4. PERTEMUAN CHINTIA DAN NIKEN

Esok hari, Chintia berangkat ke kampus untuk melakukan registrasi ulang dengan mengumpulkan berkas. Sesampainya di kampus suasananya sangat ramai dipenuhi ribuan calon mahasiswa baru yang mengumpulkan berkas. Chintia sangat bosan menunggu dengan antrian panjang. Antrian yang panjang membuatnya merasa lapar karena dirinya belum sarapan dari pagi. Chintia tidak ingin dirinya sakit dan pingsan di jalan karena belum makan. Tanpa berpikir panjang Chintia berinisiatif berkunjung ke kantin untuk membeli sarapan.

Di kantin, Chintia membeli nasi soto dan satu botol air mineral. Saat nasi soto pesananya sudah jadi, Chintia membawa nasi soto pesananya menuju meja makan. Namun baru saja hendak akan manaruh nasi sotonya di meja, tiba tiba ada seseorang yang menenggornya hingga nasi soto yang dibawanya terjatuh.

"Pyarr" (bunyi semangkuk soto terjatuh)

Kuah nasi soto mengenai wanita yang menenggor Chintia. Wanita itu sungguh kesal pakaianya terkena kuah soto. Tanpa berpikir panjang wanita itu marah marah dan memaki pada Chintia.

"Hei bodoh, gara gara kamu pakaianku kena kuah soto. aku tidak mau tahu kamu harus tanggung jawab !" bentak wanita itu

"Maaf, saya tidak sengaja," jawab Chintia lirih

"Apa ? hanya maaf? kamu harus mengganti pakaianku 15 juta," saut wanita itu

"Mbak, tapi baju itu bisa bersih kalau di cuci, kalau mbak mau saya akan mencucinya," jawab Chintia

"Hei, enak banget ya ngomong gitu, pokoknya kamu harus ganti rugi 15 juta untuk pakaianku," saut wanita itu

"Mbak, maaf saya tidak ada uang sebesar itu," ucap Chintia

"Hei, pokoknya kamu harus bayar 15 juta, titik !" bentak Niken

"Niken STOP !!!" teriak pria dari belakang

Chintia terkejut mendengar seorang pria memanggil wanita dihadapanya adalah Niken. Seketika Chintia teringat kalau Ibu pemilik kontrakanya memiliki anak bernama Niken. Pria itu menghentikan pertengkaran Chintia dan Niken dengan menarik tangan Niken lalu mengajaknya pergi. Niken memberontak ingin melepaskan tanganya dari pria itu.

"Kak Zaka, aku mohon lepasin aku. wanita itu mencari gara gara padaku," ucap Niken

"Jangan malu maluin kakak. wanita itu adalah Chintia. penghuni kontrakan baru Ibu kita," jawab Zaka

"Apa ? apa aku gak salah denger nih?" saut Niken

"Mbak, saya baru kemarin menghuni kontrakan Ibu Hartatik. maaf saya baru tahu kalau mbak adalah Niken anaknya Bu Hartatik yang satu jurusan sama saya dikampus ini," ucap Chintia

"Oh, kamu ambil jurusan pendidikan kimia?" tanya Zaka

"iya Mas, alhamdulillah saya bisa berkuliah disini," jawab Chintia

"Wah, kebetulan Ken, kamu punya teman belajar habis ini. Kakak juga gak perlu antar jemput kamu. kamu sudah ada barenganya," ucap Zaka

"Ih...bodoh amat," saut Niken pergi meninggalkan kantin

"Maaf Chintia, aku harus kejar adiku," ucap Zaka

"Iya Mas, tidak apa apa," jawab Chintia

Niken berlari meninggalkan kantin diikuti oleh Zaka dibelakangnya. Setelah kepergian Niken dan Zaka, Chintia merasa tidak lapar. Chintia hanya membeli roti nanas untuk mengisi perutnya agar tidak kosong. Setelah makan roti, Chintia kembali ke ruang registrasi untuk mengumpulkan berkas.

1 jam kemudian, Chintia sudah selesai melakukan registrasi di ruang pengumpulan berkas. Setelah menumpuk berkas, Chintia ingin mencari pekerjaan untuk biaya hidupnya. Sebenarnya setiap bulanya Chintia selalu mendapat kiriman dari orang tuanya. Tapi Chintia tetap ingin bekerja karena dirinya ingin melatih dirinya hidup mandiri.

Chintia berjalan menyusuri kompleks daerah kontrakanya mencari lembaga bimbingan belajar yang membutuhkan guru kimia. Setelah berjam jam mencari akhirnya Chintia menemukan lembaga bimbingan belajar yang membutuhkan guru kimia.