Satu minggu kemudian *****
Suasana disekolah terlihat riuh. Kesiswaan baru saja mengumumkan bahwa hari ini bebas pelajaran. Karena guru dan kepala sekolah akan mengadakan rapat. Sophia nampak sangat gembira karna dari jauh ia melihat banyak siswa laki-laki menuju lapangan futsal. Terlebih lagi Andry juga terlihta menuju lapangan. Dengan penuh semangat Sophia duduk didepan kelas. Sophia memperhatikan Andry yang mendekati lapangan. Cuaca tidak begitu panas hari ini. Dimata Sophia Andry tetap terlihat sangat tampan diantara teman-teman Andry.
Ya ampun Andry. Ganteng nya biasa aja dong. Jangan buat jiwa ganjen gue bergejolak. Ntar gue panjat lu ditengah lapangan. Sophia.
Sophia masih terpaku dan membiarkan hasratnya yang menggebu-gebu melihat Andry. Dari ujung matanya terlihat Fani berjalan cepat keluar dari kelas. Dengan sigap Sophia menarik lengan Fani hingga siempunya tangan terhenti.
" Eh Fan mau kemana lo?" Sophia menarik lengan Fani.
" Mau ke kantin. Gue laper benget Sop." Mengelus perutnya berulang.
"Lo mau ikut gak?" Lanjut Fani.
" Yah Fan. Gue baru aja minta temenin lo duduk disini." Sophia melepaskan tangan Fani dan memanyunkan bibirnya.
"Gue lapar. Lagian ngapain juga sih lo duduk disini. Tumben amat. Biasanya kalau jam bebas begini lo udah jalan-jalan sampai ke ujung kulon." Ujar Fani dengan ketus.
" Ih gue kan mau liat Pangeran tampan gue. Noh dia mau main Futsal." Sophia menunjuk kearah Andry.
"Iyuwwwhhh. Pangeran dari hongkong! " Gerutu Fani.
" Lo kok gitu sih Fan. Itukan Pangeran gue" Sophia menatap tajam Fani dan menggam kuat tangan Fani.
"Ganteng banget kan? Ahhhh gue pengen peluk rasanya." Sambung Sophia.
" Ih lo apa-apaan sih sop. Kok malah genggam tangan gue. Sakit tau! " Protes Fani.
"Eh sorry Fan gue gak sengaja." Nyengir karna merasa bersalah.
" Jadi lo ikut gue atau tetap disini?" Melipat kedua tangan didepan dada.
"Gak ah. Gue disini aja mau liatin pangeran tampan gue." Pandangan tak beralih dari Andry.
" Ah bodo amat. Semoga aja lo kenyang ya ngeliatin tu pangeran lu."
" Kalau dapet dia juga gue bakal kenyang seumur hidup Fan." Sophia tertawa sementara Fani berjalan dengan kesal.
Setelah memastikan perutnya benar-benar kenyang, Fani melangkahkan kakinya keluar dari kantin. Fani menyusuri koridor menuju kelasnya. Namun saat melewati sisi lapangan volly, Fani dipanggil beberapa temannya. Mereka menjentikan tangan bersamaan untuk mengajak Fani bergabung. Sebenarnya Fani merasa enggan, namun menimbang rasa segan akhirnya dengan berat hati Fani mendekat.
"Eh fan. Sini gabung bareng kita. " Pinta beberapa teman wanita.
"Tapi..." Belum sempat menyelesaikan omongannya, tangan Fani sudah ditarik menuju lapangan.
"Tapi gue baru selesai makan. Masih kenyang banget ni perut." Protes Fani ditengah lapangan.
"Ah gapapa kali Fan. Kita main santai aja." Jawab salah satu penghuni lapangan.
Sementara Sophia masih sibuk dengan pangeran tampannya. Sekali-kali Sophia pun mengedarkan pandangan nya keseluruh bagian sekolah. Banyak siswa-siswi yang berkeliaran. Sophia menghentikan pandangannya tepat pada Fani yang berada dilapangan volly.
"Lah kok Fani malah ada disana? Bukannya dia kekantin ya?" Gumam Sophia bingung. Dengan segera langsung melangkah mendekati Fani, tanpa menghiraukan pangeran tampannya itu.
" Woi Fan. Kok lo disini?" Mendekat dan berdiri diluar lapangan.
" Wah ternyata lo jago juga ya Fan. Gue kira lo gak bisa apa-apa selain ngebacot." Sambungnya sambil tertawa. Fani hanya melirik Sophia dengan tajam.
" Bisa diam ga lo?" Ketus Fani. Terus mengikuti permainan.
Setelah merasa capek Fani izin untuk istirahat. Berjalan menuju Sophia yang sudah membawa sebotol air mineral ditangannya. Fani langsung meneguk dengan cepat. Keringatnya bercucuran membasahi beberapa bagian tubuhnya. Sesekali menyapu keringatnya dengan lengan baju yang panjang itu.
" Sejak kapan lo bisa main volly?" Tanya Sophia.
" Sejak SMP" Jawab Fani singkat sambil menghela nafasnya.
"Udah selesai ngeliatin pangeran lo yang tampan itu?" Fani melirik ke arah lapangan futsal. Dimana Andry masih terlihat berlari-lari mengejar dan mengoper bola kepada teman-teman nya. Tak lama terdengar suara ..
"Gooaaaallllll" Teriak team Andry gembira. Satu tendangan dari Andry yang mengubah angka bagi teamnya. Andry tersenyum bangga pada teman-temannya.
Sophia yang melihat itu pun langsung berdecak kagum.
"Ya ampun sayang. Kamu paket lengkap banget sih" Gumam sophia yang tersenyum riang.
"Alay deh lo" Jawab Fani ketus sambil meninggalkan Sophia.
"Keren banget gak sih pangeran gue Fan?" Sophia setengah berteriak.
Keren kepalamu.
"Fan tungguin gue dong. Lo demen banget ninggalin gue." Sophia setengah berlari mengejar Fani.
" Gue kira lo masih mau berhalusinasi disana" Jawab Fani terkekeh.
"Ih lo kok ngeselin banget sih Fan" Sophia mencubit halus pinggang Fani.
"Masih mending ya gue punya bakat. Bisa main volly. Daripada lo ga punya bakat!" Membusungkan dada sombong.
"Eh gue juga punya bakat ya" Protes Sophia.
" Lo memang punya bakat. Bakat ngehalu" Kembali terkekeh.
pengen gue gampar ni anak. Halu lambemu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 203 Episodes
Comments