•4

Chandra sama Farhan saling dorong, jangan tanya dimana Azka, itu anak suka kayak jelangkung, datang tiba tiba muncul juga begitu, palingan juga bentar lagi datang, liat aja

Dina yang lagi cek laporan buat pelaksanaan acara ulang tahun Sekolah jadi ke ganggu fokusnya karena mereka berdua, gimana engga, mereka masuk ke Ruangan udah gitu aja, ngomong engga apa engga, berdiri depan Dina, duduk juga engga tapi saling nyenggol

aneh banget kan ini anak dua

Dina menghela nafasnya kasar terus natap mereka "apa, cepetan. gue masih harus baca itu laporan sampai selesai"

Chanda kasih senyum Pepsodentnya terus senggol tangan Farhan begitu juga sebaliknya

brakk.!

"lo berdua kalau gak ada yang mau diomongin, mendingan keluar." Dina emang cewek tapi kalau ngomong, apalagi posisinya lagi marah atau kesel, suaranya gede banget kek cowok

"Oke oke, jadi gini loh bu ketu, kita tuh mau ngajak lo ke Cafe yang baru buka gak jauh dari Sekolah pas pulang Sekolah nanti, mau gak?" yang diomongin cuma kayak gini tapi nyalinya harus gede cuy

"Dalam rangka?" tanya Dina

Dia memang bukan anak yang suka bergaul, di Sekolah ini aja kalau mau tau dia itu gak punya temen, mau itu cewek apa cowok, kalau si Chandra, Farhan, Azka cuma sebatas kenal karena sama sama anak Osis, sebatas kenal untuk Dina tapi buat mereka bertiga serius pengen temenan sama Dina cuma susah banget, masih gampangan ketemu sama orang tua doi dari pada akrab sama Dina, ini cewek dinding pembatasnya tinggi banget

Tapi yang paling bikin mereka heran tuh, bisa bisanya modelan bad girl kayak Dina jadi Ketua Osis, padahal banyak kandidat yang jauh lebih baik dari pada dia tapi malah dia yang ke pilih, konspirasi.

Pinter enggak.

Suka bolos iya.

Jarang kerjain tugas iya.

Tapi kok bisa gitu loh.

Heran gak sih?

"Gak dalam rangka apa apa sih, cuma pengen main aja gitu sekali kali"

"Gak, gue sibuk." Di tolak Dina rasanya nano nano sumpah, lebih lebih dari pada ditolak cintanya ama doi

"ngapain lo berdua masih diem disini, udah keluar sana, gue sibuk." Mereka berdua keluar dengan muka di tekuk

"woi, gimana, mau gak si bu ketu?"

Nah kan, datang si Azka, emang ini anak gak perlu dicariin karena nanti juga muncul sendiri

"Gak mau, sibuk katanya" ucap Farhan

"Sibuk, sibuk apaan? ulang tahun Sekolah aja masih satu bulan lagi"

"ya mana gue tau, lo tanya aja sendiri sana sama orangnya, yuk bang Chan"

"lah pergi mereka, woi! tungguin gue!"

...***...

"wih liat deh, ada Ketua Osis guys, hormat gak nih kita?" Dina dorong Vena yang sengaja halangin jalannya

"Gak usah cari gara gara lo, minggir" Vena sama temen temennya ketawa padahal gak ada yang lucu sama sekali

"Buru buru amat, mau kemana sih emang, lo gak sepenting itu kali" Bicara sama orang bego emang bikin capek, begitu lah pikir Dina

"eits, sini dulu dong.." Dina dorong Vena karena megang tangannya, bukan soal jijik atau apa tapi ini orang main asal tarik aja jadi tangannya ke gores sama kuku panjangnya Vena

Catet ya itu kuku palsu, mana panjang, ujungnya tajam banget, heran dia. ke Sekolah kok pake begituan, keknya perlu direvisi lagi aturan Sekolah

"Gue peringatin ya sama lo, jauh jauh dari Justin, awas kalau sampai gue liat lo deket deket sama dia atau pun sama temen temennya" Dina tertawa kecil, Vena ini lucu pikirnya, deket sama Justin katanya, wah benar benar

"Hak lo apa larang larang, Pacarnya?"

"Kalau iya kenapa, masalah buat lo?"

"agak aneh ya, gak di kasih status tapi bikin informasi sendiri, kasihan."

"Maksud lo apa ngomong kayak gitu?!"

"Gak ada sih, cuma mau ngomong aja"

"lo ya!"

"Vena, udah. ayo pergi, gak penting ngomong sama orang kayak dia" kata cewek yang mukanya kayak kucing, Lavanya Keisha Kaluna, panggilannya Vanya, sepupunya Vena

"Terus lo kira penting ngomong sama orang kayak kalian, gak sama sekali" Vena natap kepergian Dina dengan perasaan kesal

"itu anak emang bener bener ih!"

...***...

brukk

"eh, sorry. gak sengaja lo.- Dina." Marvin langsung jongkok bantuin Dina beresin kertas kertas yang jatuh berserakan dilantai

"Sorry ya Dina, gue gak sengaja"

"Gak apa apa" Marvin nahan tangan Dina yang mau pergi

"Kenapa?" tanya Dina

"Gak jadi, nanti aja"

"Kok gitu?"

"Penting soal soalnya"

"Tentang?"

"Hati."

"Hah?"

ini serius Marvin ngomong begitu apa Dina yang salah denger, ini orang salah minum obat kali ya, gak ada angin gak ada badai tiba tiba ngomong begitu

"Gak apa apa, gue duluan yah.." kata Marvin terus pergi ninggalin Dina yang diam mematung ditempatnya

"Kuping gue salah denger mungkin, masa iya tuh cowok ngomong begitu" ucap Dina abis itu pergi

Dia gak sadar kalau ada Justin dibelakangnya, sebenernya pas Marvin lagi bantuin ambilin kertas, itu Justin udah disitu, ngeliatin mereka, denger apa yang mereka omongin cuma diem aja nunggu ampe selesai, emang dasar gak sopan ini manusia satu, secara gak langsung nguping pembicaraan orang

"Pantesan aja ngebela sampai segitunya, lo suka ternyata" Justin masih diam ditempatnya natap punggung Dina yang makin jauh

"Tapi gak apa apa sih, seru juga. gak ada salahnya dicoba, liat aja lo Dina. lo bakal nyesel karena udah cari masalah sama gue, Justin di lawan"

Terpopuler

Comments

darkside

darkside

aaww

2023-04-18

1

darkside

darkside

intinya anak ajaib😌

2023-04-18

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!