♥Arsyil♥
Aku mengemasi pekerjaanku. Iya sore ini aku memang berjanji sama Nisa mengajak dia jalan jalan memakai sepeda motor. Baru kali ini aku akan jalan dengan dia berboncengan. Karena sebelumnya kami hanya bertemu di caffe. Dia naik taxi dan aku naik sepeda motor. Begitu setiap kali kita bertemu.
Selalu ada perasaan nyaman sekali saat bersama Annisa. Berbeda dengan cewek lain yang pernah menjadi pacarku. Annisa bukan cewek manja pada umumnya. Biasanya cewek mintanya di manja, banya diperhatikan, minta di antar ngemall atau yang lainnya lah. Sedangkan Annisa dia lebih suka kopi seperti aku. Jarang cewek suka kopi hitam. Tapi dia tak sering mengkonsumsi nya. Aku selesai menata pekerjaanku. Aku matikan laptopku dan ku taruh dalam tas. Aku keluar dari ruanganku. Terlihat Annisa sedang duduk di kursi tadi.
"Sudah selesai Syil?"
"Sudah...ayo berangkat."
"Oke.."
"Oh ya ini helm nya Nis. Mau kan jalan pakai motor? Nanti kalau tabunganku sudah cukup pasti aku beli mobil. Sayang sekali cewek secantik kamu harus pakai motor terus. Nanti masuk Angin." Aku berbicara sambil memesangkan helm di kepala Nisa.
"Kamu bisa saja Syil. Mau kau pake sepeda motor atau apapaun aku akan selalu bersamamu syil." Ucap Annisa sambil menatap lekat kedua mataku.
"Yakin?"
"Yakin Arsyil ku sayang" Annisa tersenyum sangat manis sekali Ingin rasanya aku cium bibir dia. "Ahhh....tahan Syil...jangan sampe...belum saatnya" aku berkata dalam hatiku.
"Sudah siap...ayo kita berangkat." Aku mencubit lembut pipinya.
"Siap...ayo..."
Aku menggandeng Nisa keluar bengkel.
"Cie....pasangan serasi...mau kemana mas?" Tanya wahyu
"Jalan dong...mas biasa bawa saja kunci bengkelnya ya..."
"Oke bos....hati hati...jangan lupa oleh olehnya."
"Oleh olehnya nanti kalau aku ke singapura. hahaha." Aku menjawab dengan sedikit bercanda pada mas Wahyu, lagiyan mau kencan minta oleh oleh kayak aku mau liburan.
"Ahhhh kebiasaan kalau di mintai oleh oleh seperti itu."
"Mas Wahyu aku mau kencan mas bukan mau Liburan. Iya nanti aku belikan somay yah...hehehe"
"Yah....somay Don....yasudah hati hati mas bawa anak orang."
Doni hanya tertawa saja melihat ku dan mas wahyu berdebat masalah oleh oleh.
"Iya iya...aku berangkat dulu mas.."
"Nisa...sudah siap...ayo naik.."
"Okey.."
"Sudah...?"
"Belom....."
"Kok belom?"
"Kan belom sampai...hahay..."
"Huh dasar...sudah pintar sekarang yah Nis kamu..."
"Iya dong...ayo jalan."
"Sebentar masih ada yang kurang."
"Apa?"
"Peluk dong Nis...masa cuma pegang jaket saja..ntar jatuh kan sakit Nis."
"Hmmm mulai....iya kalau jatuh gak apa apa sih...gak sakit."
"Jatuh ya sakit Nisa..."
"Kan jatuh di pelukanmu Syil.. heheheh...."
"Jiaaahhh bisa saja kamu..dah pegangan.."
"Okey.."
Aku menghidupkan sepeda motorku dan langsung pergi dari bengkelku. Aku mengajak Nisa jalan jalan sore ke pantai.
"Kita mau kemana?"
"Kamu pingin kemana Nis?"
"Emmm cari tempat yang enak buat ngobrol Syil."
"Mau ke pantai?"
"Boleh..."
"Okey..."
Sesampainya di pantai aku menyetandarkan sepeda motorku tidak jauh dari pantai. Nisa masih saja duduk di belakangku. Dia mengeratkan pelukannya padaku.
Aku memegang punggung tangannya dan memgelusnya lembut.
"Nis.."
"Iya Syil"
"Kamu yakin memilihku?"
"Yakin."
"Seandainya ada pria yang lebih mapan dari ku, lalu pria itu sangat mencintaimu bagaimana, kamu Masih tetap ingin bersama ku atau memilih dengannya."
"Ihh...apaan sih...kok bilangnya seperti itu?"
"Kan andai saja Nisa sayang..."
"Aku akan tetap bersamamu syil. Karena aku yakin kamu lah orang yang kupilih untuk sekarang dan nanti sampai akhir hidupku."
"Yakin?"
"Yakin..apa aku kurang meyakinkanmu Syil?"
"Kalau begitu apa buktinya?"
"Kamu minta bukti apa syil? Apa harus dengan kita melakukan hal hal yang merugikan dulu baru kamu yakin?"
"Jiaaahh gak seperti itu juga kali. Kok serius gitu jadinya. Kan seandainya sayang...sudah...aku yakin kok sama kamu Nis."
"Kamu saja yang serius tanya nya Syil. Jangan pergi Syil, aku sudah sangat nyaman dengan kamu."
"Aku janji, aku tak akan meninggalkan kamu Nisa. Tapi kalau orang tuamu tak menerima Aku bagaimana? Aku kan seperti ini Nis. Bukan pegawai kantoran, hanya bengkel saja yang aku punya Nis."
"Kita yakinkan bersama orang tua ku Syil kalau itu benar terjadi. Dan apa harus gitu menikah dengan pria mapan dan kaya raya? Apa itu akan menjamin hidup kita bahagia? Uang tidak menjamin kebahagiaan Syil."
"Aku gak salah memilihmu Nis. Nanti kalau kita sudah lulus kuliah aku akan segera kerumahmu untuk melamarmu. So... kita berjuang dengan skripsi kita dulu."
"Siap sayang."
"Kamu lapar?"
"Hmmm iya..."
"Ayo kita cari makan, sudah hampir petang juga Nis."
"Okey..."
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
♥Happy Reading♥
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 342 Episodes
Comments
𝖁𝖎𝖋𝖆 𝖆𝖋𝖎𝖋𝖆
bagus crta'y ada lucu'y romantis'y & aroma2 persaingan jd tmbh greget bca'y pinter km author bkn crt'y
2020-02-25
2
Ay
setia lebih baik bukan langgeng terus anisa sama arsyil
2020-02-21
0
Zulianik Anik
knapa harus saingan dg adik........hak author bikin alur.........q hanya menikmati baca .....juga teman liburan
2020-01-05
0