Fani kembali kekamarnya. Meraih beberapa buku dari rak yang ada disebelah ranjangnya. Tampak beberapa buku memenuhi bagian ranjang.
" Ya tuhan, tuga ini banyak sekali." Gerutunya.
Tugas yang menumpuk ditambah ada mid semseter besok membuat Fani harus melupakan game diponselnya. Dia harus fokus mengerjakan tugas dan belajar untuk ujian besok. sudah satu jam berlalu, tugas Fani berangsur-angsur selesai. Hanya tinggal mempelajari bahan ujian untuk besok. Fani menjauhkan ponsel dan membuat mode getar agar notif chat tidak menggodanya. Ternyata Sophia sudah berkali-kali mencoba menghubungi Fani. Namun tidak ada jawaban sama sekali.
Dibalik selimut tebal miliknya, Sophia menggerutu kesal karena Fani tidak menjawab telepon nya. Menduga-duga kemana Fani hingga sulit dihubungi.
" Ni anak kemana sih susah banget dihubungi." Gerutunya sambil tetap mencoba menghubungi.
" Apa jangan- jangan sudah tidur." Menduga-duga kemana pergi sahabatnya itu.
" Besok kan ada mid dan tugas yang bejibun, Gak mungkin dia bisa tidur dengan tenang." Sambungnya.
Sophia membuka sosmed nya dan mencoba meminta jawaban tugas kepada teman yang lain. Tapi hasilnya nihil, tak seorang pun mau mengabulkan permintaan Sophia. Hanya jawaban " Cari sendiri ajadeh jawaban nya. kalau nyontek terus kapan bisanya." Memang Fani lah yang senantiasa memberi jawaban tugas kepadanya.
" Ah Fani. Lo kemana sih? Bisa mati gue besok kalau tugas gue gak selesai." Sophia setengah berteriak.
" Gue yang gak bisa tidur dengan tenang malam ini" Sambungnya lirih.
" Gue kan gak ngerti matematika. Aaaaaa matilah aku.." Sophia meringis.
******
Sudah beberapa jam Fani berjibaku dengan tugas-tugas yang menumpuk itu. Sudah beberapa kali pula mulutnya menguap menandakan bahwa Fani benar-benar mengantuk. Dengan segera diselesaikan semua tugas nya dan menepikan buku-buku yang menyita banyak waktu itu.
" Ah benar-benar melelahkan sekali. Tapi tuga memang lebih meudah dikerjakan jika H-1 hehehehe." Menyumpuk semua buku dan meletakkan di meja sebelahnya. Fani meraih ponsel yang sudah berapa jam tak disentuhnya itu. Kaget melihat 21 panggilan tak terjawab dan 10 pesan dari Sophia.
" Rindu sih boleh. Tapi gak gini juga kali." Fani terkekeh melihat daftar panggilan masuk. Tanpa berfikir panjang Fani langsung menghubungi Sophia sahabatnya itu.
" Hallo dengan Fani disini. Ada yang bisa saya bantu hahahah? " Fani tertawa terbahak-bahak.
" Parah lo ya gue telfon berpuluh-puluh kali gak lo angkat." Protesnya.
" Sorry Sop, gue habis bertarung sama tugas-tugas nih." Jawabnya masih terkekeh.
" Nah pas banget. Gue nelfon lo memang mau minta kirimin jawaban nya hahahah" Sophia pun tertawa terbahak-bahak.
" Yah kirain lo rindu gue."
" malas banget deh rinduin lo. Kirimin sekarang juga biar gue bisa tidur dengan tenang malam ini." Perintah Sophia tegas.
" Enak aja lo. Cari aja jawaban nya sendiri hahahaha" Tawanya semakin keras.
" Tega banget lo Fan." Sophia menghiba.
" Iye gue kirimin deh sekarang. Tapi apa dulu ni imbalannya."
" Tenang deh besok gue jemput lo sekolah plus gue traktir lo makan." Tawarnya.
" Oke. Tawaran yang menarik. Bye." Fani memutuskan sambungan telfon dan segera mengirim jawaban kepada Sophia.
Akhirnya ada pahlawan yang muncul disaat-saat genting gini. Kalau gini kan gue bisa tidur dengan tenang malam ini. Aaaa memang teman terbaikku. Sophia.
**********
Sekolah mulai ramai dipenuhi siswa-siswi. Mentari bersinar cerah diiringi kicauan burung yang indah. Disidut sekolah tampak Fani dan Sophia sedang menetapkan pandang kebuku yang masing-masing mereka pegang. Masih berjibaku dengan buku untuk persiapan ujian nanti.
" Baca berpuluh-puluh kali sama sekali gak ingat. " Keluh Sophia.
" Kalau lo baca tapi mikir kemana-mana, seribu kali juga gak bakalan ingat" Jawabnya tanpa pandangannya beralih dari kertas ditangannya.
" Baca baik-baik. Sambil diresapi dan dipahami." Sambungnya.
Andry memasuki pekarangan sekolah dengan mobil hitam kesayangannya itu. Dari kejauhan Andry melihat Fani duduk terpaku dengan buku ditangan nya. Tetap memperhatikan gerak-gerik Fani, Andry melihat sosok Sophia yang beberapa hari lalu tertangkap basah sedang memperhatikannya.
" Eh itu kan cewe yang kemarin." Gumam Andry.
" Jadi dia teman sekelasnya ratu pemberi harapan palsu tu." Sambungnya.
Andry melangkah menysuri koridor sekolah. Masuk kedalam kelas dan langsung menghampiri Ardi yang sudah datang beberapa menit lalu.
" Bre.. Bagi dong kontak Fani." Andry mengiba.
" Gak gantle. Lo minta aja sendiri, kan udah saling kenal sih." Jawabnya ketus.
" Gue malu bre. Minta dong ya ya ya.." Andry terus merengek.
" Lagian ga punya bakat nyakitin kok malah pengen nyakitin orang gak bersalah. Aneh lo." Ardi mendengus kesal.
" Kan kemaren lo yang suruh gue buat kenal Fani lebih dekat. Kok sekarang lo malah gak mau sih gue jadi lebih dekat." Protesnya mengudara.
" Yaudah lo deketin dia secara langsung dong. Jangan pakai perantara, singkirin dulu niat gak baik lo itu."
" Kalau lo udah tau Fani itu cewe gimana sebenernya pasti lo malu deh udah punya niat buruk." Sambungnya.
" Jadi lo tetap gak mau kasih ni? " Tanya nya mendekat dengan wajah Ardi.
" Hemm.." Ardi hanya berdehem dengan pandangan masih melekat keponsel pintarnya.
Ini kan lagi coba mendekat dan mengenal lebih dekat. Tapi gue gak yakin buat mengurungkan niat gue hehehehe. Harus tetap gue kasih poin dulu tu cewe biar gak mainin perasaan cowo lagi. Andry.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 203 Episodes
Comments
nana sevia
ini novel lama ya kok msh pake aplikasi BBM😁
2020-02-02
0