Ditempat lain ****
Andry adalah anak lelaki satu satunya. Diaa sangat manja pada ayah, bunda, dan juga pada kedua kakaknya. Setiap pagi bunda selalu membangunkan Andry dan menyiapkan sarapan untuk nya. Bunda memang sangat memanjakan Andry.
Tok..Tok..Tok
Suara gedoran pada pintu kamar Andry.
" Andry bangunlah nak ini sudah pagi nanti kamu terlambat kesekolah." Bunda memanggil Andry. Namun karna tidak ada jawaban bunda membuka kamar dan mendapati Andry masih tertidur pulas.
" Nak bangunlah. Ini sudah pagi nanti kamu terlambat kesekolah." Berjalan mendekat dan mengelus kepala Andry dengan penuh kasih sayang.
"Heemm" Andry hanya berdehem.
"Nak bangunlah. Bunda siapin bajunya ya sayang. " Bundamengangkat kepala Andry dan memaksa untum duduk.
" Iya bun aku bangun." Andry mulai membuka matanya dan melangkah menuju kamar mandi.
Bunda mempersiapkan pakaian Andry dan meletakkan nya diatas tempat tidur. Bunda kembali kedapur untuk membuat sarapan penghuni rumah.
*****
Dirumah Fani...
"Pagi ayah." Sapa Fani dengan penuh riang.
"Pagi ibu." Melingkarkan tangan ke lengan ibu dan mencium bahu ibu.
"Sarapan cepat, ayah akan mengantarmu kesekolah. Karna Bang Joo tidak masuk masuk hari ini." Ucap ayah yang kemudian diangguki oleh Fani.
"Okee siap ayah" Fani membuat gerakan hormat dan segera duduk untuk memghabiskan sarapannya.
******
Disekolah
"Pagi pak." Sapa Fani pada satpam sekolah.
"Pagi Fan. Cantik banget sih hari ini." Pak soleh tertawa kecil.
" Terimakasih pak. Saya jadi malu." Kata Fani sambil mengelus kedua pipinya. Fani berjalan pelan menuju kelasnya.
Fani menghentikan langkahnya dan berbalik dengan sangat cepat saat seseorang memamemanggilnya. Fani mengedarkan pandangan nya mencari siapa sosok yang memanggil dirinya. Terlihat seseorang berlari kearahnya.
"Fan kemana aja lo? Baru keliatan." Kata putra mantan kekasih Fani.
" Gak kemana-mana kok. Masih dibumi yang sama. Gue juga sekolah tiap hari. Lo nya aja yang ga ngeliat gue." Ketus Fani dengan muka datar.
"Eh bro ! Mau kemana lo?" Putra mengajukan pertanyaan saat Andry melewati dirinya dan Fani. Namun Andry tak memandang sedikit pun kearah siempunya pertanyaan. Andry hanya berlalu tanpa menggubris pertanyaan Putra.
"Gue duluan ya." Ketus fani sambil melangkah menuju kelas.
"Eh mau kemana? Kan gue belum selesai ngomong !" Ucap Putra mencoba menghentikan Fani.
Putra memanggil Fani tapi Fani pura-pura tidak mendengar. Akhirnya Putra memutuskan untuk mengejar Andry.
" Woy An lo bisa ga pelanin langkah lo. Gue engap nih." Pinta Putra dengan nafas yang terengah-engah.
"Lah siapa suruh lo ngikutin gue. Bukan nya lo lagi pacaran tadi? " Andry semakin mempercepat langkahnya menuju kantin.
"Lebih tepatnya gue lagi berusaha pacaran lagi sama Fani." Putra menghentikan langkahnya karna merasa lelah.
"Langkah Andry pun terhenti." Andry merasa cukup lega karna tau bahwa Putra bukan lagi pacar Fani. Bagi Andry Putra adalah lelaki breng*ek yang suka memainkan wanita. Kemudian dia kembali melangkah menuju kantin.
Andry sebelum nya sudah mendengar nama Fani ditempat tongkrongan nya. Memang gadis itu tidak cantik, tapi ia menarik. Banyak teman Andry yang menaruh hati pada Fani. Bukan hanya satu tapi ada beberapa orang. Tentu saja Andry tau karna mendengar cerita dari teman-teman nya yang merasa cinta mereka bertepuk sebelah tangan. Fani memamg memperlakukan mereka dengan baik. Fani membalas semua pesan dari mereka. Tapi saat menyatakan perasaan Fani seakan tak menggubris kata-kata mereka.Andry pun menjadi penasaran dengan Fani dan ingin lebih mengenalnya. Tapi Andry masih mengumpulkan keberanian untuk benar-benar menuntaskan rasa penasarannya terhadap fani, si gadis yang menarik bagi teman-temannya itu. Ingin rasanya membiarkan Fani di permainkan oleh putra. Tapi Andry tidak tega. Namun dihati Andry pun ada sedikit rasa kesal dan penasaran.
******
Dikelas
" Fan. Lo tau gak? Gue kemaren ketahuan ngeliatin kak Andry waktu dia lagi main futsal." Keluh Sophia pada sahabatnya itu.
"Terus?" Jawab Fani seadanya.
"Gue malu Fan. Walaupun gue suka sama dia." Sophia menekuk mukanya sedih.
"Udah ah. Mungkin dia cuma kebetulan mergokin lo lagi liatin dia. Ke pedean dia kalau sampai ngira lo liatin dia." Ketus Fani sambil menatap layar Hpnya.
" Kan emang iya sih gue liatin dia Fan." Sambung Sophia.
"Udah ah gue lagi pusing." Jawab Fani dengan muka kesal. Kemudian menutup matanya dengan posisi tangan didagu.
" Ih Fan.. Gue harus gimana dong? Malu ih kalau sampai doi beneran mergokin gue" Rengek Sophia.
"Ah Terserah lo deh Sop" Menjawab Ketus.
Gue lagi kesal sama Putra. Ni anak malah merengek gak jelas. Pengen gue toyor tuh kepala.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 203 Episodes
Comments