...Bonus ilustrasi...
...________...
-Alice
- Liana
- Alexander
...___________...
Ketika anak lelaki itu pergi entah kenapa seisi akademi menatapku. Apa aku melakukan sesuatu yang Aneh?
"Waa... Aku tidak pernah menyangka Alexander akan pergi dengan seperti ini~"
Ditengah kebingunganku, Liana. Gadis yang duduk tepat di sampingku membentuk senyuman yang seolah menggodaku, senyuman itu seperti menggambarkan bahwa aku memiliki sedikit hubungan roman dengan lelaki barusan. Sebagai sesama lelaki reaksi yang kuberikan sudah jelas.
"Apa yang kamu katakan? Stop dengan ekpresi itu!"
Mendengar reaksi yang kuberikan dengan tegas, dia bukannya berhenti. Justru memperkuat senyuman, seolah tertarik dengan hubunganku dan Alex.
"Hehehe~ apakah itu benar? Ini pertama kalinya aku melihat Alex lari karena malu."
Sebenarnya ada apa dengan dia? Dan juga bukankah ini hari pertama kami masuk akademi, mengapa Liana bertingkah seperti mengenal sosok Alex?
Ketika aku menanyakan hal ini secara langsung, terlihat senyuman menggoda perlahan pudar dan tergantikan oleh wajah yang sedikit memerah.
Hahaha sepertinya aku menemukan hal yang menarik..
"I- ini tidak seperti aku mengenal dia dengan dekat... Tapi, aku cukup sering bermain dengan dia, meski tidak setiap hari."
Liana mengatakan hal itu dengan wajah memerah, dia menyatukan kedua lengan dan terlihat mengemaskan.
Mungkin hubungan mereka berdua seperti teman masa kecil, atau berbagai plot lain yang muncul di anime. Namun ini pertama kalinya aku melihat hubungan teman masa kecil secara langsung. karena itulah sedikit rasa tertarik muncul di hatiku.
"Hee~ apa kamu tertarik dengan dia?"
Ini sejujurnya cukup menggelikan, sebagai lelaki jujur saja aku benci akan topik ini. Tapi sekali lagi aku terpaksa agar tidak dicurigai! Ini bukan seperti aku senang bertingkah layaknya perempuan, jadi jangan salah paham!
"A... Alice, berhenti!"
Sial menggoda dua orang dengan tubuh ini sangat menyenangkan. Jadi mungkin alasan kenapa Alex tiba-tiba memintaku pindah adalah karena ingin dekat dengan gadis kecil yang berada di sampingku. Cih aku tahu bagaimana perasaanmu sob, tapi tidak boleh! Sebagi pencinta loli aku tidak akan memaafkanmu. Liana-chan akan kubungkus.
"D- dan juga! Aku tidak seperti menaruh perasaan ke dia, atau semacamnya. Ada orang yang lebih kusukai!"
Dia memerah ketika mengatakan itu. Aku sangat paham bahwa ini adalah cara dia tidak mau jujur, intinya dia hanya tsundere. Ketika aku ingin menggoda dia lebih lanjut tiba-tiba pintu bergeser sekali lagi. Menampilkan anak lelaki yang barusan- Alex.
Ketika mata kami bertatapan, dia dengan cepat mengalihkan pandangan dan bergegas pergi ke tempat duduk yang paling deakat, dia menjauhkan diri dariku dengan alasan yang tidak jelas, namun mungkin aku bisa menebaknya.
Gawat, sepertinya aku terlalu berlebihan..
Bagaimana jika dia diam-diam memiliki suatu perasaan denganku, memikirkan itu saja membuatku mual..
Yang barusan tidak lain hanyalah candaan dan caraku menggodanya, walaupun aku cukup senang melihat responnya. Namun aku terlalu terbawa suasana..
Memikirkan itu, tiba-tiba Alex menatap ke sini. Mencuri pandangan. Aku dengan cepat menoleh ke jendela, berharap pikiran ini hanyalah firasat buruk.
Dari pada memikirkan anak lelaki yang tidak jelas itu, lebih baik aku fokus ke dik Liana yang imut ini, hehehe.
"Jadi Liana... siapa orang yang kamu maksud?"
"I.. itu.. aku baru saja memiliki perasaan dengannya hari ini dan mungkin ini adalah hari pertama aku mengenalnya."
Aku memiringkan kepala karena kebingungan. Siapa? Ini sangat aneh, apa aku melewatkan sesuatu? Liana tidak terlihat berkomunikasi dengan lelaki lain.. yah lupakan tentang itu dan mari kembali fokus ke masalah masing-masing. Aku juga mulai bosan dengan obrolan perempuan ini.
Sekali lagi pintu terbuka menampilkan guru muda yang cantik. Dia memperkenalkan dirinya, dia bernama Lisa. Setelah itu acara pengelan setiap murid dimulai.
...***...
"Yosh, sesi perkenalan cukup sampai di sini.. untuk hari pertama kalian boleh lakukan apapun yang kalian suka." Lisa pergi begitu saja.
Jujur saja aku sedikit kecewa, aku berharap akan ada acara sihir dengan cepat. Tapi aku lupa, semua murid yang ada di sini adalah anak kecil. Jadi sangat masuk akal bila hal seperti ini terjadi.
Alex berdiri dari kursinya dan pergi ke suatu tempat aku yang melihat tidak tinggal diam. Aku masih ada urusan dengannya, setidaknya aku ingin meminta maaf karena sudah terlalu bercanda berlebihan, atau hal buruk bisa terjadi.
Ketika aku melangkah mengejar pundak Alex, terlihat dia berjalan menuju halaman sekolah.
"Tunggu Alex!"
Aku meneriakan namanya dan berhasil membuat langkah Alex terhenti. Dia tampak menghela napas seolah malas akan keberadaanku dan menatap jenuh.
"Ada perlu apa seorang yang berlevel tinggi sepertimu menemuiku?"
Sebelum menjawab pertanyaanya, aku mengatur napas. Aku mengejar dia dengan lari karena tubuh Alice cukup lemah jadi membuatku lelah. Setelah napasku kembali normal aku menatap Alex yang memasang wajah malas seolah keberadaanku adalah hal merepotkan.
Aku hanya ingin meminta maaf karena sudah bercanda berlebihan... aku tahu itu, tapi kenapa aku malah merasa malu ketika berdua saja dengan dia.
Tidak berhenti! Ingat Yuji kamu laki-laki..
Aku menggelengkan kepala secepat mungkin menghilangkan pikiran bodoh ini. Melihat tingkahku Alex menjadi kebingungan, kemungkinan besar dia menganggap bahwa sifatku ini sangat tidak jelas, dari ekpresinya aku bisa menebak itu.
"A- anu.. maaf dengan yang tadi."
"Hem, kenapa kamu tiba-tiba minta maaf?"
Sial! Sudah kuduga aku seperti orang tidak jelas. Di sudut pandangku permintaan maaf ini penting agar dia tidak terjebak denganku yang sekarang seperti karakter Trap di anime, ini adalah caraku bertangung jawab dan meminta maaf. Namun jika dari sudut pandang Alex pasti aku adalah orang tidak jelas yang tiba-tiba meminta maaf tanpa hal yang jelas.
Apa yang harus kulakukan..
Ketika bingung akan kepalaku sendiri tiba-tiba sebuah ide menarik muncul.
"Karena Alice kamu jadi dianggap seperti anak yang jahat, padahal kamu hanya ingin duduk dekat Liana, kan? Tapi karena keegoisan Alice dan karena aku menangis kamu dicap buruk dan langsung kabur, kan?"
Aku menundukan kepala sebagai tanda bahwa aku benar-benar bersalah.
"T-tidak... justru aku yang salah karena berteriak dan membuatmu menangis... maaf."
Suara dia terdengar terbata-bata seperti orang malu. Aku mengangkat kepala. penasaran dengan ekpresi milik Alex. Dan ini membuatku makin ngeri.
Muka sombongnya menjadi merah padam dan dia menggaruk rambutnya yang tidak gatal. Seperti orang gugup. Tampkanya cara aku meminta maaf dan menundukan kepala adalah pilihan yang salah. Aku yakin dia pasti menganggap hal yang barusan kulakukan adalah imut.
Bajinga*, bukannya membaik justru aku memperparah situasi, saat ini Alex sudah pasti memiliki ketertarikan sexsual denganku..
Author: Mampus makanya jangan godain cowok!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 21 Episodes
Comments
M.H.Najah
kan elo yang bikin bngst 😂
2023-10-23
1
Tanata✨
setuju thor👍
2023-07-29
0
Tanata✨
wkwkkw🤣🤣 selamat sebentar lagi anda akan menjadi perempuan tulen
2023-07-29
0