Sudah lebih dari lima tahun, Sita masih bersikap dingin pada Irani. Setiap hari, Irani slalu kena marah sang Mamah. Apapun yang Irani lakukan selalu salah, di mata Sita? Tak ada yang benar di hadapan Sita, bila menyangkut dengan Irani.
Karna Irani, salah membuat kopi untuknya Sita ingin kopi hitam tanpa gula. Tapi tak sengaja Irani memasukan gula pada Kopinya, Membuat Sita murka hampir saja, menyiram muka Irani dengan kopi panas.
"Maaf Mah, Sita lupa memasukan gula pada kopi mamah, ucap Irani merasa bersalah.
Sita melempar gelas itu, ke lantai. hampir saja terkena tangan Irani.
"Kamu itu, bisa bikin kopi tidak sih? Makanya dengar apa yang aku bilang jangan melamun terus!" seru wanita itu, sambil menjewer telinga kanan Irani.
"Aduh sakit Mah, ampuni Iran Mah," ucap Irani memohon. Namun Sita tak peduli, ia masih menjewer telinga Irani dengan sangat keras membuat Irani semakin kesakitan dan menangis.
"Kamu harus di hukum!!" ucapnya kesal. menyeret tubuh kecil Irani, menuju gudang bawah tanah rumahnya, menguncinya di dalam tanpa ampun.
"Mah jangan Mah, Iran takut mah" Irani terus memohon, wanita itu tak peduli.
Setelah membuka pintu gudang yang tak terpakai itu. Wanita itu melempar tubuh kecilnya, dan menguncinya dari luar.
"Mah, Iran takut mah, Iran mohon keluarka Iran dari sini Mah," ucapnya lagi memohon sambil memukul-mukul pintu gudang dengan tangan kecilnya. Sita tak peduli, wanita itu pergi begitu mengunci putrinya di dalam gudang.
Irani menangis ketakutan, "Mamah Iran takut mah," pinta Irani masih memukul- pukul pintu dari dalam berharap Mamahnya mengeluarkannya dari gudang.
Sita tak peduli dengan teriakan minta tolong putrinya. Sita kembali ke kamarnya. Sita sudah hilang kendali beberapa kali ia masuk rumah sakit jiwa karna, tindakannya berkali-kali melukai putrinya sendiri. Namun selalu di ambi Dina karna, tak tega bila Sita berada di sana. Namun Sita tak pernah kapok untuk menyiksa Irani. Sampai Irani benar-benar terluka atau menangis. Baru Sita puas dan berhenti melukainya.
Irani menangis di dalam gudang. Tak seorang pun yang mendengar teriakan gadis kecil itu. karna suara dari ruang bawah tanah itu, kedap udara. Saat itu tak ada siapapun di rumah. Neneknya Dina masih di pasar dan Pak Diman dan Bu Ilan pergi ke Jogja untuk menghadiri acara nikahan kerabatnya.
"Mamah tolong mah," teriak Irani gadis kecil itu, terus berteriak sampai suaranya serak . Namun Sita masih tak peduli dengan itu.
Suara Irani hampir habis gadis kecil itu, harus menghemat udara untuk bisa bernafas di tempat yang pengap. Tak ada cahaya matahari yang masuk ke tempat itu. Bila Irani terus berteriak, membuatnya cepat mati karna, kehabisan udara yanh di hirupnya.
Irani terdiam, merasa ketakutan saat ini. Tempat ini gelap sudah lama juga tak terpakai.
"Hay Irani," sapa seseorang di belakang Irani. Gadis kecil itu, tak berani menoleh, ia begitu takut untuk melihat ke belakang. Irani tau di sini tak ada siapapun, selain dirinya?
"Suara siapa itu?" tanyanya dalam hatinya buku kuduknya berdiri seketika. Gadis kecil benar itu benar takut saat ini. Bingung harus minta tolong kepada ada siapa? Irani sendiri terjebak di sini.
"Kamu tak perlu takut, aku akan menolong kamu keluar dari sini? Tapi kamu harus janji mau menjadi temanku," ucapnya lagi. membuat Irani semakin takut.
"Ka-ka ka mu siapa?" tanyanya terbata-bata merasa ketakutan.
"Aku Bela, kamu Irani-kan," ucapnya lagi
"Be be la Siapa?" tanyanya lagi masih terbata-bata dan ketakutan setengah mati.
Entah kenapa, tubuh Irani seperti ada yg menariknya ke belakang. Di mana suara itu berasal?. Irani tak berani membuka matanya. Ia begitu ketakutan setengah mati saat ini. benar- benar takut dengan suara yang di dengarnya.
"Ihh kok kamu tutup mata sih?" tanya Bela gemas.
"A a aku takut sama kamu?" ucapnya jujur badannya bergetar karna, ketakutan masih menutup matanya.
"Aku tidak seram kok," ucap Bela lagi. Menyentuh tangannya, membuat Irani beneran merinding dibuatnya. Siapapun Dia? Yang pasti dia bukan manusia. Mana mungkin manusia berada dalam gudang bawah tanah yang pengap tanpa udara seperti ini.
"Ihh Irani mau aku tolong tidak," tanya Bela lagi.
Irani perlahan membuka matanya, di lihatnya gadis berambut pirang dengan wajah yang putih pucat dengan kecantikan seorang putri. Pakaian Bela mirip dengan putri-putri di negri dongeng.
"Aku cantikkan?" tanyanya lagi.
Irani menganguk, ia perlu bantuanya untuk keluar dari sini. Gadis itu, tak mau mati di sini karna, sesak nafas.
"Kamu beneran bisa menolongku?" tanyanya lagi.
"Itu gampang, tapi kamu janji dulu, mau berteman denganku. Aku itu, kesepian di sini. Hanya kamu yang bisa melihatku. Aku bosan cuman bermain dengan Cris."
Irani berpikir sejenak, ad a hantu lain selain Bela di sini, sekarang Irani tidak perlu macam- macam. Pokoknya Irani harus keluar dari sini. Bagaimana pun caranya? Walaupun harus berteman dengan hantu.
"Gimana tawaran aku, Irani? Kalau kamu tidak mau mau aku akan terus menakuti kamu dengan wajah seperti ini," ucap Bela merubah wajahnya jadi terbelah dengan mata yang keluar satu dan darah yang mengalir di kepalanya.
Ahhhh, Irani menjerit ketakutan
Jeritan Irani ternyata terdengar oleh Neneknya yang baru pulang di pasar, wanita itu mencari suara Irani berasal, mengunakan kursi rodanya, Dina mencari-cari keberadaan Irani dan terlihat pintu gudang bawah tanah terkunci dari luar. Dengan hati-hati Dina bangun dari kursi rodanya dan berjalan merayap karna kakinya yang lumpuh sebelah. Dina merayap melalui tembok. Walau sangat sulit Dina melakukan itu, karna kondisinya. Namun Dina ingin sekali menolong cucu kesayanganya itu, tak mau bila terjadi apa-apa lagi kepada cucunya.
Cleck.
Suara pintu gudang di buka, Irani masih menutup wajahnya dengan kedua tangannya karna, takut melihat wajah Bela.
"Iran sayang," panggil Dina bahagia karna, berhasil menyelamatkan cucu kesayangannya.
"Nenek," panggilnya bahagia mendengar suara neneknya dari luar pintu, gadis itu menghampirinya untuk memeluk neneknya.
Bela menghilang seketika begitu, Dina memangil Irani.
"Iran kenapa kamu bisa di sini?" tanya Dina.
Irani diam tak menjawab, gadis itu tak ingin neneknya marah pada mamahnya karna, mamahnya yang menguncinya di gudang bawah tanah.
"Pasti Sita yang melakukan ini," tebak sang Nenek curiga.
Irani menggelengkan kepalanya
"Kamu jangan bohong."
"Nenek ayo kita ke atas, Iran bantu," ajak Irani mengalihkan pembicaranya karna gadis itu, lelah setiap hari mendengar nenek dan mamahnya bertengkar.
Setelah itu, Irani menolong neneknya naik ke atas dan mendudukkannya di kursi roda kembali.
bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 680 Episodes
Comments
Dewi marlena
knp ya Thor tiap ada kata karna sll ada koma..
2022-08-10
0
Dewi marlena
knp ya Thor tiap ada kata karna sll ada koma..
2022-08-10
0
Dewi marlena
knp ya Thor tiap ada kata karna sll ada koma..
2022-08-10
0