Part 12: 200 Poundsterling

"Empty pockets never held anyone back. Only empty heads and empty hearts can do that."

-Norman Vincent Peale

***

Beberapa jam kemudian, kami telah mencapai pelabuhan. Sesampainya di pelabuhan, tidak perlu menunggu lama, kereta yang kami sewa telah siap membawa kami ke rumah nenek.

"Segera siapkan air panas saat disana, lalu dua jam kemudian berkumpul di ruang makan, kita akan makan malam dahulu,"

Ketika Ibu sibuk berbicara dengan yang lain, aku sudah lebih dahulu menyibukkan diriku dengan membaca salah satu buku novel favoritku

"Apa kau paham, Victoria?"

Aku melambaikan tanganku tanpa membuang waktuku untuk menatap Ibu. Biarkan saja, aku masih kesal saat tadi ditertawakan di depan umum.

Beberapa menit kemudian, akhirnya kami sampai di depan rumah bertingkat milik kakek dan nenek

Sesaat kereta kuda ini berhenti, saat itu juga aku segera mengangkat gaunku dan turun.

"Victoria!"

Aku mengabaikan panggilan Ibu dan segera memeluk nenek yang berjalan keluar perkarangan

"Aku merindukanmu, Nenek,"

"O-oh! Tenaga kuda, my dear grand daughter,"

Aku tersenyum lalu melerai pelukanku pada Nenek

"Kau terlihat semakin cantik dan dewasa sejak terakhir kau kemari, my dear Victoria,"

Aku tersenyum kikuk, karena kata Ibu, terakhir aku kemari itu waktu Kakek meninggal, sebelas belas tahun yang lalu, atau lebih tepatnya saat aku berumur tujuh tahun

"Apa Ollie ada?" Tanyaku iseng, siapa tau sepupuku yang belum memberi kabar sejak tujuh bulan yang lalu itu, memberi kabar pada Nenek. Karena kudengar, Ollie paling dekat dengan Nenek daripada Ibunya sendiri

"Ollie?" Nenek ku itu menyentuh dagunya yang telah keriput. Tampaknya aku membuatnya bingung.

"Maksudku Olliver, nek," kataku menahan tawa

"Ya Tuhan, aku kira siapa. Olliver beberapa hari yang lalu mengunjungiku, namun sayang sekali, si tampan itu hanya bertamu sebentar, katanya—"

"Ollie disini? Apa benar Ollie disini, nek?" Ucapku setengah tak percaya. Ia berada di London!

"Victoria! Kemana sopan santunmu? Tidak sopan meninggikan nada bicaramu saat bicara dengan orang yang lebih tua,"

Aku memutar mataku mendengar omelan Ibu yang menginterupsi kami

"Diana sayang, tidak apa-apa. Cucu ku ini sedang bersemangat bertemu denganku," ujar Nenek sambil mengusap lenganku

Aku mengangkat daguku lalu menjulurkan lidahku padanya, Nenek berada di pihakku, aku menang!

"Ada ribut-ribut apa disini?"

Suara yang familiar tiba-tiba menyahut dari balik tubuh Nenek. Wanita itu mirip sekali dengan Ibu ku hanya saja, ia memiliki rambut seperti jagung

"Rossy!"

"Diana,"

Wanita itu langsung memeluk Ibuku saat melihatnya.

"Berapa umurmu? Dua puluh? Oh astaga! Kenapa kau tidak bertambah tua?" Canda wanita yang mirip ibuku itu

Ibuku tertawa sambil menutup mulutnya, matanya berbinar sekali menatap wanita itu

"Kau juga sama. Kau bahkan tampak bersahaja sekarang. Bagaimana kabar Gerry? Apa dia sudah tumbuh besar sekarang?"

Melihat keduanya yang tampak seakan berada di dunia mereka sendiri, aku memutuskan untuk melenggang masuk ke dalam.

Dilihat dari ukurannya, rumah ini jauh lebih kecil dari mansion kami. Interiornya bernuansa gothic, sangat tidak seperti mansion kami yang terbilang lebih berwarna.

"Victoria!"

Mendengar itu, aku segera melarikan diri dengan berlari ke lantai atas.

"Nenek, aku pilih kamar diatas ya!" Pekikku lalu langsung masuk ke salah satu pintu yang terbuka

Ruangan yang kumasuki ini jauh berbeda dengan nuansa gothic rumah ini. Ruangan kecil ini memiliki single bed dan lampu gantung berwarna putih, lalu kertas dinding berwarna putih juga membuat aku yakin kalau ini adalah kamar Ibuku.

Tak ambil pusing, aku segera melompat ke kasur dan mengambil tempat paling nyaman untuk tidur siang.

"Hari yang cerah, cocok untuk tidur siang," gumanku sebelum menarik selimut dan memejamkan mata.

***

"Nona Victoria, bangun! Nona!"

Aku mengerjapkan mataku saat seseorang menggoncangkan badanku.

"Sebentar lagi, Maria! Aku perlu tidur cantik untuk mengembalikan kecantikanku," kataku lalu kembali tidur

"Nona, ini sudah malam. Madam akan marah kalau Nona tidak ada di meja saat makan malam,"

Aku menutup telingaku, mengabaikan ucapan Maria lalu berkonsentrasi untuk menyambung mimpi indahku tadi

"Nona Victoria!"

Maria menggoyangkan lenganku

"Nona,"

Maria pindah dan duduk di hadapanku yang tadi membelakanginya

"Lady Victoria,"

Ia kembali menggoyangkan lenganku dan saat itu juga aku memutuskan untuk bangun.

"Bak mandi anda sudah siap,"

Aku beranjak dari kasur dan mengikuti Maria menuju kamar mandi yang ternyata tidak menyatu dengan kamar ini. Kamar mandi itu terletak di lantai bawah dan lebih parahnya lagi, penerangan disana kurang memadai

Satu jam kemudian, setelah mandi dan mengganti bajuku dengan gaun tidur, aku telah duduk rapi di meja makan bersama seluruh keluarga Ibu.

Total satu meja ini ada tujuh orang. Ibu, wanita yang mirip Ibu, pria tua yang kuprediksi suaminya, nenek, dan dua orang gadis seusia ku.

"Salam kenal, aku Marchioness Margaretta Marilyn Cornwall, sepupu mu," salah seorang gadis berambut merah yang di sanggul rapi menampakkan kalung berlian di leher jenjangnya mengulurkan tangannya kearahku, wajahnya yang memiliki freckles di sekitar pipinya, memberiku senyum kecil nyaris tak nampak

Aku menyambut uluran tangannya lalu memperkenalkan diri

"Hi, Victoria. Aku Christabel, umurku juga delapan belas, senang rasanya memiliki sepupu yang seumuran," ujar seorang gadis di sisi Margaretta dengan cengiran lebar menampilkan gigi rapinya

"Hai, Cristabel," sapaku sambil membalas uluran tangannya

"Panggil aku Abel,"

Aku menangguk, lalu beruntungnya aku tidak perlu basa basi karena makan malam kami telah datang. Aku segera melahap makan malam ku sambil sesekali menyimak obrolan di atas meja antara si Marchioness Margaretta dan kedua orang tuanya

Tidak ada yang lebih melegakan selain ketika acara makan malam cepat selesai dan aku bisa kembali ke kamar. Oh betapa senangnya aku membayangkan kelanjutan kisah Laura dan Marianne

Namun, ketika aku sedang melangkah dengan mantap menaiki anak tangga, sebuah suara mengusik kesenanganku

"Victoria, bisakah kami ikut denganmu? Kami ingin mengenal mu lebih dekat,"

Aku menahan kehendakku untuk menolak dan membiarkan mereka mengikutiku hingga masuk ke dalam kamarku

Dengan sangat santainya mereka membuka setiap laci meja di kamar ini, lalu memakai parfumku, kemudian mengenakan gaun-gaun buatan Ibu yang telah Maria simpan di lemari

"Victoria, bisa kau pegangkan rambutku? Gaun ini sedikit sempit," titah si wanita berambut merah itu

"Halo? Apa kau dengar? Aku bilang pegangkan rambutku," ulangnya lagi kini menatapku dari balik cermin dengan amat menyebalkan

Aku menelan kekesalanku demi segala tata krama yang pernah aku pelajari lalu memegangi rambut panjangnya itu

"Cocok sekali denganmu, Margaret!" Abel memuji kakaknya yang sedang mengenakan gaun pestaku

"Kau benar, aku terlihat seperti seorang putri raja!"

Aku memutar mataku lalu duduk di pinggir kasurku sambil memperhatikan kedua sepupu ku itu

"Victoria, my dear cousin. Aku mendengar bahwa kau tidak sekolah dan memilih belajar di rumah,"

Aku menatap Margaret lalu menyilangkan kedua tanganku, "lalu? Hubungannya denganmu?"

Margaret berdehem, ia berbalik lalu kembali menatap pantulan dirinya di depan cermin, "tentu saja tidak memiliki teman membuatmu amat kesepian bukan?"

Margaret tersenyum dari balik pantulan cermin lalu berbalik lagi, "aku dengan senang hati bisa menjadi temanmu mulai sekarang, iya kan Abel?"

Abel menatapku tak yakin lalu menoleh kembali kepada Kakaknya sebelum mengangguk, "iya benar sekali! Aku sangat senang akhirnya kita bisa menghabiskan waktu bersama!"

Abel menggemgam tanganku penuh harap sementara Margaret menunggu jawabanku, "baiklah ka—"

"Ah! Kau begitu rendah hati! Sebagai perayaan pertemanan kita, apa gaun ini boleh untukku?"

Mendengar penuturan Margaret aku tak bisa menahan tawaku, pantas saja dia tiba-tiba baik. Dia mau mengambil gaun ku? Enak saja!

"200 poundsterling," Ujarku telak

Dan selanjutnya, wajah-wajah penuh make up kedua sepupuku itu merengut, sangat mirip dengan nenek sihir.

Rasain!

***

TBC

Terpopuler

Comments

Selvi Tyas

Selvi Tyas

sepupu gakda akhlak😂😂😂baik baik klau ada maunya🤪🤪🤪

2021-08-14

0

👑☘ɴͪᴏͦᴠᷤɪͭᴛͤᴀᷝ💣

👑☘ɴͪᴏͦᴠᷤɪͭᴛͤᴀᷝ💣

unncchh... i like your style, Vicky...

2020-11-01

0

🌹Milea 🖤

🌹Milea 🖤

hhhhh trnyta spupu nya pnjilat 🤭😅

2020-09-02

2

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!