...tok..tok...tok
"permisi Pak Ken?"
Sapa keysa saat memasuki ruangan yang lebih mirip hotel daripada tempat kerja.
"wow, kalau aku punya ruang kerja sebagus ini, aku mau sekalian pindah dan nggak pulang ke rumah"
Ken hanya tersenyum mendengar celotehan Keysa. Ia memberi isyarat tangan pada Keysa,untuk ikut duduk di sofa bersamanya.
"Kamu sibuk?"
tanya Ken
"Ya lumayan. Tapi karena Bos besar yang manggil aku mana boleh nolak."
Ken menarik tubuh Keysa ke dalam pelukannya, menangkupnya dengan erat dan memejamkan mata untuk sesaat. Agak membuat Keysa bingung. Ini pertama kalinya Ia mendapat pelukan dari Ken. Tapi anehnya ia hampir tak merasakan apapun. Tak seperti saat ia berada di dekat Axel atau Rio, apalagi Alm Reno, yang membuat jantungnya berdebar.
"Are you ok?" Bisik Keysa pada ken.
"Tahan posisi ini sebentar. Aku lagi capek"
Perlahan Keysa membalas pelukan itu, berusaha untuk mencerna kata capek tanpa ada kata karena apa. Cukup lama mereka hanya diam tanpa melakukan apapun. Sampai akhirnya Ken melepasnya lebih dulu. Keysa menatap wajah pria itu dengan seksama berusaha menelaah, kalau kalau mungkin pria ini bermasalah. Tapi ia tak menemukan apapun. Ken tampak biasa saja.
"Oiya, i have something"
Ken beranjak menuju laci yang tak jauh dari tempat mereka berada, lalu kembali dengan sebuah kotak kecil.
"This is for you"
Keysa menerima kotak cantik berwarna silver. Tapi tak buru buru membukanya, ia justru membolak balik benda itu.
"Apa ini?"
"Bukalah?"
"Apa ini akan bikin aku surprise?"
"I hope"
Perlahan keysa membukanya dan matanya langsung berbinar binar. Sebuah kalung dengan inisial 2buah huruf K disana. Sederhana tapi sangat cantik. Persis dengan selera gadis itu.
"Ini?"
Keysa bertanya tanya, antara kagum dan bingung. Benda sebagus ini, apa benar Ken ingin memberikannya.
"Aku sengaja pesan itu buat kamu satu K untuk Keysa dan satu K untuk Ken. Kamu suka?"
"Suka banget, tapi ini terlalu bagus Ken. Hubungan kita belum sejauh ini. Dan sebelum ini kamu juga sering kirim berbagai macam barang. Menurut kamu aku jadi kaya perempuan matre nggak sih?"
"Biarpun kamu matre, selama aku bisa penuhin itu nggak masalah. Sini aku pakein"
Oh Good, Aku nggak punya rasa apapun sama orang ini. Tapi mubazir kalau hadiahnya aku tolak. Aku harus perjelas semua hubungan ini lebih jauh. aku nggak mau nyakitin orang lagi. Setelah semua project ini selesai, aku harus ngomong serius sama Ken.
***
Keysa dan Rio kini sama sama berdiri di pintu masuk Restoran Berlian. Dari depan saja sudah nampak indah hasil dekorasi arahan Keysa. Ini saatnya Keysa dan Rio menikmati hasil kerja keras mereka, mengganti status dari EO menjadi tamu, tentunya sembari memantau acara. Keysa menggenakan Gaun berwarna pink pucat yang manis, sangat serasi bersanding dengan Rio yang kini juga tampak menawan. Sebagian besar orang akan menyangka mereka adalah sepasang kekasih. Rio menggandeng tangan Keysa yang agak dingin, dan sepertinya berkeringat.
"Lo gugup?"
Rio melihat Keysa yang pandangannya tak tentu arah. Ia tahu Keysa mungkin cemas.
"iya, gue takut hasilnya nggak sesuai sama apa yang diharapkan."
Rio semakin mempererat genggamannya.
"lo tenang ya. Semua udah ada yang handel. Lo cukup senyum manis dan perhatiin mereka."
"Tapi Rio...
"Lo udah ingetin mereka 10 kali. kurang apa lagi sih. Pegang tangan gue terus biar nggak gugup oke."
Keysa bersyukur, Rio selalu ada di sampingnya memberi dukungan dan semangat. Mau bagaimanapun saat ini hanya Rio yang selalu bisa menenangkan hati dan pikirannya.
"Erhmm. ehhhrrmm.."
Keysa dan Rio serentak berbalik mendengar suara deheman, yang ternyata berasal dari Ken. Pria itu tersenyum, setelah melihat kedua tangan yang saling terkait, senyum yang tidak bisa ditebak.
"Ken. Kamu ada disini juga?"
"Kamu lupa, aku yang punya tempat ini, dan kebetulan aku juga salah satu tamu undangan disini. Dan satu lagi."
Ken melepaskan tautan tangan Keysa dan Rio, lalu mengalihkan genggaman gadis itu pada tangannya sendiri. Membuat Rio dan Keysa saling memandang.
"Saya tahu kamu rekan bisnis Keysa, tapi ada batasan dalam hubungan antara bos dan partnernya bukan. Terlebih partner anda ini sudah memiliki Kekasih."
ucap Ken dengan santai.
Dalam hati Rio ia ingin sekali langsung menonjok wajah sok polos di hadapannya. Tapi ini adalah acara penting, hasil kerja keras Keysa. Ia tak ingin menghancurkannya dengan membuat keributan.
Hadduuhh gue harus bisa nahan emosi disini. Gue bukan Rio yang dulu. Demi Keysa. Ya demi Keysa.
"Lohhh ke... ken.. Kamu kok ngomongnya gitu sih."
Protes Keysa. Ia merasa canggung dengan sikap Ken.
"Udah udah. Nggak papa Key. Gue juga masih harus ketemu temen temen gue di dalem. Soo enjoy ya. Dan lo, ehm Ken, gue dan Keysa bukan sekedar partner."
Keysa Mengalihkan perhatiannya pada Ken. Yang nampaknya tersenyum puas dengan kepergian Rio.
"Kamu kok kaya gitu sih?"
"Loh, jadi aku salah. Kamu itu pacar aku Keysa, dan kamu gandengan tangan di acara kaya gini sama orang lain. Menurut kamu aku harus kaya gimana?"
"Rio itu bukan sekedar partner atau bos aku. Dia sahabat aku."
"ohh, jadi kalau sahabat aja bisa begitu mesra sama kamu. Berarti aku yang sebagai pacar kamu bisa minta lebih."
"Kamu kok kaya gini sih. Nggak jelas banget Ini kan masalah kecil."
"Masalah kecil? oke. kita liat sekecil apa masalah ini."
Ken menarik paksa tangan Keysa membawa Gadis itu ke dalam ruangannya dan mengunci tempat itu rapat rapat. Raut wajah pria yang biasa lembut itu mendadak menakutkan, dengan seringai yang tak bisa di tebak oleh Keysa.
"Ken, kamu kenapa?"
"Listen my Swetty. Saat kamu sudah mengambil keputusan untuk menjalin hubungan, maka kamu harus bisa menjaga perasaan pasangan itu. Kalau Rio aja bisa perlakukan kamu kaya gitu. Nggak ada salahnya kan kalau aku minta lebih."
Perasaan gadis itu mulai buruk.
"Apa aku nggak ngerti Ehmmmp.."
Ken mendorong tubuh keysa, membuatnya merapat ke dinding,menciumnya dengan kasar sebelum Keysa selesai mengucapkan kalimatnya, membuatnya kesulitan bernafas. ia menahan tangan gadis yang sempat memberikan pukulan pukulan kecil itu, namun sayang kekuatannya kalah besar. Ken membuatnya tak bisa berkutik.
"Hhhuhhh hah hah hah hah Ken aku...hemmpph"
Keysa menarik nafas sejadi jadinya setelah Ken melepaskan bibirnya untuk sesaat. Namun kembali ketika ia ingin bicara Ken menutup bibirnya dengan pagutan yang membuatnya lelah.
Tangan Ken beralih pada resleting di belakang bajunya. Keysa tahu apa yang akan terjadi, ia semakin menekan punggungnya pada dinding untuk mempersulit pria itu bergerak di belakang ini.
"Ken lepas. Atau aku teriak."
Ancamnya ketika Ken melepas ciumannya.
"Kamu lupa lagi ada dimana?"
"Kalau kamu kaya gini terus kita putus"
"Ohh please swetty apa lagi gunanya status kalau kamu bisa seenaknya di gandeng orang lain selagi kamu punya kekasih."
------
Huuuhh aku tuh bingung kala ngegambarin adegan panas tuh kaya gimana. Ada saran kah, yang udah berpengalaman mungkin Saran di kolom comment ya
Nah ini nanti Keysa sama Ken mau ngapain? di pending dulu ya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments
Siti Mulyanah Ami Yusuf
bales dendam stela
2020-04-01
0
Inawati Ibue Fahri Apriliyanti
Ken itu kakak ipar nya rebo waduh gawat nich.. tpi blas dendam sama Keysa
2020-02-14
1
Nong Ajjah
Mana lanjutan nya thor
2020-02-12
0