Episode Enam

Besoknya.

"Audry tunggu gue?" Ujar Firda seraya berlari-lari kecil ke arah sahabatnya yang tengah berjalan masuk ke gerbang sekolah itu, setelah turun dari mobilnya di antarkan oleh supirnya tersebut.

Audry pun langsung menoleh ke belakang saat mendengar seseorang memanggilnya itu, dan menghentikan langkahnya untuk menunggunya.

"Lho tau gak Dry, tadi gue lihat Revan berangkat sekolah Naik mobil Ferrary lho?" Ujar Firda bercerita.

"Masa bodoh sama dia Fir, siapa juga yang peduli sama cowok bajingan tengik kaya dia!" Ujar Audry acuh.

"Seriusan lo beneran gak punya rasa sama dia sedikitpun?" Ujar Firda seraya menatap temannya penuh menyelidik.

"Dengar ya Fir, gue gak tertarik sama dia sama sekali, dan kelakuannya itu justru bikin gue jadi muak!" Ujar Audry kesal, sembari mengingat kejadian tadi malam.

"Oh ya Dry, Ini cincin apaan di jari manisnya lo, kok lo pake cincin segala sih, kayak orang udah tunangan aja?" Ujar Firda penasaran, saat melihat sebuah cincin Berlian di jari manis temannya itu. Karena dia sudah tahu betul, siapa Audry yang sebenarnya.

"Ohh ini tu Cincinnya mama gue, tadi malam gue cuma coba-coba, eh ternyata gue kelupaan copotnya dari jari gue," Ujar Audry berbohong seraya langsung mencopot Cincin di jarinya dan memasukannya ke dalam tas Sekolahnya itu.

"Oh," ujar Firda manggut-manggut tanda mengerti.

Setelah itu mereka pun langsung masuk ke dalam kelasnya.

"Revan datang, Revan datang," Bisik para perempuan yang ada di kelasnya Audry saat melihat siapa yang berjalan di luar jendela kaca kelasnya itu. Masing-masing dari mereka langsung merapikan penampilannya untuk menarik perhatian pria tampan itu.

"Gila! kayak mau ketemu aktris idola aja! itu kan cuma cowo berengsek dan nyebelin!" umpat Audry kesal.

"Lho!" Revan yang sudah berada di dalam kelas dan mendengar perkataan Audry barusan itu pun sudah menunjukan jarinya ke arah Audry. Apa lagi saat teringat kalau gadis itu adalah tunangannya, dia semakin di buat merasa kesal.

"Apa!" Tantang Audry. Sembari melemparkan tatapan mata yang menusuk ke arah pria itu.

Teman-teman sekelas mereka yang melihat itu pun cukup dia buat melongo, karena tak biasanya Audry bertingkah seperti itu pada Revan, apalagi mengumpatinya, walaupun Revan sudah begitu sering mengoloknya, biasanya dia hanya akan mengacuhkannya, tapi kali ini berbeda.

Brakkk...

Revan hanya bisa menghempaskan tasnya di atas meja, karena rasa amarahnya pada gadis itu.

"Sialan! kenapa gue harus jadi tunangannya dia sih!?" Batin Revan kesal. Lagi-lagi semua temannya di buat terheran-heran dengan tingkah yang Revan tunjukan itu.

"Lo mau gue wakilin gak, buat ngurus tu si cupu?" Ujar Andra, temannya Revan.

"Gak usah! cuekin aja!" Jawab Revan. Lalu duduk di bangkunya. Andra yang mendengar itu pun lagi-lagi di buat terheran. tidak biasanya Revan malas mengganggu gadis itu.

"Ada yang mau tukaran tempat duduk sama gue gak?" Tanya Audry pada teman-temannya.

"Gue.... dry, gueee!" Ujar teman perempuannya secara berbarengan, karena berebutan ingin duduk di kursi yang ada di belakang pria tampan itu.

" Lho, kenapa Dry?" Tanya Firda keheranan.

Walaupun gadis itu sering di ganggu oleh Revan, tapi tak pernah sekalipun dia berinisiatif sampai menawarkan bertukar tempat duduk seperti itu.

"Malas gue, ngelihat tubuh cowok brengsek kayak dia!" Tunjuk Audry pas di wajahnya Revan, karena pria itu sudah membalikan tubuhnya ke belakang, dari saat dia menawarkan kursinya barusan.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***