Seolah-olah ada peperangan batin antara Andry dan Fani. Atmosfer diruangan benar-benar berubah. Fani sibuk dengan batinnya, begitupun dengan Andry. Sementara Ardi sibuk dengan leluconnya yang sekali-kali direspon dengan tawaan dua manusia didekatnya.
Tolong besok-besok jangan bermukim lagi dikepala gue. Soalnya gue belum selesai mikirin aja lo udah muncul dihadapan gue. Fani.
Andry menyusun beberapa rencana dikepalanya. Sorot matanya tajam dan tak beralih dari Fani. Seolah ingin menerkam sosok dihadapannya itu.
Eh cewe tengil. Jangan harap lo bisa lolos dari gue !
Ardy merasa dua manusia didekatnya itu saling diam seperti pasangan yang habis berantem. Menatap Andry lalu beralih menatap Fani. Benar-benar dua manusia itu tak bergeming sama sekali. Namun sebenarnya Ardy tahu apa yang dipikirkan oleh Andry. Terlihat dari sorot mata Andry yang tajam memandangi Fani.
" Kok pada diem-dieman sih? Kayak pasangan suami istri habis berantemm tau gak sih" Tawa Ardy memecahkan keheningan antara dua manusia yang saling berseteru batin.
" Eh sorry kak. Ngantuk soalnya." Fani berkilah. Sementara Andry hanya menatap tajam Ardy.
" Kantin yuk Fan." Ajak Ardy.
" Lagi malas banget nih kak. Kalian ajadeh." Menyeringai.
" Yaudah deh kita duluan ya. Ayo kantin gue lapar banget nih bre. " Beranjak dari tempat duduk dan menarik tangan Andry agar si empunya tangan segera berdiri.
" Kita duluan ya Fan." Andry beranjak mengikuti langkah kaki Ardy. Berjalan meninggalkan Fani dikelasnya sendirian. Sementara Fani hanya memandangi kepergian dua pria itu. Didepan pintu Andry menghentikan langkah kakinya dan menoleh kebelakang. Didapatinya Fani yang masih memandangi mereka, lalu beberapa kali Andry mengedipkan matanya kepada Fani.
" Iyuhhh, najis dah dikedipin lelaki mentel." Gerutu Fani sambil mengerdik bahunya.
" Bisa-bisanya mulut Sophia bilang kalau Andry itu lelaki yang dingin, kalem dan jarang nyapa cewe. Apanya yang kalem jelas-jelas genit begitu.
" Ganteng sih tapi bukan tipe gue, gak ada yang menarik. Tapi Sophia tergila-gila banget dah sama tu cowo." Terus bergumam mengutuki selera nya Sophia.
Sophia berjalan membawa sekotak sosis bakar pesanan Fani dan sekantong plastik snack beserta minuman. Sophia berpapasan dengan Andry dan Ardy didepan kantin. Sontak Sophia kaget dan membulatkan matanya dengan sempurna. Dengan cepat Sophia melangkahkan kakinya menjauhi Andry dan Ardy.
Ya tuhan. Ketemu doi berasa ketemu setan, sampai keringat dingin begini. Gimana kalau nanti gue kencan sama tu cowo ya, bisa-bisa mati kutu deh.
Dari kejauhan terlihat Fani masih menopang dagunya dengan sebelah tangan. Sophia mendekati Fani seraya meletakan pesanan si Tuan Putri sebutnya. Sudah berapa menit berlalu namun masih melamun, segitu beratah masalah hidup Fani pikirnya.
" Ini pesanan anda sudah tiba Tuan Putri " Kembali melipat sebelah tangan ke dada dan membungkuk.
" Hem apasih Sop. Terimakasih ya." Meraih setusuk sosis bakar kesukaannya itu. Mengunyah dengan cepat dan lahap.
" Kelaparan buk? Udah berapa hari gak makan? " Ejek Sophia melihat tingkah teman nya itu. Fani tak bergeming, masih tetap fokus menyantap makanan kegemaannya itu.
" Eh tau gak, tadi gue ketemu pangeran gue dikantin." Menggenggam kedua tangannya dan meletakan dibawah dagu.
" Serasa ingin gue peluk deh si tampan." Lanjutnya menggemas.
" Ah bodo amat. Ga peduli gue sama pangeran lo itu." Tetap mengunyah dan pandangan nya tak beralih dari sosis bakar miliknya.
" Eh gak bisa bodo amat bodo amat sekarang. Lo masih ingat kan taruhan kita?" Sophia menurun naikkan alisnya mendekat dengan wajah Fani.
" Terus?" Menjawab sekenanya.
" Kalau lo masih bodo amat sekarang, gue yakin lo bakal kalah deh sama gue." Sophia melipat kedua tangan didada seolah menyombong.
" Atau lo mau ngaku kalah?" Sambungnya.
" Gue gak pernah nyerah ya. Masa gue kalah sebelum berperang." Celetuk Fani kesal.
" Hahaha kita liat saja siapa yang bakal menang. Karena kalau gue liat dari pergerakan sih lo bakal kalah deh kayaknya." Sophia terkekeh.
" Oke liat saja siapa pemenangnya." Jawabnya tak mau kalah.
" Udah deh ngaku kalah aja. Dari pada lo maksa deket sama orang yang lo gak suk." Sophia kembali terkekeh.
" Gak akan. Gue bakal menangin pertaruhan ini." Fani melahap semua sosis bakarnya.
" Oke. Gue hargai usaha lo hahaha." Terus menertawakan Fani.
Enak aja nyuruh gue menyerah. Meskipun gue gak yakin bakalan menang tapi gue akan berusaha. Seenggaknya gak kalah telak.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 203 Episodes
Comments