OM LORENG I HATE YOU
ini aku Aira. Gadis di sepertiga usia kematangan namun dipaksa benar-benar matang layaknya buah Durian yang di karbit. aku dipaksa bisa matang dengan pemikiran dan sikap melalui pernikahan. Ya pernikahan yang terlalu dini juga tidak pernah kuharap kan.
please deh!!. Jangan bayangkan kisah drama DOTS yang romantis karena kisah ku tidak mirip sama sekali dengan mereka, Hidup itu keras bahkan saking kerasnya baru nikah aja prosesnya udah hampir mengusik sukma jiwa, Cerai apa lagi? Duh nggak kebayang deh!
aku tidak menyangka masalah malah menjadi tuan rumah di dalam hidupku. Menurutku, memang kalo udah waktunya apes, maka musibah itu datang tanpa diundang.
Dulu ada kisah siti nurbaya dinikahkan dengan datuk maringi dengan terpaksa, ku pikir itu hanya kisah fiksi yang dibuat-buat, nyatanya itu menimpaku juga. saat zamannya Siti Nurbaya telah tergantikan dengan Siti Badriah kok masih ada sih orang yang melakukan perjodohan. menikah dengan prajurit gimana rasanya?.
selain siti nurbaya, sejarah juga mencatat satu orang wanita hebat yang tekun menuntut ilmu yaitu Raden Ajeng Kartini. Jika beliau menggeluarkan slogan “Habis gelap terbitlah terang” maka Aku akan berharap “Habis nikah kita langsung cerai aja ya?”
FLASH BACK ON
"Samaira Nafisah Anggara turun kamu"
"Astaga anak itu Aira cepat turun dan sarapan"
"Aira"
terdengar suara teriakan dari seorang wanita yang selalu mengisi istana kecil kediaman Bima Anggara setiap paginya.
teriakan itu sudah menjadi tradisi di keluargaku sebenarnya kenapa? ya karena aku ini. Oyah Aku adalah anak ketiga dari tiga bersaudara, Usiaku dengan kedua kakakku lumayan terlampau jauh.
sungguh menjadi anak termuda dalam keluarga itu tidak enak karena apa pun yang kulakukan di anggap kurang baiklah, kurang hati-hatilah, kurang pemikiran yang matanglah, selalu saja begitu. dari segala pendapat mereka tentangku, tapi kurasa kenyataan yang benar adalah "mereka semua kurang piknik".
Pagi ini kami awali seperti biasanya, ayah selalu bersantai menikmati teh hangat buatan ibu dengan sebuah gadget di tangannya sedangkan ibu sedang mengomeli ku sembari memindahkan nasi goreng ke piring yang akan diberikan kepadaku. Ibu berkata
"Kamu ini kenapa sih susah banget dibilangin, habis sholat subuh tuh nyiapin kebutuhan untuk sekolah kan bisa, atau turun keg bantu ibu di dapur ini malah lanjutin tidur" kata ibu mengomeli ku dengan hal yang sama hampir setiap harinya.
"Iya bu" Kataku mencari aman sebelum nyonya besar mengamuk
"Lagian tidur udah kaya kebok" Sambung kak diba, tiba-tiba
"Bohong banget, nggak kebalik ya mbak" Balasku
"Aku kayak kebo wajar, aku kerja bagaai kuda" Kelakarnya menyebalkan menurutku
"aku juga maennya melebihi kuda" Ujar Ku sambil memeletkan lidah
"Kamu itu main terusssss!" Kata ibu
"enak aja, maen tuh cuman selinggan yaa" protesku tidak terima."
"jadi kesibukan kamu apa emang?"
"jadi anggota osis" jawabku sok bangga.
"jadi wakil aja sombong banget, alasan kan kalo aktif di organisasi, di sekolah paling malakin anak orang kamu" tuding kak Diba.
"enak aja. ngak ada ya aku malakin anak orang, minta teraktir mah iya" jawabku acuh?"
"sama aja gablekkk" balas kak Diba gemes
"beda dong" balasku lagi.
"bahasa indonesiamu nol ya? butuk TK lagi ngak sih?" hardik kak Diba.
"bagus kok. di tulisnya pake tinta khusus warna merah sesuai kesukaan aku pula. bagus kan?" ujarku sambil bertepuk tangan gembira di tempatku.
"iggghh ni anak kalo di tanya, ada aja jawabannya. sini kamu biar ku belinder sekalian" ancam kak Diba sambil melotot marah padaku.
"Ayah" Kataku manja
"apa-apa ayah, dikit-dikit ayah, dasar genit"
"biarin wekkk" kataku memeletkan lidah pada kak diba.
"Sudah gih makan kita semua terlambat gara-gara pertengkaran kalian" Kata kak Adi seketika menenggahi perdebatanku kami.
Aku dan kak diba memang begitu, kalo jauh saling merindu tapi jika dekat, kami saling menggutuk. dikeluarga kami, ibuku bernama Azizah dan Ayahku bernama Bima Anggara.
kedua kakakku sudah sukses dikarirnya. Kakak pertamaku bernaman Muhammad Satriadi Anggara namun lebih akrab di sapa Adi. Bang Adi sangat benci ketika ku panggil Satria apa lagi jika disingkat dan hasilnya menjadi "B**GSAT".
bang Adi bekerja sebagai CEO diperusahaan swasta. Bang Adi yang di rumah dan yang di kantor itu sungguh seperti orang yang berbeda, saking berbedanya aku merasa jika bang Adi itu sakit dissociative identity disorder.
itu bang Adi, sedangkan kakak keduaku bernama Nur Adiba Anggara tapi lebih akrab disapa Diba. kak Diba ini orangnya copyan dari ibu yang cerewet, judes, dan suka main tangan aghh sungguh tidak ada cocok-cocoknya dengan pekerjaannya yang sebagai dokter anak.
Kak Diba itu galak tapi tetap memaksakan menjadi dokter. Aku saja yang sudah dewasa enggan dirawat olehnya apa lagi anak-anak yang rentang menggalami trauma pada dokter dan jarum suntik. walaupun begitu, aku ingat kejadian pada kala itu.
Aku dan kak Diba memang sekamar jadilah pada saat itu kami yang sedang bermimpi tiba-tiba terusik dengan suara nada dering kak Diba yang membengkakkan telingga padahal saat itu menunjukkan pukul 2:37 malam. suara itu sudah hilang tapi nyatanya, setelah telpon itu ditutup kak Diba dirundung kepanikan. bukannya kak Diba tertidur, kak Diba malah memerintahku untuk menemaninya ke rumah sakit pada saat itu juga.
demi maling kandang yang dikroyok massa, aku meradang saat itu gays. aku tahu kak diba sudah disumpah untuk mengabdikan separuh hidupnya untuk membantu orang lain tapi kenapa harus menyeretku juga. saat kami baru saja mendaratkan kaki di plataran rumah sakit, ternyata kami sudah di sambut oleh beberapa suster dengan wajah panik. Dengan terburu-buru kami akhirnya memasuki rumah sakit.
layaknya sedang menggikuti kompetisi adrenalin, kami berlari dengan seluruh tenaga hingga melewati lorong demi lorong rumah sakit demi mendatanggi ruang inap anak yang menjadi alasan kami dirumah sakit ini.
masih dengan nafas terputus-putus, kak Diba sudah menggecek kondisi sang anak. Pemandangan pertama yang kulihat kala itu adalah orangtua sang anak yang menangis dan tidak kalah paniknya dengan kami.
saking kritisnya sang anak kak Diba bahkan menggunakan alat kejut jantung. Usaha pertama gagal hingga kejutan ke tujuh barulah terdengat suara mesin yang menunjukkan bahwa jantung sang anak sudah berfungsi kembali.
ya, itu pengalaman pertamaku melihat seorang anak benar-benar kritis. Jika menggingat kejadian itu, aku begitu kagum dengan prestasi dan kegigihan kak Diba tapi ketika menghadapi kak Diba dalam kehidupan sehari yang menjengkelkan dan ringan tangan, semua rasa kagumku itu pudar juga tenggelam sedalam-dalamnya.
Kedua kakakku sudah sukses dalam karirnya dan sungguh jika bersama mereka rasa minder yang selalu mendominasiku bagaimana tidak?. Bang Adi pengusaha sukses, kak Diba dokter anak sangat handal sedangkan aku hanyalah anak yang diusahakan sukses. terdengar menyedihkan memang tapi itulah kenyataanya.
Dengan segala tingkah laku absurtku. kedua kakakkulah yang jadi gambaran orang sukses menurut ibuku, selalu saja jika aku bandel dikit-dikit cerminan nyata selelalu membayanggikuku adalah kesukseskan kedaua kakak-kakakku.
kata-kata pamungkas ibu tuh gini "aira kamu ni bagaimana sih kedua kakakmu itu sudah jadi orang sukses tapi sebelum mereka begitu, tidak pernah tuh mereka membuat darah ibu naik nah kamu mau jadi apa kamu jika bla.. bla dan bla" kalimat itu sudah terulang-ulang ibu katakan bahkan sampai usiaku 17 tahun sekarang ini.
Hatam? ada kalimat yang lebih dari itu tidak?. muak? maka jawabannya sangat, tapi itu belum seberapa. coba bayangkan bagaimana monotonnya hidupku.
kakak pertamaku pernah ikut olimpiade sains se indonesia dan menang, ibu lalu membimbingku juga hingga aku harus ikut dan harus dipaksakan menang, kakak keduaku pandai dibidang seni dan musik dan aku lagi-lagi dipaksa juga harus ahli dibidang itu.
kedua kakaku atlit tekondo saat dibangku SMA aku juga harus belajar tekondo lalu harus mahir yaaa mentok-mentok bisa di paksa ikut tanding dan menang. itu target ibu tapi aku malah sudah sangat bersyukur bisa terdaptar sebagai calon peserta.
tidak ada siksa lebih menyedihkan saat harus menjadi bayang-bayang orang lain biarpun itu kakak kandung sendiri. awalnya semua masih berjalan mulus tapi ada satu hal yang dari SMP sampai sekarang buat aku menggumpat ke ibu yaitu JADI KETUA OSIS. Tahukan pamornya anggota osis itu bagaimana? Pintar, dan beribawa. Tiap kali aku bertanya ke ibu kenapa harus begini begitu ibu malah suka berkata
"biar bisa diperhitungkan pihak sekolah, bisa jadi was wanted disekolahan" tapi apalah daya aku malah hanya menjadi "awas santet".
ya ahlil kuburrr kayaknya seru kalo semuanya bangun lagi. aku sudah berusaha semaksimal mungkin tapi apalah daya hingga pada saat itu aku cuman jadi wakil ketua dan itu terjadi dua kali.
Pertama di SMP yang kedua di SMA. setelah kejadian itu, aku semakin sadar jika nasibku memang mentok-mentoknya jadi wakil bukan pemimpin.
ibu sangat khawatir jika aku tidak bisa bersaing dan bertahan hidup dengan segala penderitaan jadi desakan demi desakan tiada henti diberikan kepadaku demi sesuksesanku.
sebenarnya kedua kakak juga dulu seperti itu, bahkan mungkin lebih. kedua kakaku berjuang mati-matian untuk masih bisa melanjutkan studinya dengan cara mengejar beasiswa kemana-mana yaa gunanya untuk meringankan beban orang tua dan kakak-kakakku berhasil mencapai impian mereka sedangkan aku?.
cara hidup kami saja beda, apalagi cara pandang kami tentang dunia jadi wajarlah aku tidak bisa sesukses mereka. Semua perjuangan dan pengorbanan keluarga alhamdulillah memuai hasil yang luar biasa.
Kerja keras kedua kakaku terbayar dengan hidup kami mulai serba berkecukupan, biaya sekolahku malah di tanggung oleh mereka berdua karena gaji pensiunan ayah yag paling cukup untuk makanan sehari-hari kami.
Percayakan dengan istilah apa yang kau tanam itulah yang kau tuai dan ya itu terjadi pada kehidupan kami, kakak pertamaku yang sangat baik dan berbakti akhirnya selalu berusaha untuk membahagiakan orang tua kami hingga aku juga kena cipratannya, dan ya, semua kebutuhan kami kini bisa dibilang lebih dari cukup.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments
Erlin Novianti Ahmad
kenapa nasib anak bungsu selalu nyeleneh dibandingkan sodara lain.. to biasanya Mrk lebih sukses lo..👍👍👍 awal baca novelnya suegeer banger.. KY Mon buah2an yg bring keluar Dr kulkas..
2022-09-14
1
Fery Lestari
baru abac udah ngakak dluan..
2022-09-13
0
3C
Ini jejak ku 🤗...Awal bab lgsg suka karena bahasa tulisannya enak di baca, koreksi sedikit yaitu masih sering typo dan salah penulisan huruf kapital.
Buat Kakak Author, semangat ya ...
2022-03-25
0