Saat sedang asik menonton teman-teman yang sedang bermain futsal, tiba-tiba saja Andry di kagetkan seseorang yag menepuk bahunya. Andry terperanjak dan dengan cepat menoleh ke arah datang nya sentuhan itu.
"Eh An kita bersih-bersih dan ganti pakaian yuk." Ucap Ardi sambil menaik turunkan alisnya.
"Iya iya Di, kita mau ganti pakaian dimana Di?." Tanya Andry.
"Kita pakai toilet yang diujung sana saja, jarang dipakai jadi gak rame deh kayaknya." Lanjut Ardi sambil menunjuk toilet yang berada tidak jauh dari kelas Fani dan Sophia.
"Harus banget gitu pake toilet yang disana? kenapa gak yang di sana aja?." Kembali bertanya sambil menunjuk ke arah toilet paling belakang dari sekolahnya.
"Yang disini saja An, soalnya habis bersih-bersih gue juga mau ketemu Fani. Ada hal penting nih yang harus gue kasi tau ke Fani." Sambung Ardi sambil melangkahkan kaki nya menuju toilet tersebut.
"Eh ngomong-ngomong Fani siapa? Fani? Siapaaa woii? Pacar lo ya? Hahahaha." Andry tertawa dan menyesuaikan langkah kakinya dengan Ardi.
"Lo kalau ketemu cewek lo harusnya mandi dulu dan harus wangi dong. Masa abis keringetan gini mau ketemu pacar sih." Sambungnya sambil tertawa lebih keras dan menepuk pundak Ardi berulang-ulang.
"Sembarangan aja lo, Fani itu anak temen papa gue." Ucap nya sambil menatap sinis Andry.
"Dia juga teman gue waktu paskibra bulan lalu." Ardi menjawab ketus dan menampak kan muka kesalnya pada Andry.
Ardi dan Fani memang saling mengenal dengan baik. Karna papa Ardi sering mengajak Ardi kerumah Fani untuk berkunjung dan bersilaturahmi. Orang tua mereka sudah berteman semenjak masih dibangku SMA. Hingga secara tidak langsung Ardi dan Fani pun menjadi akrab.
"Eh Di, lo liat gak tadi cewe yang didepan kelas X Ipa 2?." Tanya Andry saat mereka sudah berada ditempat terbuka yang biasa dipakai siswa untuk mencuci kaki dan tangan.
"Yang mana An, gue galiat deh kayaknya?" Ardi mengernyitkan dahinya bingung dan mencoba mengingat.
"Yang tadi duduk sendirian didepan kelas itu loh Di, gue heran deh dia kayaknya ngeliatin gue terus dari tadi." Lanjut Andry sambil membersihkan kaki yang kotor karna debu.
"Gue gak liat An, ah mungkin lo nya aja yang ke pedean hahahaha." Ardi tertawa dan menoyor pelan kepala teman nya itu.
"Udah ah gue mau bersih-bersih dulu." Ardi membuka pintu toilet dan mulai menggati baju yang dia letakan ditas nya dari tadi.
"Ihh enak aja lo, gue ga pernah kepedean ya. Yaudah ah gue juga deh." Ketus Andry yang mendekati dan segera membuka pintu toilet dengan muka kesalnya.
Setelah selesai Andry dan Ardi melihat dari jendela kelas apakah Fani ada atau tidak. Karna beberapa menit yang lalu bel istirahat sudah berbunyi, kemungkinan Fani berada dikantin. Ardi mengedarkan pandangan nya namun tidak menemukan sosok yang dicarinya. Saat hendak melangkah pergi, Ardi mendengar suara tertawa Fani yang lumayan keras. Ardi menoleh kembali dan mendapati Fani yang baru saja masuk ke kelas dengan beberapa teman nya, dengan segera Ardi meneriaki Fani dengan lantang.
"Woiiii Fan, sini dong!." Ardi berteriak sambil menjetikan jari-jarinya mengisyaratkan Fani untuk mendekat dengannya.
"Eh, ada kak Ardi. Iya sebentar kak, gue kesana nih." Fani melambaikan tangan dan setengah berlari menuju Ardi yang berada diluar kelas, sementara Fani berada didalam kelas. Mereka bertemu didepan jendela yang kacanya sudah lepas. Meski dibatasi oleh dinding tapi mereka bisa leluasa melihat wajah satu sama lain.
"Eh ada apa kak?." Tanya Fani sambil meletakan sekantong plastik snack yang ia beli dikantin tadi.
Tiba-tiba Fani dibuat kaget saat mengarahkan pandanganya dan mata nya menemukam sosok Andry disebelah Ardi, Fani sontak langsung membuang pandangan nya ke arah lain.
Deg...Deg..Deg...
Jantung Fani berdebar kencang, Fani kaget saat mengetahui keberadaan Andry di sebelah Andri.
"Ini kan cowo yang digilai Sophia." Batin Fani berkecamuk.
"Hmm sebenarnya dia lumayan tampan sih." Lanjutnya sambil mengernyitkan dahi dan mengatur nafasnya agar detak jantungnya kembali normal.
"Dek, lo nanti bilang ibu lo ya kalau papa gue mau kerumah lo nanti. Bilangin ibu lo biar tetap dirumah dan ga kemana-mana." Ardi menaik turunkan alisnya seperti tanda mengajukan kesepakatan.
"Oo...gitu yaa, oke deh kak. Ntar aku bilangin ke Ibu." Jawab Fani membuat gerakan hormat.
"Btw ini buat gue aja ya dek, soalnya lapar ni abis olahraga heheheh." Tangan Ardi dengan cepat meraih beberapa bungkus snack dari kantong plastik yang berada di meja Fani tersebut. Karna jendela yang tidak terlalu tinggi dan Ardi dimudahkan karna tidak ada nya kaca. Lalu Ardi melempar beberapa bungkus kepada Andry yang hanya diam dan menangkap snack tersebut.
"Yok cabut bro." Ardi merangkul dan menepuk pelan bahu Andry.
Kemudian Ardi dan Andry berpamitan untuk kembali ke kelas mereka. Andry tampak sekali kali mengelus keringat di dahi nya karna memang cuaca yang sangat panas. Dengan tangan yang masih memegang snack yang dilemparkan oleh Ardi tadi.
"Ya tuhan ini kenapa sih kok gue kaget gini." batin Fani
"Ternyata dia teman nya kak Ardi ya." Lanjut Fani.
"Ahh kenapa gue jadi mikirin dia sih." Batinnya nya lagi.
"Mending gue makan aja deh ni snack yang sisaan Ardi."
Fani memang sosok wanita yang mudah bergaul dan enak diajak ngobrol. Bahkan beberapa teman Andry pernah tertarik padanya. Fani juga terkenal ramah dan rajin tersenyum.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 203 Episodes
Comments