Tanpa terduga, pria paruh baya itu malah bertepuk tangan. “Kau sudah menjalani sebagian hukumanmu. Kau satu-satunya yang bisa lolos tanpa luka sedikitpun dari hujaman senjata rahasia di lorong tadi.”
Sang tuan kembali menghisap cerutunya. “Dan hukuman lain sudah menantimu, akan kau jalani secara bertahap seumur hidupmu. Kaulah nanti yang harus merawat dan membesarkan Hope.”
"Tu ... Tuan," suara Joanna terdengar gugup.
"Kenapa ... Kau menolak tugas dariku?" Pipa cerutu diletakkan. Mr. Anthony bersedekap sambil menatap tajam Joanna.
"Tidak Tuan, saya tidak akan berani."
"Lantas?" Tatapan Mr. Anthony semakin mengintimidasi.
“Terimakasih, tuan masih menyayangi nyawa saya. Dan saya diberi kepercayaan sedemikian besar untuk merawat dan membesarkan cucu Tuan. Saya hanya merasa tidak pantas.” Joanna masih tetap dalam posisi bersimpuh.
“Bangunlah, lakukan tugasmu berikutnya! Tingkatkan kemampuanmu! Tugasmu akan semakin berat setelah ini.”
Joanna merogoh saku jaketnya lalu memberikan suatu benda pada pria itu, “Ini yang Tuan minta.”
“Bagus, ini akan sangat berguna di masa mendatang."
Mereka berdua melangkah menuju sebuah ruangan yang dilengkapi dengan beberapa peralatan canggih.
"Philbert!"
Seorang ilmuwan pria berdiri menyambut mereka, lalu menerima sesuatu dari tangan Mr. Anthony.
Philbert memasukkan benda sejenis chip ke sebuah mesin pembaca data. Lalu terpampang jelas di layar transparan, semua kejadian yang terekam di benda kecil itu. Bahkan identitas lengkap dan sidik jari orang-orang yang terlibat bisa diakses dengan mudah.
Mr. Anthony tersenyum miring, dia sudah menyiapkan rencana untuk membalas mereka yang sudah mengusik keluarganya.
"Saatnya kau pergi dan jalani hukumanmu."
“Baik tuan, saya pamit undur diri.” Joanna segera bangkit dan membungkukkan badan. Ketika hendak berlalu meninggalkan pria itu ...
“Kau akan membutuhkan ini.” Mr. Anthony melempar sesuatu dan dengan sigap Joanna menangkapnya. Lalu memasukkan benda itu ke dalam saku jaketnya. Sekali lagi Joanna membungkuk hormat dan kini benar-benar meninggalkan ruangan itu.
“Tidak sia-sia selama ini tanganku sendiri yang melatihmu. Kau sudah kuanggap sebagai putriku sendiri, beruntung kau selamat tadi. Kalau tidak, pasti aku tidak akan bisa memaafkan diriku sendiri,” gumam sang tuan yang sedari tadi menahan tangannya untuk menepuk bahu Joanna. Sesungguhnya di balik tampang sangarnya, Mr. Anthony berhati lembut dan dermawan.
Joanna adalah kakak angkat Prado dan Prada, tapi dia selalu merasa tidak pantas menjadi putri angkat dari Mr. Anthony Garcia yang selama itu menjaga dan melindunginya. Joanna menjadi salah satu tangan kanan Mr. Anthony yang sangat ditakuti di kalangan mereka.
*
FLASHBACK ON
Masa lalu Joanna.
Sebuah penculikan terjadi di ruang perawatan bayi. Salah satu bayi kembar itu dibawa kabur seseorang yang memakai seragam perawat dan masker yang menutupi wajahnya. Sambil mengendap-endap, penculik tadi mengintip beberapa pengawal yang berjaga di depan pintu.
“Siapa di sana?!” teriak salah satu pengawal ketika mendengar suara yang mencurigakan.
Penculik tadi segera menyelinap keluar melalui jendela, lalu berjalan miring di atas beton sempit di bawah jendela tempat kakinya berpijak. Dia harus berhati-hati menjaga keseimbangan. Meski begitu, bayi perempuan yang ada di gendongannya sama sekali tidak mengganggu konsentrasinya. Pria itu menyeringai di balik masker, “Bayi perempuan ini kelak akan jadi istriku. Dan kau Anthony, akan membayar kesalahanmu padaku.”
Para pengawal masuk ke ruang perawatan.
“Ada penyusup yang menculik nona muda. Kita harus mengejarnya!”
Seorang dari mereka memeriksa jendela yang terbuka dan menemukan bayangan yang turun merayap dari dinding bangunan menggunakan seutas tali. “Rupanya perawat gadungan tadi pelakunya. Ayo kita tangkap!”
Mereka berpencar dan berkoordinasi dengan team pengawal lain yang ada di setiap lantai rumah sakit itu.
Sesampai di lantai tiga, penculik melompat di sebuah taman buatan. Dan menyembunyikan bayi itu di bawah rerimbunan tanaman perdu dan menutupinya dengan selembar kain bermotif daun berwarna hijau.
“Diamlah di sini istriku, aku akan menjemputmu nanti,” bisiknya lalu mencium kening bayi perempuan itu. Penculik itu berpindah ke sisi bangunan lainnya dan melanjutkan pelariannya merayap turun. Sesampai di lantai basement, penculik itu melepas seragam perawat dan maskernya. Secepat kilat berganti pakaian di dalam mobil.
Penampilannya sudah menyerupai seorang executive muda sekarang ini. Tidak tampak raut panik di wajahnya, dia berjalan dengan santai dan percaya diri menuju lift. Sebuah scar bekas luka di pelipis kanan, sama sekali tidak mengurangi kadar ketampanannya.
“Anthony, ternyata sebodoh itu orang-orangmu,” ucapnya dengan seringai licik.
Para pengawal yang kehilangan jejak, berusaha menyusuri setiap sudut rumah sakit.
Sementara di sebuah taman buatan di lantai tiga, terdengar suara bayi menangis. Seorang gadis kecil yang berusia sekitar sepuluh tahun sedang bermain di taman itu. Dia berjalan mencari sumber suara, lalu terkejut saat melihat seorang bayi di balik perdu. Gadis kecil itu segera menggendong dan menepuk-nepuk bayi perempuan itu. “Adik kecil, kenapa kau tidur di sini? Di mana mommymu? Ayo kakak antar.”
Tapi seketika langkah gadis kecil itu terhenti ketika beberapa pengawal mengacungkan senjata ke arahnya.
“Serahkan bayi itu, atau kami akan menembakmu!” bentak salah satu pengawal.
“Tidak, dia adikku,” balas gadis kecil itu sambil memeluk erat bayi perempuan itu.
“Nona, jangan macam-macam. Serahkan sekarang! Kami tidak ada waktu bermain-main denganmu.”
“Aku akan mengantar adikku ke mommy, setelah itu kalian boleh membawaku. Aku Jona selalu menepati janjiku.” Gadis kecil itu masih melanjutkan actingnya.
Dari sekian banyak dialog yang harus diperankannya di pentas seni nanti, kebetulan kata-kata itu yang terlintas di benaknya.
Padahal sesungguhnya dia hanyalah anak sebatang kara. Dia tinggal di sebuah panti asuhan. Dan hari itu dia bersama teman-temannya sedang menggalang dana di rumah sakit itu. Mereka mengadakan pentas seni untuk menghibur pasien lansia yang sudah jompo.
Itulah sebabnya meskipun baru berusia sepuluh tahun, tapi Joanna sudah terbiasa menggendong bayi. Karena setiap harinya, Joanna bertugas membantu pengurus panti untuk mengasuh adik-adik di panti asuhan tempatnya dibesarkan.
Dor ...
Salah satu pengawal memberikan ancaman dengan menembakkan senjata api ke udara. Joanna tetap berusaha tenang. Dia masih ingat suatu kejadian ketika bangunan panti hendak dirubuhkan oleh pengembang perumahan. Semua anak diminta tenang dan tidak menangis.
Seorang pria bersembunyi dengan jarak aman dari tempat itu, sambil mengacungkan senjata. Bidikannya mengarah pada pengawal yang hendak mengambil bayi itu dengan paksa.
Dor ...
Suara tembakan kembali terdengar. Peluru yang seharusnya mengenai seorang pengawal, meleset dan hampir melukai bayi itu. Joanna seketika merunduk dan melindungi bayi itu dengan tubuhnya. Darah segar mengalir dari bahu kiri gadis kecil itu. Dan sebelum ambruk ke rumput, dua orang pengawal berhasil menangkap tubuh Joanna dan bayi itu. Joanna segera dilarikan ke IGD. Sementara pengawal yang lain mengejar penembak misterius yang melarikan diri.
Karena jasanya menyelamatkan Prada, sejak saat itu, Mr. Anthony mengadopsi Joanna, membesarkan dan menyayanginya seperti anak kandungnya sendiri.
FLASHBACK OFF
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments
🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦⒋ⷨ͢⚤IмᷡαͤѕͥᏦ͢ᮉ᳟🍜⃝🦁
tuan Anthony sangat menyayangi Joanna, sehingga mendidik joanna menajdi wanita yang tangguh...
2023-12-04
3
🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦⒋ⷨ͢⚤IмᷡαͤѕͥᏦ͢ᮉ᳟🍜⃝🦁
jadi joana diadopsi karena pernah menyelamatkan prada waktu bayi..
2023-12-04
3
🐬🦂⃟ʝᷤɦᷤαᷫℓµƶɦεͫɳͬ🐬
hukuman.....lebih tepatnya berkah
2023-08-16
10