Fake Princess
Namaku Sakura, aku kuliah di universitas ternama di Jepang. Tolong jangan tanyakan tentang hubungan asmaraku, karena sampai sekarang aku masih kesulitan untuk berkomunikasi dengan laki-laki. Berbagai macam judul buku hingga beragam link website yang membahas cara berkomunikasi dengan laki-laki sudah kubaca, tapi tetap saja tak membuahkan hasil.
Aku? Aku sama seperti para wanita di luar sana, punya bentuk tubuh yang di bawah rata-rata, punya bentuk wajah yang juga di bawah rata-rata, hanya kepintaranku saja yang sedikit di atas rata-rata.
Setiap hari sepulang kuliah aku tak langsung pulang melainkan mencari uang terlebih dahulu dengan menjadi kasir di salah satu minimarket yang tidak terlalu jauh dari rumah. Kuliahku sendiri tidak mengeluarkan uang, aku mendapatkan beasiswa tapi tetap saja aku harus mendapatkan uang untuk menyambung hidup.
_______
“Angkat tangan, diam dan jangan berteriak!” bentak seorang laki-laki yang wajahnya ditutupi masker berwarna hitam dengan mengacungkan sebuah pistol ke arahku.
Kuangkat kedua tanganku ke atas, tampak perampok itu berusaha mengambil uang yang ada di mesin kasir. Tak perlu waktu lama untuk perampok itu mengosongkan mesin kasir, beberapa lembar uang sudah berpindah ke saku sweater-nya yang berwarna hitam. Diambilnya juga beberapa kotak rokok yang tersusun rapi di belakang meja kasir, aku masih diam tak bergerak, pistol yang berada di tangannya masih setia mengarah pada tubuhku.
“Maaf, kalau ada saksi mata. Aku akan susah," ucapnya yang langsung mengarahkan dua tembakan ke arah dadaku.
Maaf apanya sialan! Perampok sialan! Aku masih muda untuk mati. Aku masih belum menikah, pacaran pun belum pernah, aku masih ingin mengetahui sambungan dari anime yang biasa aku tonton, update terbaru dari manga yang biasa aku tunggu tiap minggunya.
Tak butuh waktu lama untuk aku tersungkur ke lantai, telapak tanganku telah berubah merah saat sebelumnya aku menekan dadaku menggunakan telapak tanganku itu.
Sakit sekali, dadaku seakan terbakar, tubuhku mati rasa, rasa dingin dan beku di kedua ujung kakiku menjalar naik keatas. Pandanganku semakin lama semakin mengabur.
Ah, jadi seperti ini rasanya sekarat.
_______
Kubuka kedua mataku, kutatap langit-langit berhias ukiran-ukiran indah berlapis emas menghiasi pandanganku. Tubuhku terasa sangat berat, kucoba untuk beranjak tapi tak membuahkan hasil.
Apa aku sudah berada di akhirat? Aku benar-benar sudah mati kah?
“Oooeee! (tolong!)”
Eh apa-apaan ini? Aku tadi coba berteriak tapi kenapa yang keluar malah suara tangisan bayi.
“Oooeee ... ooooeee! (tolong ... tolong!)” teriakku sekali lagi, kali ini lebih keras.
Eehh, seriusan? Ini suaraku, kah? Apa ini mimpi?
Kupejamkan dan kubuka kembali kedua mataku untuk memastikan, keadaan di sekitar masih tetap sama, ini berarti aku tidak bermimpi. Coba kuangkat kedua tanganku ke udara, terdiam aku melihat dua buah telapak tangan kecil di depan mataku.
Tunggu, tunggu, tunggu, sejak kapan tanganku jadi sekecil ini? Oh Tuhan, apa yang sebenarnya terjadi?"
“Putri Sachi, kau sudah bangun?” Aku terhentak, saat suara laki-laki mengetuk telinga.
Lama, aku menjatuhkan pandangan ke seorang pria berusia sekitar ... Dua puluh tahunan yang tiba-tiba muncul di hadapanku. Tubuhku semakin kaku, membeku ketika dia mengangkatku lalu menggendongku ke pelukannya.
Aku tidak pernah dipeluk laki-laki sebelumnya dan terlebih lagi dia tampan sekali. Tenanglah Sakura, tenanglah.
Laki-laki tampan itu membawaku ke sebuah cermin besar berukuran sama persis seperti tinggi badannya, diletakkannya aku duduk di hadapan cermin besar itu. Mataku berkedip beberapa kali, menatap bayangan seorang bayi perempuan bermata hijau, berambut cokelat tipis yang duduk di hadapanku.
“Dabuu? (siapa kau?)” ucapku, sambil mengarahkan tanganku padanya, tampak bayi perempuan itu juga melakukan hal yang sama padaku.
Tunggu, tunggu, tunggu. Bukankah ada yang salah di sini?
“Putri Sachi, bagaimana menurutmu gaun hitam ini?” ucap pemuda tadi yang telah berdiri di belakangku dengan menunjukkan sebuah gaun hitam lengkap dengan topi rajutan yang berwarna hitam.
Tunggu dulu, dia berdiri di belakangku, bukan? Dan dia memanggilku Sachi? Jangan bilang kalau bayi itu adalah aku?
Aku Putri Sachi? Tapi aku yakin kalau sebelumnya aku sudah mati di tangan perampok sialan itu. Ahh, jangan bilang kalau aku bereinkarnasi? Aku terlahir kembali?
Tapi kalau benar begitu, bukankah ini “jackpot” besar dari surga untukku. Keluarga kerajaan pasti punya paras di atas rata-rata, tinggal di istana mewah, lihat saja! Ruangan ini saja sudah banyak yang dilapisi emas.
Tidak perlu memikirkan biaya hidup, menikahi pangeran impian, terlebih lagi punya pelayan pribadi dengan senyum mematikan. Nikmat mana lagi yang kau dustakan, Sakura. Terima kasih Tuhan, akhirnya kau mengabulkan khayalan egois di kehidupan lamaku."
Pemuda itu, memakaikan gaun hitam yang dipilihnya tadi sambil memejamkan matanya, sebelum akhirnya diamenggendongku menyusuri Istana.
Aneh, aku sama sekali tak menemukan sesosok perempuan pun di istana ini, semua yang kulihat hanya laki-laki, apakah ini sebuah istana Harem yang tercipta untukku? Maafkan aku Tuhan, aku telah menjelma menjadi Bayi yang mesum.
Pemuda itu menoleh, membalas tatapanku padanya, "sebentar lagi kita sampai, Putri," ucapnya sambil tersenyum menatapku.
Kami pun sampai di suatu lapangan luas di luar istana, tampak sebuah alat eksekusi pancung berdiri kokoh siap menebas leher siapa pun yang berani mendekatinya. Satu hal yang pasti, semua yang ada di sana memakai pakaian berwarna hitam. Dan sekali lagi, mereka semua didominasi laki-laki, hanya sekitar tujuh atau delapan perempuan saja yang ada di sana termasuk aku.
“Sebentar lagi kita akan menyaksikan eksekusi kakakmu, Putri,” ucapnya diiringi senyum dingin yang menusuk ke arahku.
“Laki-laki yang duduk di sana itu ayahmu Putri, Raja Takaoka Kudou. Yang duduk di sebelah kanannya itu kakak laki-laki tertuamu Putri, Pangeran Takaoka Haruki. Yang duduk di sebelah kiri Raja itu adalah kakakmu juga Putri, Pangeran Takaoka Izumi. Ini pertama kalinya kau melihat mereka Putri, dan yang akan dieksekusi kali ini ialah kakak perempuan tertuamu, Putri Takaoka Mari."
Seorang perempuan cantik berjalan dengan posisi tangan terikat, dengan seorang laki-laki berbadan besar berjalan di depannya sambil menarik tali yang mengikat perempuan tadi.
Pakaiannya yang putih tampak sudah berubah warna mengusam. Mata merah dan tubuhnya yang gemetar tampak jelas memberitahu kalau ia sangat ketakutan. Di belakangnya juga tampak seorang laki-laki berusia tiga puluh tahunan yang berjalan dengan noda darah di sekujur tubuhnya.
Tubuhku gemetar melihat kepala laki-laki tadi jatuh menggelinding ke tanah, darah segar mengucur deras keluar dari lehernya. Perutku terasa sangat mual melihatnya, aku tidak pernah melihat hukuman seperti ini sebelumnya di kehidupan lamaku. Aku hanya sering melihatnya di anime atau manga yang aku baca ... Tapi, melihatnya secara langsung seperti ini sangat mengerikan.
“Kau tahu, Putri? Dunia ini kejam untuk perempuan seperti kalian. Ketika kau nanti berusia empat tahun, kau akan dijodohkan. Dan tepat saat usiamu menginjak tujuh belas, jika calon suamimu tidak ingin menikahimu, kau akan berakhir seperti kakakmu yang ada di sana. Dan aku sendiri akan berakhir seperti pelayannya yang kepalanya menggelinding tadi."
“Yang mulia, mohon ampuni nyawaku!" teriak perempuan tadi dengan menangis keras memohon ampunan.
“Ayahanda, selamatkan-” Perkataannya terhenti, darah segar mengucur keluar dari lehernya yang terpotong. Kepala perempuan tadi menggelinding diikuti dengan jejak darah yang keluar darinya, wajahnya tampak mengarah padaku, mata dan mulutnya terbuka lebar. Aku terhentak, diam tak berkutik seakan nyawaku lepas dari tubuh, air mataku mengalir keluar tanpa sadar.
“Putri, aku akan menjadikanmu perempuan paling bersinar di kerajaan ini. Kau akan membantuku, bukan? Atau kita akan berakhir seperti mereka," sambungnya kembali seraya menatap tajam pada dua kepala yang tergeletak di tanah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 631 Episodes
Comments
Anastasya Apriani Cicilia Kalesaran
yg berulang ulang kali baca dan nggk ngerasa bosen, meskipun ceritanya belum ending..
pliss outhor comebackk
2024-10-27
0
🍾⃝ͩᴢᷞᴜᷰɴᷡɪᷧᴀకꫝ 🎸🎻ଓε🅠🅛⒋ⷨ͢⚤
nggak bosen aku baca cerita nih dah 4 kali 😁😁
2024-02-23
5
Rahma Hayati
❤
2023-12-12
0