05

Beras sudah jadi bubur acara pernikahanku sudah disepakati dan akan dilaksanakan pada tanggal delapan bulan Desember dua ribu sembilan belas.

untuk menuju hari banyak hal yang perlu dilakukan salah satu contohnya memilih motif undangan, memilah dan memilih orang yang ingin diundang, pakaian pesta dan bla blanya lagi, tapi berhubung orang yang akan memunggutku adalah seorang abdi negara alias TNI ya tahapnya sedikit berbeda.

Aku tidak pernah menyangka jika urusan pengajuan nikah tuh serumit ini, ini nikahnya sama prajurit jadi persiapannya tuh banyak dan jangan lupakan kerempong yang harus ku jalani.

Jika orang biasanya hanya RT/RW Kelurahan nah aku malah harus melalui izin Koramil, Korem, Batalyon, Kodam dan sebagainya. belum lagi tes kesehatan, pembinaan mental, pembelajaran menggenai tugas dan kebawajiban ibu persit.

tidak sampai disitu saja. pada dasarnya, aku juga harus menyiapkan baju satuan, tas, sepatu, jilbab, baju olah raga dan bla blanya yang sukses membuatku mumet.

Banyak yang bilang nikah dengan prajurit itu bagus romantis dan keren, aisss terkutuklah drama Descendants of the Sun yang mengangkat famor para prajurit hingga banyak gadis-gadis mengincar lelaki berseragam terutama TNI ini.

Jika ada tim hater khususnya menjadi haters calon suamiku itu, aku yang mendaftar paling awal. Aku tahu jika tugas mereka memanglah sangat mulia tapi, aku ini kan baru calon logh yaa di temani, disemangati, dan dibimbing tapi apa?.

setelah penentuan hari nikah kami boro-boro menyemangati bertemu saja kami jarang, itupun jika bertemu dirinya hanya akan mengantarku kesatuan lalu menitipkanku dirumah seniornya, kalo nanti pulangnya masih di jemput ma okey, tapi pada kenyataanya aku di jemput oleh sopir papanya alias calon mertuaku kesal ngak sih?.

Tahu apa yang kurasakan? adegan-adegan pembantaian sudah kubayangkan sesadis mungkin layaknya G30SPKI. Aku itu udah kayak jalangkung gitu, datang tak di jemput pulang tak diantar kesel banget kan ya?.

lelaki sialala meninggalkanku begitu saja dengan alasan ada tugas yang tidak bisa di tinggalkan, iss DUSTA. seperti kali ini, harusnya aku menghadap kesalah satu rumah seniornya tapi lagi-lagi dia absen dengan alasan sedang melakukan tugas. jengah mendengar alasan itu, ku telpon dia dan berkata

"aku muak dengan alasan matimu" semprotku pertama kali saat sambungan telpon berhasil terhubung.

"aira di mana sopan santunmu, saya ini lebih dewasa di banding kamu, dan kamu seperti tidak beragama saja" tegurnya dengan nada sarkis.

"bodoh, ingat ya islam juga menghargai sesama bukan hanya menghargai sepihak. jangan bawa-bawa islam dalam permasalahan kita" bentakku kian menjadi.

"jadi maumu apa?" katanya di ujung sana sambil menghembuskan nafas dengan cara kasar.

"om, ini gimana sih ngak bisa pake banget ya temanin aira?"

"aira saya ini calon suamimu, berhenti panggil saya om"

"sadar diri, anda sudah tua. di panggil om rasanya memang pantas" balasku

"aira!" bentaknya dengan suara tertahan di ujung sana.

"apa" balasku tidak kalah berani dengan dia.

"saya sedang sibuk, tidak punya waktu mengahadapi anak kecil seperti kamu" katanya dengan suara lirih

"udah tahu saya masih kecil, gih batalin pernikahan nista ini. lagian kau dan keluargamu yang amu pernikahan ini tapi kenapa kau limpahkan semua urusan ini ini padaku" bentakku meluapkan semua amarah yang sudah ku pendam sedari kemarin.

ini bukan pertama kalinya kami berdebat kasar tapi sampai saat ini mupakat diantara kami juga tak kunjung muncul.

"saya sibuk. saya matikan telpon ini dulu" katanya dengan nada lirih. ku yakin dia sudah muak berdebat dengan hal yang sama terus-menerus denganku tapi, tidak hanya dia. yang lebih lelah menghadapi semua ini adalah aku, tidak ingin semuanya berakhir dengan mudah, aku berkata

"ngak peduli mau sibuk keg mau mati dimarahin senior keg pokoknya saya mau om datang dan temui saya sekarang!!"

"kamu ini kenapa sih? kemarin-kemarin juga kamu bisa sendiri" katanya dengan nada suara yang kembali kehilangan kontrol dirinya.

"eghh om-om tua yang nikah tuh berdua bukan berdikari. lagian calon mantennya aku atau komandan om si?" kataku tidak bisa lagi menahan amarah.

"aira" geramnya.

"om" kataku melawan dengan nada suara sama

"jangan egois deh" katanya mencoba menutup perdebatan tapi malah ku balas dengan kalimat

"aira egois?" kataku dengan nada mulai meninggi.

beberapa mata orang lain kini telah terpusat padaku. menyadari telah membuat diriku malu sendiri akhirnya aku berkata

"oke maafkan aira om, aira mundur om nikah dengan komandan om saja" kataku dengan sangat kesal lalu dengan sepihak kumatikan gadgetku. lalu melangkah begitu saja tanpa peduli lagi dengan kewajibanku.

aku mangkir dari kunjungan ke rumah senior. aku sudah meninggalkan tempat itu lalu berlari menuju jalan raya untuk mencari taksi.

taksi sudah melaju kencang menuju kekediaman keluargaku. masa bodoh jika dia di bentak oleh seniornya dan aku malah lebih senang jika pengajuan nikah kantor mami itu di tolak.

sesampainya di rumah pun, hatiku belum tenang karena calon mertua perempuanku ada di ruang tamu, bersama mama dan kakak-kakakku. saat mereka melihatku mereka malah syok dan berkata

"kok pulangnya cepat, kamu tidak mangkir dari tanggung jawabmu kan?" kata tante mia dengan nada sedikit marah dan menuduh.

awalnya aku hanya akan acuh lalu berlalu begitu saja dari hadapan mereka semua yang ada di ruang tamu, tapi mendengar perkataan tante mia yang menyudutkanku, kutolehkan badan lalu berkata

"katakan itu pada anak sialanmu yang selalu ngasih alasan yang sama. kalo dia tidak mau menikah, aku malah lebih tidak sudi menikahi

lelaki tua seperti dia" bentakku dengan sangat keras lalu setelah itu barulah aku berlari naik menuju kamarku dan tidak lupa membanting pintu dengan sangat keras.

diatas tempat tidur kuluapkan jeritan, amarah, tanggisan dan amukanku. kasur kini menjadi sangat berantakan bahkan kamar yang kutempati sekarang ini, tidak kalah dengan kapal titanik yang tenggelam.

cukup sudah hampir seminggu lebih aku berkutak dengan segala persyaratan nikah yang mengguras tenagaku tapi nyatanya tak kunjung juga selesai.

aku lelah, bahkan sangat lelah. semenjak keputusan sepihak ini, aku mulai menghindari keluargaku. kemarin mungkin aku masih rasional menerima takdirku tapi tidak untuk sekarang ini.

jujurnya semangat hidupku mulai berkurang, aku mulai menyiksa diriku dengan jarang makan, hanya minum sebagai pengisi tenagaku.

hal ini sudah kulakukan selama kejadian itu dan semenjak kejadian itu pula, aku layaknya orang gila yang menggurung diri di kamar.

sudah sering ayah membujuk, mama menggomel, kak diba merayu dengan hal yang ku sukai dan kak adi menawarkan menjadi tempat curhat tapi semua itu ku tolak mentah-mentah.

mereka masih kekeh mendatanggiku untuk membujuk maka saat itu pun aku melempari mereka dengan segala sesuatu yang bisa dijangkau tanganku hingga mereka mundur dengan sendirinya.

sama halnya dengan kali ini. mereka membujuk tapi aku lagi dan lagi menggusir mereka dengan sadis, aku kehilangan rasa percayaku pada semua orang, termasuk pada orangtuaku sendiri.

aku membatasi diri untuk hingga malam ini, saat aku lenggah dan tertidur karena lelah menanggis, ayah dan yang lainnya ternyata masuk ke dalam kamar lalu ayah memelukku dengan sangat erat.

aku sudah memberontak dengan sekuat tapi tetap tenaga ayah lebih kuat dibandingkan tenagaku. di dudukkannya aku dipangkuan ayah, biarpun aku masih memberontak ayah tetap berusaha mencium keningku sangat lembut, tidak lupa menggucapkan kata maaf berulang-ulang kali.

diperlakukan seperti itu, aku berhenti memberontak, aku sebenarnya belum luluh tapi saat kurasakan tubuh ayah bergetar dan sesuatu terasa membasahi pundakku, saat itu aku sadar jika aku sudah melukai ayah terlalu dalam.

semua yang terjadi disaksikan oleh keluargaku. di pintu kulihat ibuku sudah memeluk bang adi begitu pun dengan kak Diba untuk menyembunyikan tangisan mereka.

saat mataku dan mata bang Adi bersitatap pun, kulihat mata bang Adi berkaca-kaca. entah karena tersalurkan rasa sedih oleh ibu dan kak Dibakah sehingga bang adi seperti itu, atau bisa saja kak Adi kecewa denganku yang membenci mereka semenjak penemtuan tanggal pernikahanku.

aku tidak ingin bersitatap lagi dengan mereka hingga memilih berpura-pura tidur di pangkuan ayah. biarpun mataku tertutup aku masih bisa merasakan apa yang ayah lakukan pada tubuhku.

ayah membaringkanku dengan sangat pelan, tapi bukannya menyelimutiku lalu pergi, ayah malah memilih berada di belakangku setelah itu memelukku cukup erat dan hal itu, disusul dengan seseorang disampingku.

kini aku berada ditengah antara mereka. sekarang aku tahu jika orang yang berada disampingku adalah ibu. sebuah pelukan dan ciuman dikening kini kudapatkan dari ibu dan itu sukses membuatku terisak dan tanpa sadar memeluk ibu dengan sangat erat.

setelah menanggis pilu dipelukan ibu ternyata aku tertidur lagi dan terbangun karena kurasa ibu melepaskan pelukannya dari tubuhku. sebuah senyum lembut adalah hal pertama yang kulihat di sepertiga malam ini. ibu berkata

"sholat malam dulu yuk" ajar ibu dengan lembut.

"...." aku tak bersuara tapi mengganguk sebagai jawaban dan segera menuju kamar mandi untuk berbeda juga menggambil air wudhu.

ketika sampai di musholla kecil keluargaku, disana tenyata sudah ada kedua orangtua juga kedua kakakku, mereka menungguku untuk melakukan sholat berjamaah.

ayat demi ayat ayah lapalkan. sholat tahajud kami lakukan 11 rakaat. dimana dikerjakan 2 rakaat (2 rakaat sebanyak 4 kali), kemudian ditutup dengan sholat witir sebanyak 3 rakaat.

lantunan-lantunan ayat suci yang ayah lapalkan menenangkan jiwaku sekaligus menyadarkanku dengan kesalahan yang beberapa hari ini kuperbuat.

disujut terakhir kudengar ayah sudah memberikan salam tapi aku malah memilih tetap bersujut terus menerus sambil melapalkan istigfar sebanyak-banyaknya. rasa penyesalan itu datang, suara isakan itu lolos dari bibirku.

kutegakkan tubuh lalu membaca Tasyahud akhir dan di lanjut dengan memberi salam. saat semua telah selesai lagi-lagi aku menanggis pilu dalam pelukan ibu.

Terpopuler

Comments

Wulandari Aswad

Wulandari Aswad

akuuu melloowww.... 😭😭😭😭

2022-10-19

0

Aden Boy

Aden Boy

Duh ikutan sesak thor😭😭😭😭😭😭😭

2021-12-28

0

RahaYulia

RahaYulia

sediiih😭😭😭😭😭

2021-10-09

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!