Love Is Not Based On Bibit Bebet Bobot (But Lillaahita'Alaa)
...☕🍜Tidak ada sesuatu yang hilang kecuali akan diganti dengan yang lebih baik. Hatimu yang kini patah esok pasti akan sembuh, yakinlah!🍜☕...
Gerimis turun dengan malu-malu, awan hitam berarak-arakan memenuhi cakrawala, kilat petir membelah langit yang mendung, menumpahkan air hujan ke hamparan bumi yang haus.
Semerbak aroma tanah kering yang diguyur hujan mulai menyentuh cuping hidung seorang wanita berbalut gamis coklat susu yang sedang duduk di sebuah kedai kopi kota Metropolitan.
Jilbabnya melambai mesra oleh hembusan angin. Khumaira melengkungkan bibirnya, sebuah lesung pipit menghiasi pipi sebelah kanannya.
Pandangan matanya melihat lurus jauh ke seberang jalan, memperhatikan sebuah daun kering yang tertiup angin dari rantingnya. Kemudian jatuh pasrah ke tanah yang telah basah.
Khumaira tersenyum sekali lagi, namun senyumnya kali ini seolah mengejek diri sendiri.
'Inikah yang dimaksud oleh seorang penulis dengan nama pena Tere Liye? Daun yang jatuh takkan pernah membenci angin?' katanya dalam hati.
Ia menarik napas panjang, lalu dihembuskan perlahan. Seketika ia merasa malu, lucu, dan sakit hati secara bersamaan.
'Aku yang tak layak untuk dia, lalu kenapa pula aku kesal pada orang yang berkata demikian padaku? Haha lucu sekali!'
Khumaira menatap cangkir kopi di hadapannya, yang sudah beberapa menit lalu tandas hanya menyisakan ampas.
Ia baru saja menertawakan dirinya, namun buliran air tengah bertengger di pelupuk mata. Yang pasti akan terjatuh hanya dengan satu kali kedipan saja.
Ah! Entah sudah berapa kali buliran air jatuh bebas membasahi pipinya. Tak sadarkah dia matanya yang telah sembab akibat cairan bening yang berkali-kali keluar dari manik matanya?
Come on, Maira! Sudahi tangis hari ini, dan pulanglah. Jiwa dan hatimu sudah lelah. Secangkir kopi takkan pernah cukup untuk membuatmu melupakan dia.
Maira mengerutkan dahi melihat sepotong kain berwarna orange yang ia letakan di atas meja. Ia teringat tujuan datang kemari adalah untuk menemui seseorang yang memberinya sapu tangan pada hari kemarin.
Ia berniat untuk mengembalikannya. Meski sebenarnya ia tidak begitu ingat wajah pria itu. Tapi, barangkali dengan melihat postur tubuhnya lagi kemudian ia bisa ingat dan bisa mengembalikan sapu tangan yg diberikan kepadanya.
Namun sudah 2 jam menanti, tak ada tanda-tanda pria itu datang, apalagi di luar sana sedang hujan. Padahal Maira datang sengaja seperti jam kemarin ia duduk di kedai itu, tapi sepertinya hari ini yang dinanti memang tak akan datang. Hm, mungkin lain kali.
Akhirnya Maira memutuskan untuk pulang setelah numpang sholat ashar pada pemilik kedai kopi langganannya—setiap weekend.
Di era yang serba online ini, orang-orang tak perlu risau tak bisa pulang karena terjebak hujan. Kini bisa memesan taksi online hanya dengan sentuhan jari.
Kling!
Sebuah notifikasi muncul di layar gawainya.
****Your driver has arrived****
Maira menengak-nengok, memperhatikan mobil yang berlalu lalang di depan kedai, mengecek nomor polisi kendaraan milik driver pesanannya.
Tak lama kemudian, sebuah mobil berwarna abu-abu menepi tepat di depan kedai kopi. Setelah mencocokkan nomor polisinya, Maira buru-buru masuk ke dalam mobil dengan tangan memayungi kepalanya dari sisa-sisa hujan yang masih turun rintik-rintik.
Brak!
Pintu mobil ditutup. Maira duduk di belakang driver, ia meletakkan tasnya di jok sebelah. Tangannya menggenggam sapu tangan berwarna orange yang ia sendiri tidak tahu milik siapa.
'Bodo amatlah! Aku capek'
Ia menyandarkan punggungnya pada sandaran jok mobil. Sapaan driver hanya dijawab seperlunya oleh Maira. Matanya terpejam, meski baru saja minum kopi tetap saja mata yang lelah tidak bisa diajak kompromi. Maira tak sengaja terlelap.
Diam-diam sang driver memperhatikan Maira dari kaca spion dekat kepalanya. Tampak Si Driver tersenyum melihat Maira yang terlelap.
Ia terus melajukan mobilnya menembus hujan yang mendadak kembali deras. Menekuri jalanan Kalimalang yang seperti biasa selalu padat merayap.
Terlebih, sore ini ialah akhir pekan. Orang-orang berbondong-bondong memadati jalanan untuk merayakan hari liburnya.
Entah perayaan macam apa yang mereka inginkan, saat weekend bukan untuk istirahat malah untuk bermacet-macetan di jalan.
Sesekali Si Driver melirik ke spion, dan lagi-lagi mendapati Maira masih terlelap. Wajahnya tampak mulai gusar, karena maps menunjukkan perjalanan hampir tiba pada lokasi yang dituju.
Beberapa menit berlalu, mobil berwarna abu-abu yang dinaiki oleh Maira melaju memasuki gang perumahan yang jalanannya cukup untuk dua mobil berlawanan arah.
Mobil melaju pelan, memasuki halaman yg cukup luas. Si Driver mulai menilik ke arah luar, mengecek satu persatu nomor rumah kontrakan yang berbaris rapi. Tidak banyak, terdapat empat pintu yang berhadapan dengan empat pintu yang lain di seberangnya.
Cekiiittt!!!
Mobil direm pelan, saat berada tepat di depan pintu dengan nomor sesuai chat yang dikirim oleh Maira saat memesan taksi onlinenya.
Hujan sudah reda, beberapa saat sebelum mobil sampai depan rumah yang terdiri dari 3 ruangan yang dikontrak oleh Maira.
Si Driver mengurungkan niatnya untuk membangunkan Maira. Sehingga ia memilih Maira terbangun dengan sendirinya. Yah, mungkin tidak lama, begitu pikir Si Driver.
Sembari menunggu penumpangnya terbangun, ia memperhatikan rumah yang dihuni oleh Maira. Tampak sepi, tidak ada tanda-tanda ada orang di dalam sana. Ia mulai berpikir, mungkinkah penumpangnya tinggal di kontrakan itu sendirian?
Ia mengerutkan dahi. Kemudian tangannya menyisir rambutnya yang panjang hingga sebatas bahu.
***
Setelah lima belas menit berlalu, akhirnya Maira terbangun. Ia mengerjapkan kedua matanya, seketika ia terperanjat begitu melihat ke luar ternyata taksi yang ditumpanginya telah terparkir di depan kontrakannya.
'Sudah berapa lama?'
Ia segera mengecek jam tangan, betapa terkejut ketika melihat jarum jam telah menunjukkan pukul 17.30 WIB, menjelang maghrib.
Grasak-grusuk.
Maira dalam keadaan merasa tak enak pada Si Driver, tergesa-gesa mencari dompetnya yang ia simpan di dalam tas.
"Aduh, maaf ya, Pak. Saya ketiduran," kata Maira seraya mengulurkan sejumlah uang untuk membayar tarif taksinya.
Si Driver menoleh menampakkan senyumnya.
"Tidak masalah," jawabnya. Tapi tidak mengambil uang yang diulurkan oleh Maira.
Maira terkejut ketika melihat wajah Si Driver yang ternyata bukan bapak-bapak, namun karena ia sudah terbiasa menyebut Driver dengan panggilan Pak, sehingga panggilan tersebut pun seolah refleks ia ucapkan kepada Driver yang ternyata tampak belum layak dipanggil Bapak.
Tiba-tiba ia teringat sesuatu, wajah Si Driver seperti tidak asing di matanya. Ia seperti pernah melihat dia di suatu tempat. Tapi, entah di mana.
Maira tampak berpikir sejenak, setelah menemukan jawabannya ia lantas menepuk dahi.
"Kamuuu ... eh maaf maksudnya Kakak, ngngngng ... yang memberikan sapu tangan ini waktu di kedai kopi, 'kan?" Maira menunjukkan sapu tangan berwarna orange kepada Si Driver.
"Iya," jawabnya singkat menunjukkan sejenak gigi serinya.
Maira tergagap, perasaan tak enak dan perasaan senang bercampur menjadi satu. Ia merasa tak enak sebab sudah tertidur di mobilnya, namun, ia senang karena ternyata Si Driver adalah pemilik sapu tangan orange, sehingga ia bisa mengembalikannya.
"I ... ini, terima kasih, ya," ucap Maira sedikit ragu. Ia menyodorkan uang dan sapu tangan berwarna orange.
"Tidak usah. Aku tidak bisa menerima kembali sesuatu yang sudah kuberikan kepada orang lain. Ongkos taksinya gratis dan bonus sapu tangan untuk seseorang yang hatinya sedang patah," kata Si Driver dengan lugas, jelas, dan mengena hati Maira.
***
...‼️ PERHATIAN ‼️...
...DENGAN HORMAT, KAMI BERITAHUKAN ... JIKA ANDA BUKAN SESEORANG PECINTA AKSARA, BACA ASAL-ASALAN, TIDAK MERESAPI SETIAP SUSUNAN KALIMAT, MAKA, ALANGKAH BAIKNYA STOP MEMBACA CERITA INI. SILAKAN ANGKAT JEMPOL SEBELUM ANDA MENYESAL LEBIH JAUH. SUNGGUH, ANDA TIDAK AKAN PAHAM DENGAN CERITA INI. KARENA "LOVE IS NOT BASED ON BIBIT BEBET BOBOT" DITULIS BUKAN TENTANG BAGAIMANA AKHIR DARI KISAH INI. MELAINKAN BAGAIMANA SETIAP SUSUNAN AKSARA DAPAT SAMPAI DAN DINIKMATI DENGAN BAIK OLEH PARA PENIKMAT AKSARA SEJATI....
...MAKA, TAK PERLU BERKATA-KATA, SILAKAN LANGSUNG PERGI SAJA .......
^^^Tertanda^^^
^^^✍️Bukan Author Femes☕^^^
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments
Oh Dewi
Mampir ah...
Sekalian rekomen buat yang kesusahan nyari novel yang seru dan bagus, mending coba baca yang judulnya Caraku Menemukanmu
2023-07-10
0
hoomano1D
ganti namanya:
calon author famous
2023-03-10
0
gulaJawa🐏
hiyayyay baca lagi di tahun 2022,
nyari judulnya susah, gak inget full judulnya,, yg ke inget cuma bibit, bebet, bobot😆 syukur Alhamdulillah ketemu🥺
kk othor bikin karya lain Napa di noveltoon ini🙏😍, sungguh cara penyampaian ceritanya 👍 the best.
ya udah segitu aja deh cuap2 nya
sehat2 ya kakak author 🤗🌵
salam dari green💚🌵
assalamu'alaikum 🙏🤗
2022-02-14
0