch 39- Kolam Pemandian Air Panas
41 Ch 40- Kolam Pemandian Air Panas ( Bagian Kedua )
42 Ch 41- Kencankah?
43 Ch 42- Pesta?
44 Ch 43- Kunjungan
45 Ch 44- Dijemput?
46 Ch 45- Makan Malam
47 Ch 46- Pulang
48 Ch 47- Seklebat Tentang Masa Itu
49 Ch 48- Seklebat Tentang Masa Itu ( Bagian Kedua )
50 Ch 49- Perintah Misterius
51 Ch 50- Benang Merah?
52 Ch 51- Petunjuk Baru
53 Ch 52- Canda
54 Ch 53- Roof Top
55 Ch 54- Teriovalefi
56 Ch 55- Dewa Kayu Sitte
57 Ch 56- Sumpah Pertama Knight ke-Empat
58 Ch 57- Kenyataan
59 Ch 58- Cerita Tentang Masa Lalu
60 Ch 59- Cerita Tentang Masa Lalu ( Bagian Kedua )
61 Ch 60- Yang Terjadi Sekarang
62 Ch 61- Kuburan Kuno
63 Ch 62- Putri Hygieia
64 Ch 63. Gambaran Tentang Waktu Itu
Episodes

Updated 64 Episodes

1
Ch 1- Surat?
2
Ch 2- MATE
3
Ch 3- Permulaan
4
Ch 4- Bad Mood
5
Ch 5- Kekuatan dan Kenangan
6
Ch 6- Princess Variella
7
Ch 7- Gelisah
8
Ch 8- Nervous
9
Ch 9- Sepulang Sekolah
10
Ch 10- Pertempuaran?
11
Ch 11- Dia, Princess Variella
12
Ch 12- Queen of Shoecha
13
Ch 13- Menang dan Kalah
14
Ch 14- Kepulangan Aleta
15
Ch 15- Zere Aradika
16
Ch 16- Salam Pertemuan
17
Ch 17- Anasita Amber
18
Ch 18- Makan Siang
19
Ch 19- Atsannia Alicia
20
Ch 20- Lord Faizal Licia
21
Ch 21- Berdua
22
Ch 22- Typherus
23
Ch 23- Pertanda
24
Ch 24- Penyusup Tak Terduga
25
Ch 25- Informasi
26
Ch 26- Bayak Fikiran
27
Ch 27- UKS
28
Ch 28- Bunga Tidur?
29
Ch 29- Gagal Faham
30
Ch 30- Serangan Tiba-Tiba
31
-
32
Ch 31- Pelarian
33
Ch 32- Tidak Berdaya
34
Ch 33- Sekedar Delusi, Atau?...
35
Ch 34- Wanita Asing
36
Ch 35- Sumpah Topeng Iblis
37
Ch 36- Luka Pertarungan
38
Ch 37- the Leader Arguza
39
Ch 38- Paviliun Tenggara
40
Ch 39- Kolam Pemandian Air Panas
41
Ch 40- Kolam Pemandian Air Panas ( Bagian Kedua )
42
Ch 41- Kencankah?
43
Ch 42- Pesta?
44
Ch 43- Kunjungan
45
Ch 44- Dijemput?
46
Ch 45- Makan Malam
47
Ch 46- Pulang
48
Ch 47- Seklebat Tentang Masa Itu
49
Ch 48- Seklebat Tentang Masa Itu ( Bagian Kedua )
50
Ch 49- Perintah Misterius
51
Ch 50- Benang Merah?
52
Ch 51- Petunjuk Baru
53
Ch 52- Canda
54
Ch 53- Roof Top
55
Ch 54- Teriovalefi
56
Ch 55- Dewa Kayu Sitte
57
Ch 56- Sumpah Pertama Knight ke-Empat
58
Ch 57- Kenyataan
59
Ch 58- Cerita Tentang Masa Lalu
60
Ch 59- Cerita Tentang Masa Lalu ( Bagian Kedua )
61
Ch 60- Yang Terjadi Sekarang
62
Ch 61- Kuburan Kuno
63
Ch 62- Putri Hygieia
64
Ch 63. Gambaran Tentang Waktu Itu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!