Bel pulang sekolah berbunyi Kia segera berlari keluar ruangan menuju halte karena tak ingin ketinggalan angkutan umum yang pertama.
"Pak... tunggu" teriak Kia sembari berlari masuk kedalam sebuah angkutan.
"hossh hoshh...." nafas Kia masih memburu ia mengambil sebotol air mineral dari dalam tasnya lalu menegaknya hingga habis.
"akhirnya aku bisa menghindarinya... " ucapnya bernafas lega.
Sementara Intan dan Nia saling berpandang melihat tingkah aneh sahabatnya.
"Kia kenapa?" tanya Nia penasaran.
"mana gue tahu... orang dia gak bilang apa apa... cuma ngomong gue duluan bye gitu aja abis itu ngibrit dah... " ucap Intan menjelaskan.
"ya udah deh biarin aja besok aja kita introgasinya... sebaiknya kita pulang saja yuk" ajak Nia yang dibalas anggukan kecil oleh Intan.
Ken yang tengah sibuk dengan berkas berkasnya lupa jika ia harus menjemput sang calon istri pulang sekolah.
"Astaga aku lupa kabarin dia... " ucap Ken sembari mengacak acak rambutnya.
"sebaiknya aku telepon dia saja "
"sial nomornya tidak aktif " umpat Ken kesal.
Ken memutuskan untuk menelpon sang ibu mertua memberitahukan jika ia tak bisa menjemput Kia dan meminta pak Imam untuk menjemputnya.
"*Halo Ken ada apa?" suara Ratih menyapa dari seberang sana.
"Ma maaf hari ini Ken tidak bisa menjemput Kia... Ken minta tolong sama mama tolong beritahu pak Imam untuk menjemput Kia ya ma... soalnya ponsel Kia gak aktif ma tadi ketika Ken ingin coba hubungi"
"oh gitu... iya Ken mama ngerti kok... nanti mama bilang pa Imam... kamu tenang saja" ucap Ratih menenangkan hati Ken.
"Baiklah... kalau begitu terimakasih ma... " ucap Ken sembari memutus sambungan telepon*.
♡♡♡
Kia berjalan pelan dari halte yang berada diperempatan menuju kompleks rumahnya. Kia melangkahkan kaki kecil sembari bersenandung menikmati hawa dingin yang disertai rintik hujan sore ini.
"Rasanya baru kemarin aku main hujan hujanan sama Kak Azka... rasanya baru kemarin aku belajar tidur sendiri tanpa kakek nenek atau pun kak Azka... tapi malam nanti aku sudah menjadi tunangan orang" ucapnya lirih sembari merentangkan tangan menengadahkan telapak tangannya menikmati titik titik air hujan yang jatuh.
"huhhh miris sekali hidupku ini" keluhnya dalam hati.
Sesampainya dirumah Kia langsung berlari menuju kamar mengabaikan semua orang yang menyapanya karena ingin segara menanggalkan pakaiannya yang basah akibat hujan hujanan.
"astaga dingin sekali" gumamnya sembari mengeringkan rambut setelah mandi dan berganti pakaian.
Kia melompat keatas kasur menyelimuti tubuhnya yang kedinginan lalu memejamkan mata.
Malam harinya
Malam ini Kia tampak cantik dengan balutan dress selutut dan riasan make up yang mempesona. Kia bergerak mondar mandir didalam kamar membuat sang kakak menegurnya.
" Kamu kenapa sih dek...? gugup yah?"
"entahlah kak... rasanya gugup sekali" sahut Kia sembari meremas jari jemarinya.
toktoktok
"sayang... ayo cepat turun... " ucap sang mama dari balik pintu.
"ya ma... tunggu" ucap Kia sembari membukakan pintu.
Kia berjalan menuruni anak tangga menuju ruang tengah rumahnya yang kini telah disulap menjadi ruangan yang super romantis dan indah. Layaknya sebuah ballroom ruangan tersebut didekorasi begitu indah dengan pernak pernik berwarna soft pink kesukaan Kia. Banyak bunga bunga berwarna soft pink serta lampu lampu kecil yang menghiasi ruangan tersebut. Kia berdecak kagum melihat ruangan rumahnya yang berubah menjadi indah ini. Ia melempar senyuman indah kepada setiap orang yang menatapnya sampai senyumannya memudar kala tatapanya bertemu dengan tatapan Ken. Kia buru buru menunduk dan mengatur nafasnya agar tak ketara gugupnya.
"tampan... " satu kata yang terpikir oleh Kia ketika tatapannya bertemu dengan Ken.
Kia berjalan menuju kearah bangku yang disiapkan khusus untuk dirinya dan keluarga. Ia duduk tertunduk tak berani mendongakkan kepalanya karena tepat diseberangnya adalah kursi yang ditempati oleh Ken dan keluarganya.
"Oh ayolah Ki ini baru tunangan belum juga menikah... kamu tak perlu segugup ini" batinnya sembari meremas tangannya.
"Kedip Ken" bisik sang papi menggoda putranya yang sedari tadi menatap Kia tak berkedip.
Ken langsung membelalakkan mata dan tersadar... ia lalu membuang pandangannya kearah lain tak bisa ia pungkiri Kia sangatlah memukau malam ini.
Ken dan Kia bergantian memasangkan cincin dijari manis yang disambut tepuk tangan dan sorakan para tamu undangan yang bahagia melihat pertunangan keduanya.
"cium.... cium... cium.... " sorak para tamu undangan setelah penyematan cincin.
Ken bergerak maju lebih dekat kearah Kia menangkup kedua pipi Kia lalu mencium kening Kia seperti yang telah diintrupsikan oleh seorang fotografer yang telah mereka sewa untuk mengabadikan momen pertunangan Ken dan Kia. Acara tunangan berakhir dengan makan malam bersama dan sesi foto.
Kia menghembuskan nafas lega kala mobil Ken dan keluarganya meninggalkan pekarangan rumahnya.
Acara Tunangan telah selesai tapi jantung Kia masih saja riuh bergemuruh didalam sana. Kia mengulingkan tubuhnya kekanan dan kekiri bergerak mencari posisi tidur yang nyaman memaksa matanya untuk terpejam namun bayangan Ken selalui muncul difikirannya.
"Arrrrrrgh" erang Kia sembari mengusap mukanya kasar.
Kia memutuskan turun menuju dapur membuat coklat hangat dan mencari sisa makanan yang bisa ia makan dan meraih beberapa snack yang berada di rak tempat sang mama menyimpan snack dan beberapa cemilan. Kia menghabiskan semangkuk sop galantin dan memakan beberapa bungkus snack serta menegak hingga tandas segelas coklat hangat buatannya.
"Astaga Ki... lo ngapain malam malam disini hah?" tanya Azka yang kaget karena melihat Kia sedang mondar mandir dilorong kamarnya.
"ishhh... Kak Azka ngapain disitu sih... tidur sana" ucap Kia kesal.
"lah... gue yang harusnya ngomong gitu sama lo... dih gak waras mondar mandir dilorong tengah malam begini" ucap Azka mengejek.
"Kia lagi gak bisa tidur kak... "
"lah kenapa neng? bukannya lo kalau kena bantal langsung molor yak" ledek Azka pada adiknya.
"udah ahh Kia mau masuk capek ngomong sama kakak" ucap Kia kesal sembari masuk kedalam kamarnya.
Azka yang melihat keanehan adiknya hanya menggeleng gelengkan kepala lalu kemudian turun kebawah untuk mengambil air minum karena ia merasa tenggorokannya kering.
"Dasar aneh" cibir Azka lirih.
Dikamar Ken
Berbeda dari Kia yang tak bisa tidur karena bayangan Ken yang selalu muncul, Ken justru sengaja tidak tidur karena lembur menyelesaikan seluruh tugas tugas kantornya mengingat sebentar lagi ia akan mengambil cuti untuk menikah. Ken menyesap kopi hitam panas yang baru saja ia buat sembari meneliti tugasnya kembali. Namun pikiran Ken sedikit terganggu dengan wajah Kia yang terkadang terlintas begitu saja dipikirannya. Ken mengusap wajahnya kasar lalu berdecak kesal kala terlintas bayangan Kia difikirannya. Ia memutuskan untuk menutup laptopnya dan menyudahi aktifitasnya setelah beberapa kali menguap.
Please banget jangan lupa klik like dan klik hati ya buat karya author ini...
dan jangan lupa kasih komentar saran ataupun masukkan untuk author... biar author makin semangat untuk berkarya... Klik Like klik hati dan menulis komentar itu gratis loh so ayo buruan kasih buat menyemangati author....
terimakasih... sampai jumpa di next capt ya....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments
Coky Raj
lanjut thor
2022-02-06
0
Nurpadilla Lala
semakin lama kian menarik 🤗🤗
2021-06-06
0
nEVe®_ENd
biyasanya cinta pas udah nikah, kalo yg ini dr awal dah tumbuh deh kayaknya benih2 cinta itu 🤭🤭🤭
2020-10-31
1