Part 16: Future Husband Candidate?

"If I could but know his heart, everything would become easy,"

-Jane Austen, Sense and Sensibility

***

Setelah pertemuan tak terduga di ruang kerja Ayahku. Kami bertiga akhirnya duduk di ruangan ini dengan amat sangat canggung. Dengan Ayah yang terus memelototiku sementara aku yang menatap pria di depanku seakan ingin memakannya hidup-hidup.

"Victoria,"

Aku membuang napasku sebelum mengalihkan tatapanku dari pria tengil di depanku.

"Kenapa bocah laki-laki itu ada disini, Yah? Kemana Ollie?" tanyaku tak habis pikir kenapa dia dan bukan Ollie yang disini. Buat apa dia kemari?

"Apa tadi katamu? Bocah laki-laki?"

Aku memutar mataku malas dan memilih untuk bersedekap.

Ayah yang wajahnya amat sangat serius saat ini mengangkat tangannya dan berlagak amat sangat sopan kemudian. Ia mempersilahkan ku untuk keluar.

"Apa yang kau lakukan disini? Apa kau tidak malu mengenakan gaun tidur di depan calon suamimu?" ucap Ayah begitu tanpa sedikitpun menampilkan wajah bergurau

Aku membuang napasku sebelum tertawa hingga Ayah kembali memanggil namaku.

"Calon suami? Apa Ayah bercanda? Aku tidak mau menikah dengan bocah laki-laki yang seumuran dengan Alex, Ayah!" ucapku yang untuk pertama kalinya menggunakan nada tinggi. Tamatlah riwayatku kelak di kelas tata krama kebangsawanan. Aku akan di ceramahi habis-habisan dengan Margaret

"Victoria! Jaga sikapmu. Apa begini seorang lady berucap? Segera minta maaf. Dan ini adalah keputusan final yang Ayah dan Ibumu sepakati. Kalian akan menikah, cepat atau lambat,"

Aku menatap Ayahku tak percaya. Bagaimana bisa ia mengatur hidupku seperti ini? Aku tidak mau menikah. Tidak kecuali dengan Ollie!

"Kalau tidak ada urusan lagi. Kau bisa kembali ke kamarmu,"

Aku membuang napasku kesal lalu berjalan keluar dari ruangan kerja Ayah dengan menghentakkan kakiku keras-keras dan juga membanting pintu jati itu sebelum keluar. Saat melihat Ibuku yang tampaknya sedari tadi menguping pembicaraan kami, aku melewatinya begitu saja dan berlari menuju kamarku.

"Aku tidak mau menikahi dia, Maria!" Ucapku lalu memeluk Maria yang sedang mengemasi tempat tidurku.

"Aku bahkan tidak mencintai nya!" ratapku lagi sambil mengusap air mataku yang perlahan keluar

Aku bukanlah tipe wanita yang menangis. Aku bahkan tidak ingat kapan terakhir kali aku menangis. Dan pria itu berhasil membuat air mataku yang dulu kupikir telah kering, meluap keluar bak air bah.

"ssh! My lady.. Jangan bersedih. Tuan dan Nyonya pasti juga telah memikirkan semuanya dengan baik sebelum menerima lamaran Pangeran Henry,"

"Tapi kau tau kan aku mencintai Ollie? Kau dari seluruh keluarga tau betapa bencinya aku pada pria yang membuat surat konyol hanya untuk mengerjaiku?" ucapku sambil menarik kepalaku dari pelukannya

Ia mengusap kepalaku dan menenangkanku seperti biasanya. Terkadang, aku menyadari jika orang yang memberiku segala kasih sayang bukanlah orang tua ku melainkan pelayan yang telah melayaniku selama hampir dua dekade.

Aku selalu bersyukur memiliki Maria di sisiku. Dia selalu memihakku. Dia selalu menjadi temanku dikala aku kesepian. Dia selalu menjadi Ibu disaat aku membutuhkan Ibu. Dia rasanya segalanya bagiku.

Menikmati elusan tangan di kepalaku, sebersit ide muncul.

"Aku punya ide!" Ucapku lalu menjelaskan kepada Maria semua rencanaku. Seorang Victoria tidak akan tinggal diam saat keadaan genting seperti ini. Dia tidak akan membiarkan masa tuanya menyesali sikapnya jika harus menikahi pria yang tidak ia cintai.

"Apa kau yakin rencana ini akan berhasil? Tuan dan Nyonya pasti akan marah besar saat mengetahuinya,"

Aku menatap Maria sambil tersenyum penuh kebanggaan. "Lebih baik daripada aku harus menikahi pria yang tidak aku cintai,"

***

TBC

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!