"Hah, hamil? Mama pikir ini sinetron apa!?" sela Julia yang merasa tak setuju dengan perkataan Jesi.
"Julia!" panggil Jesi yang sudah panik dan berkeringat dingin. "M-Mama hanya menebak-nebaknya saja, tapi si-siapa tahu, kan?"
"Hah!? Nggak mungkin!" bantah Julia dibuat hampir tak bisa berkata-kata. Dia tak ingin percaya, Olivia hamil dengan kak Yuta?
"J-Julia ... M-Mama bilang, siapa tau, kan? Kenapa kamu yang sewot?" resah Jesi.
"Mama sebaiknya berhenti menonton sinetron yang tidak berfaedah agar Mama bisa berpikir dengan logis!" sindir Julia.
"Julia!" pekik Jesi.
"Cukup!" bentak Oliver dengan suaranya yang sangat dingin dan membuat keduanya pun langsung terdiam.
"A-aku baik-baik saja, kalian semua tidak usah khawatir...," ucap Olivia dengan suara pelan, lalu menyiram bekas muntahnya.
Karena saat ini Olivia sudah kehabisan tenaga, yang ia inginkan hanyalah keluar dari kamar mandi secepatnya dan beristirahat.
"Baik-baik saja kamu bilang!?" Oliver Stein mengerutkan keningnya marah dan menatap putrinya dengan tatapan tajam.
"Wajahmu sudah pucat begitu dan kamu bilang baik-baik saja!?" lanjut Oliver meninggikan nada suaranya.
"Ti-tidak Ayah ... a-aku pikir aku hanya masuk angin bias—" Olivia mencoba mengelak, namun perkataannya langsung di sela oleh sang ayah.
"Olivia, kamu pergi ke rumah sakit sekarang juga dan periksakan keadaanmu itu!" titah Oliver Stein kemudian.
"Kedepannya, Ayah tidak ingin mendengar keributan yang tidak berguna seperti ini lagi!" lanjut Oliver.
Setelah mengatakan kalimat itu Oliver langsung melangkahkan kakinya keluar dari kamar putrinya—diikuti oleh Jesi dan Julia dibelakangnya.
Tak luput dari penglihatan Olivia, kalau ibu dan juga adik tirinya terlihat memasang ekspresi kecewa karena kehebohan yang terjadi hari ini harus berakhir begitu saja.
...—oOo—...
Olivia pun pergi ke rumah sakit untuk memeriksa keadaannya bersama dengan tunangannya, Yuta Shiro—pemuda tampan berdarah campuran Jepang, berusia 19 tahun.
Awalnya, dokter menduga kalau Olivia keracunan—karena gejala yang di tunjukkannya.
Namun, setelah hasil pemeriksaannya keluar...
"Sebaiknya, kalian berdua menemui Dokter kandungan," ucap dokter menyarankan.
Mendengar itu, Yuta langsung mengerinyitkan alisnya dan terdiam heran sejenak.
"Dokter, apa maksud Anda?" tanya Yuta yang tak terlalu mengerti dengan maksud perkataan dokter.
Lalu, ruangan pun menjadi hening dan saat itu juga semua orang yang ada di dalam ruangan itu menegang.
"Sepertinya ... tunangan Anda hamil, Tuan muda Yuta," jawab dokter.
Kemudian, menyerahkan hasil pemeriksaannya—kepada sepasang kekasih itu.
"Apa!?" teriak Yuta menggelar di seluruh ruangan sampai-sampai mengejutkan Olivia dan juga dokter.
Lalu, Olivia dan Yuta langsung memeriksa hasil tersebut dan mereka sangat terkejut—bagaikan tersambar petir!
"M-mustahil," ucap Yuta pelan dan masih terlihat syok.
Yuta tak menyangka, kalau tunangan yang ia cintai dan ia jaga selama ini—ternyata hamil!
Padahal, mereka berdua sama sekali tak pernah tidur bersama dan melakukan hubungan intim.
Tapi, ayah biologis dari calon bayi yang dikandung Olivia bukanlah dirinya, melainkan pria lain!
"S-saya h-hamil!?" tanya Olivia dengan suara yang bergetar dan bahkan tampak lebih syok daripada Yuta.
"Benar, Nona Olivia. Saat ini usia kandungan Anda sudah memasuki minggu ke empat," jawab dokter menjelaskan.
"Tidak mungkin, Dok! Tidak mungkin! Bagaimana tunangan saya bisa hamil kalau kami saja ... sama sekali tidak pernah melewati batas itu!?"
Lagi-lagi Yuta emosi karena merasa tak percaya dengan hasil tes yang ia terima
Sehingga, dokter didepannya tampak bingung dan mengerutkan kening saat melihat reaksi Yuta.
"Apa yang tidak mungkin, Tuan muda Yuta? Jika perkataan Anda benar—kalau kalian tidak melewati batas. Apakah tunangan Anda hamil dengan pria lain?" tanya dokter dengan wajah serius.
Jleb!
Rupanya, kalimat yang diucapkan oleh dokter barusan menjadi tamparan keras untuk Yuta dan Olivia.
"Hah? Itu ... mustahil," lirih Yuta.
Dengan wajah yang pucat, Yuta menggelengkan kepalanya—menolak percaya.
Namun, jika Yuta ingat-ingat kembali ... bagaimana keadaan tunangannya selama satu bulan belakangan ini, ia malah balik terdiam sambil meratapi ucapan dokter dengan perasaan ragu.
Sejenak, dokter melirik ke arah Olivia yang terlihat sama diamnya dengan Yuta.
"Jika kalian masih belum yakin, lebih baik kalian menemui dokter kandungan untuk hasil yang lebih pasti."
Setelah keluar dari ruangan dokter dengan wajah pucat, Yuta langsung memegang tangan Olivia dan membawanya ke tempat yang lebih sepi agar bisa berbicara empat mata.
Di sana, Yuta langsung menyerang Olivia dengan banyak pertanyaan.
"Kamu hamil? Anak siapa!? Aku butuh penjelasan dari kamu, Olivia!" bentak Yuta sambil menahan emosinya yang sudah menggebu-gebu.
— Bersambung —
...***...
...Kalau kalian menyukai cerita ini … jangan lupa tinggalkan jejak kalian berupa like, comment dan tambahkan cerita ini ke favorit kalian agar mendapatkan notifikasi updatenya, ya~...
...Support juga penulis dengan cara menonton iklan di gift atau hadiah, biar semakin semangat, ya!...
...Thankyou so much and see you next chapter~...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 403 Episodes
Comments
Reni Ajja Dech
pintar juga ceo di pake tp dibaluat seperti mimpi.kren karyamu thorr👍👍👍👍👍
2023-10-10
1
Kalsum
ko bisa hamil kan olivia cuma mimpi berhubungan badan
2023-09-24
0
@_white[SunFlower]_√
kang iri
2021-11-08
0