Siang itu aku mengabari Ayah dan Ibu ku untuk meminta ijin karena, Rido mengajak ku untuk makan siang bersamanya. Ayah begitu sangat senang mendengarnya.
" Sayang, jangan mengecewakan dia, karena Ayah sangat yakin Nak Rido lelaki yang Baik untukmu " Pesan Ayah saat aku menghubunginya melalui sambungan telepon.
" Iya Ayah, mudah-mudahan aku tidak membuat kesalahan " Jawabku sembari mematikan sambungan telepon.
Mobil putih itu menghampiriku yang sedang berdiri mematung sembari berbincang dengan teman kampusku dan aku melihat seseorang pria dengan badan yang tegap keluar dari dalam Mobil, Iya itu dia Rido dengan senyuman khasnya dia menyapaku dengan sangat sopan. aku terperangah merasa kaget karena, bukankah asisten nya yang akan menjemputku ke kampus.
" Maaf kalo aku mengagetkan mu May " Ucap Rido.
" Tidak do, kalo begitu kita pergi saja sekarang " Pintaku kepadanya.
" Silahkan May " Seru Rido sembari mempersilahkanku masuk dengan Sopan, Rido membukakan pintu mobilnya dan aku duduk dengan tenang di kursi penumpang.
Tatapan ku menuju kearah kursi disamping pak supir, aku melihat Dhan pun berada di dalam mobil yang juga aku tumapangi. aku sempat lupa jika Rido pernah bilang Assistennya akan mengikutinya kemanapun ia pergi. Wanita di kampus ku juga tak luput memandang Rido dengan lekat, hampir semua orang mengenali nya bahkan sahabat ku gesya juga mengenali Rido. Rido memang cukup terkenal dikalangan anak muda seperti kami mungkin aku saja yang tidak tahu Rido jika dia itu siapa, mungkin karena Aku memang orang yang gak pernah mau tau dan terbilang cuek.
didalam perjalanan kami, Rido banyak menanyakan hal tentang kuliahku, bahkan ia sangat memperhatikan skripsiku yang sedang aku kerjakan. dan aku hanya menjawab dengan jawaban khasku "Jawaban singkat".
" May, kamu hari ini berapa kelas ? " Tanyanya.
" cuma satu kelas sih " Jawabku singkat tanpa memadang wajahnya.
" Nanti, aku boleh ya bantuin skripsi kamu. " Ucapnya kembali mungkin niatnya ingin menghangatkan suasana.
" Gak usah, masih lama ko do " Jawabku tanpa melihat kearahnya kembali.
" maka dari itu kamu harus semangat biar cepat selesai, nanti Rido bantu kamu deh " Jawabnya menimpali jawabanku, aku hanya menganggukan kepalaku dan ia sepertinya menatapku lekat. aku melihat tatapannya sesekali dari sudut mataku.
( Nih orang Hatinya terbuat dari apa sih, Sabar banget deh - dalam hatiku bergumam )
Suasana didalam mobil hening dan beberapa menit kemudian, Rido mencoba berbicara dengan Assistennya itu.
" Dhan kamu ikut saja ke dalam " Ucapnya, Assistennya terdiam sejenak lalu Rido melanjutkan bicaranya.
" Aku gak mau ada salah Paham dhan, walaupun hanya makan siang saja " Ucapnya kembali.
" Saya tunggu saja di depan Restoran Tuan Muda " Jawabnya dengan singkat tanpa menoleh kearah Kami.
" Tidak Dhan kamu ikut saja makan dengan kami, saya tidak mau timbul fitnah takutnya pacar nya May salah paham dengannya. "
( Hah, Apaansih !!! Pacar apa coba, dia menyindirku atau apa ?." - tandasku didalam hati, mood ku sangat rusak ketika Rido menudingku memiliki pacar. )
" Pacar apa maksudnya ?. " Tanyaku sembari menatapnya kesal.
" Maaf jika aku menyinggung perasaanmu, Namun aku merasa aneh saja, masa perempuan secantik kamu ga punya pacar " Jawabnya sembari berdehem dan tak lepas memandang wajahku, aku mengembalikan posisi duduk ku menatap lurus kearah depan namun, entah mengapa aku tidak melanjutkan kemarahanku ketika rido memandangku lekat.
" Maaf iya may, Maaf banget. aku takut jika mengganggu hubunganmu dengan lelaki yang lebih lama mengenalmu dibandingkan aku yang baru saja mengenalmu " Seru Rido kembali.
" Enggak akan ada yang mau sama perempuan jutek kaya Aku " Jawabku ketus kepadanya, dia menghela nafas dan memegang Dadanya. dia tersenyum dan aku sempat melihatnya.
" Kalau gitu Maafkan aku ya, aku sudah salah menilai mu " Ucapnya kembali.
(' Alhamdulillah ' - dalam hati Rido )
Aku terdiam dan mencoba menyembunyikan senyuman di wajahku, jantungku berdegup kala Aku melihat tatapan lembut ia kepadaku. Wajahku merah merona karena Malu namun, Aku tak ingin menunjukannya dihadapan Rido.
" Selamat siang tuan Rido, mari kami antar ke table pesanan Tuan. " Sapa pelayan sembari membukakan Pintu Restoran dan mengantar kami untuk menuju Table pesanan Rido, Aku sungguh malu karena Aku datang memakai Pakaian casualku dan Rido memakai pakaian kantornya.
( Ya ampun, Pelayan saja sudah tau dia siapa, ampun deh ini orang wibawa nya sungguh mempesona. eh eh eh Apaansih lu May jangan-jangan lu udah mulai tertarik dengan dia (menghela nafas) Gak, enggak deh - gerutuku dalam hati )
Pelayang mempersilahkan kami Untuk duduk tepat di Table yang sudah di pesannya. Kami pun segera duduk, Rido memesan seluruh Makanan yang paling banyak diminati bahkan Rido sempat akan memesankanku semua menu yang berada di dalam Restoran ini namun, Aku menolaknya. saat kami sedang berbincang santai menunggu pesanan Rido datang, Aku melihat Dhan dengan setia berdiri mematung di dekat kami dan aku sebenernya sangat tidak nyaman dengan keberadaan Dhan yang mematung seperti itu
" Tuan Dhan, silahkan duduk bersama dengan kami. dan ikut makan bersama kami " Pintaku.
" Terima kasih Nona, Tugas Saya memastikan tuan dan nona makan siang dengan nyaman " Jawab Dhan.
( ' Iya aku ga nyaman kalo kamu berdiri disitu ampun deh Ahh - gumamku dalam hati )
" Dhan kamu mau makan disinii, Apa mau diluar saja tunggu ? " Tanya Rido dengan tegas.
" Baik tuan " Jawab Dhan sembari menghampiri Rido, Rido menepuk bahunya dan kami makan bersama.
Kami makan dan berbincang Rido pun mengutarakan isi hatinya yang ingin segera menikahi ku, Rido tak ingin menunda lama lagi. satu kalimat yang membuatku sangat nyaman berada disisinya dia bilang, " kita gak perlu pacaran karena pacaran setelah menikah itu lebih berharga " Dan itu artinya dia menghargai aku sebagai wanita nya.
Sungguh setiap Rido menatapku jantungku berdebar seakan mau keluar dari tempatnya.
Rido juga bilang setelah menikah aku masih boleh kuliah dikampus tapi dia tidak mau menunda kehamilan ku tentu nya setelah luluspun dia tidak mengijinkan ku untuk bekerja. sebenarnya banyak poin yang aku sendiri belum bisa menyetujuinya karena aku salah satu wanita yang mengutamakan Karier, Terlebih lagi Niatku berkuliah adalah aku ingin memiliki ilmu berbisnis dan memiliki perusahaan sendiri Namun, bagaimana lagi aku ingin Ayah dan ibu bahagia, Ayah dan Ibu sudah sangat menyukai Rido harapan yang sangat besar ada padanya.
Makan siang kami sudah selesai. Rido mengantarku untuk pulang kerumah didalam mobil yang kami tumpangi Rido tak henti memintaku untuk segera memberi Jawaban, karena dia benar-benar sudah menyukaiku.
Kami sudah sampai tepat didepan pintu Rumah. Rido meminta ijin untuk masuk kedalam Rumahku dan aku mengijinkannya. karena, Rido ingin bertemu Ayah dan ibu untuk berterima kasih karena telah mengijinkannya keluar makan siang bersama denganku.
Saat ini Ayah dan Ibuku memang sedang mengambil cuti seminggu karena ingin mengunjungi Neneku yang kabarnya sedang jatuh sakit. Tentu nya aku tidak ingin ikut karena pasti bertemu dengan om Danu. dan mungkin Ayah akan menceritakan tentang rencana pernikahanku.
" Silahkan duduk nak " Ucap Ayah yang mempersilahkan Rido untukj duduk di sofa ruang tamu kami.
" Terima kasih Ayah, Ayah dan ibu sudah mengijinkan Rido masuk dan duduk " Ucap Rido yang mengucapkan Terimakasih kembali.
" ini teh hangat nya nak Rido, Silahkan di minum " UCap Ibu yang datang membawa nampan berisikan segelas lemon tea hangat.
" terimakasih bu, maaf Rido merepotkan ibu dan juga ayah kembali " Ucapnya kembali dengan sangat sopan.
" Aah tidak sama sekali nak, maaf kalo May disana sudah merepotkan mu " Seru ibu yang menoleh kearah Rido juga ke arahku.
" Tidak Bu, May sungguh perempuan yang baik. May juga sangat pandai mengambil hati Ido, mudah-mudah Allah menjodohkan kami berdua " Jelas Rido, sembari menoleh kearahku. senyumnya sungguh menenangkan hati Ayah dan ibu.
" Aaaamiiiiinnnnnnnnnnnn " Ucap Ayah dan Ibu bersamaan dengan Rido, mereka terlihat sangat bahagia. Ibu dan Ayah tak henti mengucapkan Alhamdulilah dan mengusap kepalaku dihadapan Rido.
" semoga kalian selalu dalam lindungan Allah SWT ya " Seru Ayah sembari menitikkan air matanya.
( ' Ampun dehh ni orang kenapa selalu bikin nyaman sih - Gumamku dalam hati namun Hati lainku berkata ' aaah May jangan gampang lu percaya cowo kan kalo ada mau nya pasti begitu )
Mereka masih berbincang bersama dan itu sangat lama sekali. Rido juga meminta ijin akan melamar ku setelah Tante neni dan om Gusti pulang dari perjalanan bisnisnya dan tentu nya Ayah mengizinkan Apa yang Rido inginkan.
" Kalau tidak merepotkan nak Rido dan orang tuamu Ayah sangat berterimakasih " Ucap Ayah.
" insyaAllah tidak Ayah, lebih cepat lebih baik dan Rido yakin Mama Papa akan menyetujui nya " Jawab Rido, Aku terdiam membisu mendengar pembicaraan ini.
" Ibu juga sudah tenang kalo May sudah punya suami Artinya May sudah ada yang lebih melindungi " Ucap Ibu.
" saya berjanji kepada Ibu dan Ayah akan menjaga dan membimbing May hingga ke surganya Allah SWT " Ucap Rido, Ibu dan Ayah menatapnya Kagum.
" May kok kamu diam saja " Tanya Ibu mengagetkan ku.
" Ehh iya bu, enggak apa-apa ko " Jawabku,
" May malu Bu, liat aja muka nya merah begitu " Goda Rido tertawa dengan pelan.
" Apaan sih Do " Jawabku singkat.
" Mulai sekarang jangan panggil Rido ya, gaK sopan " Pinta Rido, Ibu dan ayah menertawakanku karena melihat wajah polosku saat Rido mencoba menggodaku.
" Panggil apa dong?. " Jawabku penuh kebingungan.
" Panggil calon suamiku sayang dong " Jawabnya sembari tersenyum lekat, memandangku dengan penuh harap, ibu dan ayah tertawa mendengar jawaban Rido.
" Ayolah Panggil Calon suamiku " Goda Ayah dengan memaksaku, Ibu juga menimpali dengan kalimat yang sama.
( " kenapa Ayah sama ibu bisa aja bikin aku malu, aiiihhhhh kenapa ini dadaku sesak lagi seperti baru saja maraton disiang hari - batin ku, aku malu sekali wajahku sudah berubah menjadi warna merah seperti buah tomat mungkin tak hanya itu mataku tak dapat menyembunyikan rona wajah bahagiaku )
Rido pun berpamitan pulang kepada Ayah dan Ibu, tak lupa aku mengantarkannya sampai di depan gerbang rumahku. Rido tak lepas tersenyum kepadaku.
" May makasih ya untuk hari ini " Ungkapnya kembali sembari tersenyum.
" Iya, sama-sama Rido " Jawabku sembari membalas senyumannya.
" mulai deh manggil Rido " - sembari tersenyum.
" Maaf aku belum terbiasa, Dan kamu harus sabar ya " Jawabku.
Rido tersenyum dan mengakhiri percakapan kami, Rido masuk kedalam mobil dan membuka jendela mobil. Aku tak kuasa menerima tatapannya, Dia tersenyum tiada hentinya kali ini Matanya sangat berbinar.
" assalamualaikum calon istriku. aku pamit dulu iya, Terima kasih sudah mau menerima ku dirumah mu " Ucapnya kembali, aku hanya terdiam dan tersenyum kearah Rido.
Mobil Rido pun Melaju dan tak lama menghilang dari pandanganku, Dan aku bergegas masuk karena cuaca dirumah begitu dingin mungkin akan turun hujan di sekitar Rumahku.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 255 Episodes
Comments
Rina Catur S
baper aku 😀
2021-07-30
0
Dede Rosita
masyaAllah... Ridho sabar & lembut luar biasaa
2021-06-07
0
nadia kalisa
haii kak aku ninggalin jejakni
mampir yh ke novelku judulnya
menikahi karena kehormatanku
2020-04-04
0