Bel pulang sudah berbunyi. Fani dengan segera mengemas barang-barangnya. Kemudian Hp Fani berdering.
Drrtt... Drtttt....Drtttt
Terlihat nama Al dilayar Hp nya. Dengan sigap Fani menarik tombol hijau ke atas dan menjawab panggilan.
"Hallo Fan, lo dimana? Gue jemput ya?." Sahut Al dari seberang sana.
"Gak usah kak gue udah janji mau pulang bareng Sophia." Ucap Fani.
"Yah.. Gue kan pengen jemput lo Fan." Al merengek kecewa.
"Nanti kita ketemu dirumah aja ya kak." Sambung Fani.
"Oke deh Fan. Lo hati-hati ya." Sahut Al semangat.
"Oke kak. Bye." Fani menutup telfon.
******
Dirumah
Fani tersandar disofa ruang Tv nya. Fani masih memikirkan kejadian disekolah tadi. Kenapa jantungnya berdetak saat melihat Andry. Fani terus melamun dan semakin tenggelam dalam lamunannya. Seolah mencari tahu jawaban dari pertanyaan yang bermukin dikepalanya itu.
"Hoyyy ngapain lo? Melamun ya!" Kata Al sambil tertawa dan memegang bahu Fani.
"Ih apaan si kak ngagetin aja." Jawab Fani kesal.
"Lagi ngelamunin apa sih dek? Ada masalah ya? Cerita dong, gue dengerin nih." Lanjut Al samil menatap manik mata Fani.
"Ih gak ngelamun kok kak. Beneran deh." Fani berdiri dan mengangkat dua jarinya, membuat gerakan *serius gue gapapa*.
"Iyadeh iya. Eh Abang lo mana? Ga kelihatan." Tanya Al sambil mengedarkan pandangannya.
"Oh Abang barusan keluar. Bentar lagi juga balik." Jawab Fani sambil mengunyah permen karet kesukaannya.
"Bagi dong" Al merengek dan matanya mengarah pada permen karet yang ada ditangan Fani.
Saat asik berbicara, Hp Fani berdenting dan sebuah pesan masuk. Fani meraih Hp nya dari atas meja dan membuka pesan tersebut. Sebuah pesan dari nomor yang tidak dikenal.
"Hai Fan. Boleh kenalan gak?" Pesan dari nomor tidak dikenal.
Wahai manusia bumi. Aku bosan dengan perkenalan penuh drama seperti ini.
"Dari siapa?" Tanya Al mendekatkan kepalanya dengan Fani.
"Kepo banget sih!" Jawab Fani ketus dan segera meletakan Hp didepan dadanya agar tak terlihat oleh Al.
"Pelit banget sih. Kan gue juga pengen tau" Jawab Al tak kalah ketus.
"Kenapa dek? Siapa tu? Ada yang gangguin kamu ya?" Tanya Al lagi. Tapi Fani tidak menggubris dan tetap menatap layar TV tersebut. Al yang merasa kesal dengan kelakuan Fani pun segera merampas Hp dari tangan Fani.
"Oh ada yang mau kenalan sama kamu ya" Al beranjak dan berlari menjauh dari Fani dan tertawa keras.
"Ini kenalan gaya apaan? Kayak Zaman Batu aja Hahaha" Al kembali menertawai Fani yang sudah berdiri dan memajukan bibirnya.
"Sini balikin Hp gue! Lo apa-apan sih main rampas aja." Ketus Fani sambil mendekati Al.
Al dan Fani masih kejar-kejaran. Fani terus saja menggerutu dan memajukan bibirnya. Itu sungguh menggemaskan bagi Al.
Tak lama kemudian terdengar suara motor dihalaman rumah. Ternyata Joo sudah kembali dengan beberapa kantong plastik ditangannya.
"Eh Al sejak kapan disini?" Tanya Bang Joo sambil terus melangkah menuju dapur.
"Belum lama kok Joo. Lo dari mana?" Tanya Al mengikuti langkah Joo.
"Gue disuruh Ibu beli makan. Karna Ibu gamasak hari ini. Lo udah makan?" Joo meletakan beberapa kantong palstik diatas meja makan.
"Belum nih. Pas banget ya, sekalian ah numpang makan." Al tertawa dengan tangan yang masih menggenggam Hp milik Fani.
"Yah, sebenarnya gue beli pas-pasan Al. Lo makan nasi aja ya hahaha." Joo menertawai Al yang sudah duduk dikursi.
"Ih parah banget sih lo Joo." Al memanyunkan bibir.
Dari depan terdengar suara Fani dan Ibu yang ikut menertawai Al.
"Pulang lo sana!" Fani tertawa dan menarik kerah baju Al agar siempunya baju segera berdiri.
"Ah sudah-sudah. Jangan gitu dong sama Al. Kan kasian ntar malah nangis lagi." Ibu pun ikut menjaili Al.
" Sini balikin Hp gue. Enak aja lo sembarangan ambil barang gue." Fani merampas kembali Hp miliknya dari tangan Al.
"Sudah ah jangan berantem lagi." Ucap Ibu.
"Ayok makan cepat makan." Ibu menyodorkan piring kepada penghuni meja makan.
"Terima kasih Ibu cantik" Al tekekeh.
"Aduh Ibu jadi malu dipuji cantik begini" Ibu pun ikut terkekeh.
Suasana pun hening seketika.Saat yang lain sibuk menyuapi makanan ke dalam mulut mereka, Fani hanya diam tertegun sambil mengaduk-aduk makanan yang ada didalam piring nya. Ibu menyadari Fani yang tiba-tiba diam itupun memulai percakapan.
"Fan ayok makan. Kenapa kamu cuma mengaduk-aduk makanan mu." Ibu menatap Fani.
"Fan." Ibu kembali memanggil karna Fani masih saja melamun.
"Fanii !" Ibu setengah berteriak dan menjewer telinga Fani. Sontak Fani terlonjak kaget karna merasa sakit.
"Aduh.. Sakit Bu. Kenapa Ibu menjewer ku?." Fani meringis kesakitan.
"Siapa suruh melamun. Ibu menyuruhmu makan!" Ibu melepaskan tangannya dari telinga Fani dan kembali makan. Sementara Al dan Bang Joo serta penghuni meja makan hanya tertawa melihat kelakuan Ibu dan anak gadisnya itu.
"Rasain lu." Al menertawai Fani.
"Diam lu!" Fani menatap Al penuh kebencian.
Ah sial! Kenapa aku sampai tak sadarkan dunia. Lebih menjijikan aku malah tenggelam dalam lamunan lelaki pendetak jantung. Wahai Andry kenapa kau menjebak ku dalam lamunan ini.
Setelah selesai makan dan membersihkan meja makan, Fani segera merebahkan tubuhnya diatas ranjang. Sambil mengutuki dirinya karena telah terjebak dalam lamunan pria yang digilai Sophia temannya.
Aku si bodoh. Baru deg-degan waktu ketemu aja udah sampai segitu kepikirannya. Ah bodoh bodoh bodoh!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 203 Episodes
Comments
Yudha Rizki
buat semtara ikutin aj alurnya...
2019-12-03
0