Alunan musik dari band amatir di caffe itu cukup membuat nyaman. Untuk sesaat Keysa bisa merasakan pikirannya yang hanyut terbawa lirik lagu. Ia duduk menunggu Rania datang sesuai janji yang mereka buat. Sebelum pergi Keysa sempat menyiapkan makanan dan obat di rumahnya untuk Rio. Ia juga sempat melihat ke kamar dan mendapati Rio masih tidur pagi tadi.
Tapi itu membuatnya lega. Ia tak harus beradu pandang dengan pria itu setelah apa yang mereka alami. Keysa berharap apa yang terjadi semalam, hanya efek atau ilusi karena pria itu sedang demam.
"Keysa,,, udah lama ya"
Sapaan Rania yang baru saja datang membuyarkan lamunan Keysa.
"Nggak kok, saya aja yang datang terlalu cepat."
Jawab Keysa tak kalah ramah.
"Kalau gitu sambil nungguin calon tunangan aku, langsung kita mulai aja ya"
Keysa menyalakan laptop dan mulai menjelaskan semua Rincian konsep pertunangan gadis itu.
"Jadi rancangan dari saya adalah bla....bla...bla... Dan juga bla...bla...
"oke oke cukup."
Keysa agak heran kenapa Rania menghentikannya padahal yang ia jelaskan baru setengahnya saja.
"Kenapa, ada yang kamu nggak suka. Coba kasih tau di bagian mana? akan segera saya perbaiki."
"bukan... Aku terkesan. Ini terlalu perfect tau nggak. Baru setengahnya aja aku udah ngerasa acaraku bakalan keren banget. Sisanya aku pengen kasih liat tunangan aku. Jadi please, bisakan tunggu dia dulu."
Rania memohon. Dan Keysa merasa senang karya nya bisa membuat gadis itu terpukau, meski bukan pertama kali mendapat pujian, tentu saja ini tetap menjadi prestasi yang membanggakan.
"Tentu"
Axel masuk ke dalam Caffe dan sempat celingukan mencari sesuatu. Wajahnya seketika berbinar saat ia menemukan sesosok gadis cantik dari kejauhan yang diyakininya sebagai takdir dan cinta sejati. Sayang sekali itu Bukan Rania.. bukan
lihat kan Key. Tuhan udah menakdirkan kamu untuk tetap jadi milik aku. sehebat apapun rencanaku untuk melupakanmu, Tuhan tetap mengirim kamu untuk menyadarkan aku.
Jantung Axel mendadak melompat lompat. lihatlah sekarang. Keysa, gadis lugu yang selalu nampak butuh perlindungan kini bisa berdiri di atas kakinya sendiri. Cantik, anggun, cerdas. Bukankah semakin mantap hati pria itu untuk segera kembali mengejarnya. Perlahan lahan ia melangkahkan kakinya menuju tempat Keysa dan Rania berada. Ia berhenti ketika tubuhnya kini berada di belakang Keysa.
"Hon... akhirnya kamu datang juga"
Mata Rania seketika berbinar melihat kedatangan pria di belakang Keysa.
"Maaf ya aku telat.."
"pfftttt..." Keysa mendadak tersedak mendengar suara di belakangnya saat ia tengah meminum jus.
apa apaan nih. Kok gue kaya kenal ini suara.
"Keysa, kenalin. ini Axel Yudhistira calon tunangan aku"
Axel beralih menarik kursi di samping Rania, dan duduk di hadapan Keysa. Bukan main terkejutnya gadis itu. Ia dipertemukan dengan Axel pada situasi semantap ini, bertemu dengan masa lalu dalam keadaan yang kurang tepat.
"Nah Keysa ini tunangan aku. Keren kan. hahaha"
Jika saja dia tahu situasi apa yang sedang ia bangun, Rania mungkin tak akan tertawa begitu lepas.
Keysa menahan debaran jantungnya sebisa mungkin berharap tak ada yang bisa mendengarnya. Ia mengulurkan tangan berusaha bersikap seprofesional mungkin.
"Hallo, saya Keysa."
Dia tersenyum begitu ramah. Tak akan ada yang tahu, di dalam hati dan pikirannya ada begitu banyak kebohongan.
Apa yang sedang kamu sembunyikan Keysa.
Axel menjabat tangan Keysa. Dan dimulailah sandiwara masa lalu yang akan kembali terulang.
"Jadi bagaimana? bisa kita lanjut"
Keysa tak ingin berlama lama disini. Sungguh jika ia tahu klien nya saat ini adalah Axel. Maka ia lebih baik bersembunyi di dalam rumah nya, menonton Film dan memakan popcorn garing.
"Oh tentu silahkan"
Dan Keysa kembali menjelasakan semua yang ia tahu. Semua rencananya, dan tidak pernah terbayangkan ia harus menjadi perancang dari acara pertunangan Pria yang pernah di cintainya. Axel hampir tak berkedip. Gambaran seorang Keysa benar benar berbeda saat ini. Ia hampir tak bisa mengalihkan sama sekali pandangannya dari gadis itu.
"Jadi begitulah kira kira. Bagaimana?"
Axel masih bengong menatap wajah Keysa.
"Ssuutt, Hon.. hon... Axxelll"
"Ah iya iya sayang kenapa?"
Mendengar Axel memanggil sayang pada gadis lain, membuat Keysa agak sedikit tertegun.
"Kamu kok malah bengong. Itu gimana? bagus nggak"
"Cantik"
"Apah?"
"Maksud aku, desainnya cantik. Bu Keysa ini bisa bener bener ngerti apa yang aku mau."
Hampir saja jantung Keysa akan meledak ketika Axel mengatakan Cantik sambil melihat ke arahnya. Ini benar benar olahraga pemacu detak jantung.
"Yeeaahh, Aku udah yakin. Kamu pasti suka"
Tiba tiba saja ponsel Rania berdering.
"Eh, Hon, papah telpon nih. Aku angkat dulu ya."
Kata Rania sembari beranjak dari kursinya.
"Kenapa nggak disini aja?"
tanya Axel.
"Privasi putri dan ayahnya. Ya udah bentar ya hon, bentar ya Key"
Rania berlalu meninggalkan Keysa dan Axel dalam atmosfir kecanggungan Keysa mengutuk dalam hati, kenapa harus ada orang yang menelpon gadis itu. Berbanding terbalik dengan Keysa, Axel merasa ini adalah keberuntungan. Ia bisa dengan leluasa memandangi gadis itu tanpa rasa takut, dan ia sangat yakin di balik wajah yang nampak biasa biasa itu, Keysa menyembunyikan perasaan sesungguhnya.
"Kamu apa kabar Key?"
Pertanyaan klasik berusaha untuk mencairkan suasana. Keysa pura pura tak mendengar dan sibuk dengan laptopnya.
"Keysa Nadira Putri"
Gadis itu berhenti, dan menatap Axel sejenak. Sudah lama tak ada yang memanggilnya dengan nama lengkap.
"Hebat, Pak Axel masih ingat nama lengkap saya"
Kata Keysa santai.
"Bukan cuma nama. Aku inget semua tentang kamu Key."
"Maaf Pak Axel, rasanya kurang baik, kalau anda membicarakan urusan pribadi. Anda calon tunangan Klien saya. Bisa kita membahas soal pekerjaan saja."
Dan akhirnya Rania datang lagi, tentu saja dengan wajah polos yang tak mengerti apapun. Ia tak tahu apa yang sebenarnya terjadi diantara mereka bertiga.
"Hey, kayanya serius banget ngobrolnya. Kalian ngobrolin apa sih?"
Keysa bersyukur Rania cepat datang lagi. Ia tak bisa membayangkan apalagi yang akan dilakukan Axel.
"Nggak, tadi Keysa lagi jelasin detailnya sama aku."
"Sejak kapan kalian jadi akrab dan kamu panggil dia Keysa, bukan Bu keysa"
Mata Keysa hampir melompat keluar mendengar pertanyaan itu. Simple tapi nyaris mengandung banyak translate, Atau jangan jangan ada hal lain juga yang di dengar Rania.
---------
Oke guys. Udah berasa seru belom. Kalau udah jangan lupa kasih like, vote dan commentnya. Biar author semangat. Arigatou Gozaimase. 😀
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments
xk_ekga
nah seru nih
2020-11-14
0
Nafasal
aq mampir kak, semangat selalu.. sampe sini dulu ya, nanti mampir lagi🥰
2020-08-14
0
Mrs Cikal B. Pangrakit
lanjuut...
2020-08-07
1