"Ah iya, maaf Nay. Aku bisa jelaskan semuanya," sahut Raina mengatakan kalau dirinya pun bisa menjelaskan semuanya, sahabatnya itu hanyalah salah paham saja. Tidak mungkin dirinya mengkhianati sahabatnya sendiri, ia melakukan ini semua juga demi kebahagiaan sahabatnya sendiri.
"Nggak ada yang perlu di jelaskan lagi, semuanya sudah jelas. Kalau kalian berdua memang mempunyai hubungan. Untuk kamu Mas, mulai sekarang kita putus. Jangan harap kita bisa bertemu lagi," jelas Nayla sudah tahu semua kebohongan mereka berdua tak ada yang perlu di jelaskan lagi. Semuanya pun sudah sangat jelas sekali, lebih baik ia meminta putus saja dengan kekasihnya dari pada hanya menyakiti perasaan dirinya saja. Lalu buru-buru berjalan keluar dari mall itu, menuju ke tempat parkirannya kembali.
"Astaga kenapa jadi seperti ini, Mas kita harus apa biar Nayla nggak marah lagi. Dia sahabat aku dari kecil Mas," ucap Raina dirinya hanya takut persahabatan dirinya dengan Nayla menjadi hancur hanya karena masalah lelaki saja.
"Aku juga nggak tahu Rai, nanti aku pikirkan lagi." Rudi pun tak tahu harus melakukan apa lagi, bahwa dirinya pun sudah lelah dengan drama ini.
Flashback Off
Nayla jadi teringat bagaimana saat waktu itu sahabatnya sendiri yang sudah mengkhianati dirinya begitu saja. Apa lagi kekasihnya itu tak pernah bercerita kepada dirinya kalau dia pun mencintai temannya juga. Sungguh, itu yang membuat dirinya menjadi trauma tak ingin lagi berpacaran dengan lelaki mana pun. Apa lagi Abangnya selalu menjaga dirinya dengan sangat ketat sekali. Lalu bagaimana caranya, agar dirinya pun bisa mendapatkan lelaki tulus mencintai dirinya.
"Nayla masuk ke dalam, jangan di luar kamar terus nggak baik buat kesehatan kamu." Riko meminta adiknya untuk segera masuk ke dalam kamarnya saja. Karena cuaca malam seperti ini pun tidak baik juga untuk kesehatan adiknya. Apa lagi, adiknya mudah sekali sakit jika cuacanya seperti ini.
"Nanti Bang, aku mau cari udara segar dulu di luar kamar." Nayla hanya mengiyakan ucapan abangnya saja, bahwa dirinya ingin sekali berada di tempat ini dulu.
"Kamu ini susah sekali sih di aturnya, kalau Abang bilang masuk, kamu harus nurut jangan bandel deh. Kalau kamu sakit siapa yang akan merawat kamu kalau bukan Abang Nay," jelas Riko segera menarik tangan adiknya untuk masuk ke dalam kamarnya lalu mengunci pintu balkon kamarnya. Mengapa adiknya ini sangat keras kepala sekali jika di bicarakannya.
"Maaf Bang, aku udah banyak merepotkan Abang." Nayla hanya menundukkan kepalanya, dirinya memang terlalu merepotkan abangnya saja.
"Abang cuma nggak mau kamu sakit nantinya, ini juga semuanya demi kebaikan kamu." Riko hanya tidak ingin melihat adiknya sakit nantinya, ini semua juga demi kebaikan adiknya sendiri.
"Iya Bang," ujar Nayla hanya menganggukkan kepalanya. Lalu membaringkan tubuhnya di atas kasurnya.
"Sekarang tidur yah, jaga kesehatan kamu. Jangan begadang," pinta Riko sembari menyelimuti adiknya dengan selimutnya. Ia meminta adiknya untuk jangan begadang lagi, biasanya adiknya itu sering sekali begadang.
"Iya Bang makasih," kata Nayla mengucapkan terima kasih kepada abangnya yang selalu menjaga dirinya.
"Abang keluar dulu," ucap Riko, segera berjalan keluar dari dalam kamar adiknya.
"Bang Riko memang perhatian banget sama aku, tapi dia terlalu ketat menjaganya. Sudah lah lebih baik aku tidur saja," pikir Nayla kalau abangnya memang sangat perhatian sekali dengan dirinya. Tetapi, ia tidak suka jika abangnya itu terlalu ketat menjaga dirinya seperti ini. Nayla pun segera memejamkan kedua matanya untuk kembali tidur.
Pagi hari yang cerah ini, Nayla terbangun dari tidurnya tiba saja handphone miliknya berbunyi menandakan ada seseorang yang menelpon dirinya. Langsung saja, Nayla mengambil handphone miliknya yang ada di atas meja lalu mengangkat handphonenya.
"Halo, siapa yah?" tegur Nayla tak tahu siapa yang menelpon dirinya di pagi hari ini.
"Ini saya Aris, laki-laki yang kemarin sempat menabrak kamu." Orang itu pun mengatakan kalau dirinya adalah Aris yang pernah menabrak wanita itu di waktu saat kemarin hari.
"Oh, ada apa Bapak menelpon saya?" tanya Nayla ingin tahu mengapa lelaki itu menelpon dirinya, apa mungkin ada masalah lain lagi.
"Saya ingin kamu datang ke kantor perusahaan saya, di kantor saya sedang membutuhkan karyawan bekerja sebagai sekretaris. Kamu bisa datang ke kantor saya saja," jawab Aris bahwa dirinya ingin mengundang wanita itu untuk datang ke tempat kantor perusahaan miliknya. Ia ingin wanita itu bekerja di tempat kantornya menjadi Sekretarisnya.
"Ini beneran 'kan Pak? Bapak nggak bohong sama saya?" sahut Nayla masih kurang yakin dengan ucapan dari lelaki itu. Apa mungkin dia memang sedang hanya bercanda saja dengan dirinya.
"Saya sedang serius, untuk apa saya berbohong sama kamu." Aris mengatakan kalau dirinya memang sedang serius tidak mungkin dirinya berbohong pula.
"Alhamdulillah terima kasih Pak, nanti saya akan datang ke perusahaan Bapak." Nayla cukup tenang sekali, akhirnya hari ini ia di terima kerja dari perusahaan itu.
"Ok, saya tunggu." Aris pun segera menutup panggilan telponnya.
"Yes, akhirnya aku kerja juga. Alhamdulillah ya Rabb, aku harus kasih tahu Bang Riko nih. Dia pasti senang juga dengar kabar ini. Mandi dulu ah' siap-siap mau pergi ke sana, " gumam Nayla merasa sangat bahagia sekali hari ini.
Sekian lama ia mencari pekerjaan di tempat lain, tapi tak ada satu pun orang yang mau menerima dirinya untuk bekerja. Nayla segera beranjak berdiri dari tempat tidurnya, lalu berjalan masuk ke dalam kamar mandinya untuk bersiap-siap pergi ke perusahaan bosnya.
Setelah beberapa menit kemudian, akhirnya Nayla pun sudah selesai mandi juga. Kemudian keluar dari dalam kamar mandinya dengan berpakaian sudah rapih. Lalu keluar dari dalam kamarnya menuju ke bawah untuk menemui abangnya memberitahukan tentang soal ini. Di bawah, Abangnya sedang berada di ruang makan menyiapkan sarapan pagi untuk kami berdua.
"Tumben sekali kamu sudah bangun Nay," tegur Riko melihat adiknya Bru saja turun dari tangganya, menatap adiknya dengan penuh heran. Tidak biasanya adiknya itu bangun pagi seperti ini.
"Iya dong, hari ini aku mau ke kantor dulu Bang. Tadi aku di telpon kalau aku di terima bekerja di perusahaannya." Naya tersenyum gembira menjelaskan kepada abangnya kalau pagi ini ia ingin pergi ke kantor untuk interview oleh bosnya.
"Untuk apa lagi kamu bekerja sih," ujar Riko mengapa adiknya ini masih saja bekerja bukankah dirinya pun masih bisa membiayai kebutuhan adiknya juga.
"Bang, aku cuma nggak mau merepotkan Abang saja." Naya hanya tidak ingin merepotkan abangnya saja.
"Abang sudah menyiapkan fasilitas untuk kamu, kamu mau apa pun pasti Abang akan belikan. Abang kerja itu untuk kamu dan juga orang tua, kamu cukup di rumah aja Nay."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 39 Episodes
Comments