Masih Flashback.
Sita melahirkan di rumah sakit, ia hampir saja, meninggal karna darah yg keluar begitu banyak. Untunglah Ibu dan bayinya selamat. Walau bayi perempuan itu, dalam perawatan intensif, karna, berat badannya kurang dari 2000 gram membuatnya harus di ingkubator di ruang NICU.
Samar-samar ia melihat sekelilingnya, ia menyadari kalau perutnya sudah kempes. Ia tak mengharapkan bayi itu, berharap bayi tak pernah ada di dunia ini.
Dina mendapat telpon dari Adnan, kalau putrinya berada di rumah sakit, wanita itu pun segera ke rumah sakit untuk melihat kondisi putrinya, sampai di rumah sakit. Wanita itu murka dengan laki-laki yang sudah menghancurkan hidup putrinya, "Apa yang terjadi dengan Sita, Adnan? Kemana saja kamu selama ini? Sita selalu menunggumu untuk kau nikahi! Kenapa baru datang sekarang? Setelah semua ini terjadi?" bentak wanita itu, murka dengan laki-laki yang telah menghancurkan hidup putrinya.
Perempuan di sebelahnya terkejut, mengdengar ucapan wanita itu, ia baru mengetahui kalau wanita hamil itu, selingkuhan suaminya. Ia begitu terluka dan sakit hati dengan pengkhianat dari suaminya, "Benarkah itu Adnan, wanita itu selingkuhan kamu?" tanyanya sambil sambil menangis seperti di sambar petir di siang bolong, ia tak pernah menyangka suaminya tega berbuat seperti itu kepadanya.
Adnan terdiam tak menjawab, pertanyaan dari siapa pun. Ia bingung harus menjawab apa? Dia sendiri yang salah, dia juga harus bertanggung jawab. Namun ia juga bingung harus menjelaskan bagaimana kepada istrinya, kalau gadis itu, sama-sama ia cintai seperti ia mencintai istrinya.
Adnan dan Indri sudah menikah cukup lama. Namun belum juga di karuniai anak. Adnan begitu kesal pada istrinya karna tak kunjung hamil. Ibunya terus mengomel minta di berikan cucu. Maklum Adnan putra satu-satunya pewaris perusahaan besar. Orang tuanya takut Adnan tak memiliki keturunan. Siapa lagi yg akan meneruskan keturunannya kelak, bila Adnan belum juga mempunyai anak.
Orang tuanya pernah meminta Adnan untuk menikah lagi. Namun laki-laki itu, menolaknya, karna ia, sangat mencintai istrinya. Pada kenyataannya laki-laki tersebut, mengingkari ucapanya itu, untuk tidak jatuh cinta kepada gadis lain.
Tanpa sengaja laki-laki itu, jatuh cinta kepada gadis yang ia tolongdi pasar. Saat itu, Adnan tak sengaja lewat pasar melihat seorang gadis kecopetan. Hatinya tak tega, membiarkan gadis itu, menangis karna, kecopetan. Awalnya laki-laki itu, hanya menolongnya saja. Namun setelah melihat wajah gadis itu, laki-laki tersebut jatuh cinta kepadanya.
Perempuan itu, terus-menerus menangis, hatinya begitu sakit, menerima semua kenyataan pahit ini, perempuan mana yang tak sakit hati bila suaminya selingkuh. Melihat perempuan itu, membuat Dina yakin dia istri dari laki-laki yang menghancurkan hidup putrinya, "Adnan, apakah dia istrimu?" tanya ibu Dina membuarnya lamumanya.
Laki-laki masih terdiam tak berkata sepatah kata pun. Ia merasa bingung harus bagaimana? Di lihat dari mana pun ia yang paling bersalah dari semua yang terjadi kepadanya.
"Jadi benar ia istrimu?" tanya Dina lagi semakin marah karna, Laki-laki itu tak kunjung menjawab pertanyaannya.
Perempuan itu, sudah tak kuat dengan sakit hatinya ia pun melangkah, namun ditahan laki-laki itu, "Apa lagi?" tanya perempuan itu, melepaskan tangannya dari genggaman laki-laki tersebut. Perempuan itu, meninggalkan rumah sakit. Hatinya begitu sakit tak ingin melihat laki-laki yang menyakitinya.
Laki-laki itu, memcoba menyusul istrinya, namun tak tersusul karna, perempuan itu naik taksi untuk sampai ke rumahnya. Laki-laki tersebut, menyusul taksi itu dengan mobilnya.
Sampai rumah, perempuan itu membanting semua barang yang ada di rumahnya. Ia begitu kesal dan juga marah. Laki-laki yang sudah menikahinya selama lima tahun tega mengkhianatinya, ia tak pernah berpikir kalau selama ini iya telah di bodohi oleh suaminya.
Adnan membuka pintu rumahnya, yang sudah berantakan seperti kapal pecah. Laki-laki itu, mendekati istrinya, "Pergi kamu dari hadapanku?" bentaknya sambil menangis merasakan hatinya yang begitu sakit.
"Maafkan aku sayang?" ucap laki-laki itu memohon.
Plak.
Tampar perempuan itu, "Aku sangat membencimu!" serunya sambil menangis sejadi-jadinya.
Laki-laki tesebut menunduk, wajahnya memerah karna, tamparan keras dari istrinya yang marah.
"Kamu tega, berbuat seperti ini, aku sudah memberimu dua anak kembar! Namun tetap saja, kamu selingkuh. Salah aku di mana?" teriaknya lagi, masih menangis hatinya begitu sakit, teramat sakit. Semua rasa cintanya sirna sudah. Tak ada yang tersisa dalam hatinya. Pengkhianat itu, begitu membuat sesak.
Dua bayi kembar itu, menangis karna, ibunya sakit hati. Mereka ikut merasakan rasa sakit yang diterima ibunya. Walau pun mereka tak menyusui ASI ibunya, namun kedekatan batin dua anak kembar itu, bersama ibunya begitu dekat. Mereka tak mau berhenti menangis. Sudah berbagai cara untuk menenangkan dua bayi kembar itu, tetap saja mereka tak mau tenang. Sampai larut malam mereka tak mau tenang. Hingga mereka lelah, tertidur di pangkuan ibu dan ayahnya.
Perempuan itu, masih terdiam tak mau berbicara lagi. Entah apa yang di pikirkannya saat ini, yang jelas ia sudah tak menangis lagi. Laki-laki itu, masih memperhatikan istrinya, ia tak berani untuk berkata-kata lagi, semua salahnya. Ia tak berteriak-teriak lagi kepada laki-laki itu, keadaannya sudah tenang, walau masih meneteskan air matanya. Laki-laki tersebut benar-benar menyesali semua perbuatannya. Adnan telah menyakiti dua perempuan yang ia cintai. Ia tak bisa meninggalkan keluarganya. Yang paling tersakiti Sita, ia harus merawat bayi perempuan tanpa seorang suami. Adnan tak bisa menikahi Sita bila Istrinya tak mengizinkannya untuk poligami. Laki-laki itu, mulai memikirkan bayi yang dilahirkan Sita. Bagaimana nasibnya kelak. Semua salahnya karna, jatuh cinta kepada Sita. Rasa cintanya kepada Sita melebihi rasa cintanya kepada istrinya. Laki-laki itu, bingung harus bagaimana? Semua keputusan yang ia ambil tetap menyakiti keduanya. Laki-laki tersebut masih mengendong salah satu putri kembarnya. Hatinya begitu tenang melihat bayi tak berdosa ini. Rasa bersalahnya begitu kuat dalam hatinya. Adnan membayangkan kedua perempuan itu sakit hati karnanya. Ia benar-benar tak bisa memiliki diantara dua perempuan ini. Ia menang egois, menginginkan keduanya untuknya sendiri. Apalagi, kedua perempuan itu, memberinya tiga putri yang cantik. Ia tak memilih satu dari dua perempuan ini. Kepalanya sakit memikirkan semua ini. Namun ia lebih khawatir dengan Sita, tadi ia pendarahan begitu hebat sampai nyawanya hampir melayang untuk mempertahankan putrinya. Ia ingin berada di sampingnya namun tak bisa? Ia tak bisa menyakiti istrinya lagi dengan pergi ke rumah sakit menemui Sita.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 680 Episodes
Comments
Maya Anjelitri
Sian tirani
2022-08-06
0
Kardi Kardi
hmmmm. sad storyyy😒
2022-07-30
0
Asmi Hakim
harusnya sita dan ibunya lapor ke polisi apabila Adnan tidak mau bertanggung jawab.. biar dipenjarakan saja.. dasar laki cuma cuma mau enaknya doang.. hanya mau berada di zona aman, harusnya langsung dipenjarakan atau dikebiri... emosi gue dengan laki-laki tipe kayak gitu.
2021-11-15
1