Episode 13

Mobil dengan kecepatan tinggi kini melaju di jalanan yang agak senggang. Mungkin sebuah keajaiban, di saat hati di pikirannya mulai kalut, Tuhan justru mempermudah perjalanannya menuju suatu tempat. Meski wajahnya kusut dan hatinya masih bingung dengan sebuah harapan, ia tetap yakin, ia harus menemukan satu nama yang sempat terlupakan. Satu nama yang berpengaruh, satu nama yang pada akhirnya akan memberikan jawaban dari semua pertanyaan nya selama ini.

aku harus ketemu kamu. Sekarang saat ini juga. Aku harus dapet jawaban yang selama ini bikin aku ragu untuk ngelanjutin hidup.

Sevia EO Nama perusahaan penyedia jasa perancang macam macam event yang  mulai berkembang dan hitz di Jakarta. Ia sempat diam, dan hanya memperhatikan dari sebrang jalan, gedung kantor dimana katanya gadis itu berada, setelah menghentikan laju mobilnya yang seperti orang gila. Bagaimana tidak, dia sudah beberapa kali hampir membuat kecelakaan dalam perjalanannya. Tapi sudahlah bukan itu yang ingin ia ingat sekarang.

apa aku harus masuk?

Agak ragu juga ia membuat pilihan. Tiba tiba saja ponselnya berdering, ia meraih ponsel yang terselip di sakunya. Namun dengan sialnya, ia malah menjatuhkan ponselnya ke bawah setir mobil dan area yang sulit di jangkau.

"Sial, pake acara jatoh segala lagi."

Gerutunya. Ia membungkuk, berusaha meraih ponsel yang masih saja terus menyala.

Disisi lain, Rio dan Keysa berjalan beriringan keluar dari kantor, mobil Rio sudah terparkir dengan rapi di depan. Ia membukakan pintu untuk Keysa, lalu berputar menuju pintu lainnya untuk segera duduk menjadi pengemudi.

"Lo nggak papa anterin gue? Bukannya lo mau kencan sama Viona. Nanti lo telat lagi."

"Ckck. Nggak papa. Masih keburu. Nggak jauh juga kan tempat pacar lo itu."

Keysa mengangguk, lalu berusaha menarik keras sabuk pengaman di sampingnya. Tapi entah kenapa, seperti ada sesuatu yang salah, terasa agak sulit dari biasanya. Rio mendekat ke arah keysa, mengambil alih tugas untuk memasang sabuk pengaman.

"Masang sabuk aja ribet banget. Sini gue bantuin."

Rio meraih benda di samping Keysa yang membuatnya memiliki alasan untuk menghempaskan jarak. Tanpa sadar, wajah mereka bertemu, saling beradu pandang, dalam tatapan yang semakin lekat, jarak yang membuat jantung pria itu semakin berdebar dan nyaris terdengar oleh Keysa.

"Ehmmm, Rio.????"

Sontak Rio segera menjauhkan tubuhnya dan kembali ke tempat semula. Tentunya dengan perasaan was was.

shit, hampir aja gue lupa diri. Untung Keysa manggil.

"Kita berangkat sekarang."

Ujar Rio kikuk sembari menyalakan mesin.

***

Pria itu berhasil meraih ponsel nya dan kembali duduk. Hp nya sudah tidak berbunyi lagi. Mungkin ia terlalu lama untuk tidak mengangkat tlp nya. Tapi ia tak ambil pusing. Ia masih bisa menghubungi panggilan masuk itu nanti. Sekarang yang penting ia harus segera pergike kantor itu. Segera ia membuka pintu dan berlari menyebrangi jalan, masuk ke dalam dan dengan sigap, menghadap resepsionis yang sadar akan kedatangannya.

"Selamat siang pak, bisa saya bantu?"

Tanya nya Ramah.

"Iya, mba ini benar kantor Sevia EO kan?"

"Iya betul pak. Ada yang bisa di bantu pak?"

"Kebetulan saya salah satu klien di sini, bisa saya ketemu sama pemiliknya?"

"Oh maaf pak, baru saja Pak Rio pergi, Harusnya bapak ketemu di depan barusan."

"Rio, jadi pemilik kantor ini Rio?"

"Betul sekali pak"

Rio di maksud ini pasti Rio yang lain. Bukan Rio yang gue kenal. Itu kan nama pasaran, pasti banyak yang sama Tapi yang terpenting, ternyata keysa nggak ada disini. Gue pasti salah paham.

Ia agak kecewa karena berpikir jika Keysa adalah pemilik usaha ini, ia pasti bisa bertemu dengannya disini.

"Tapi biasanya disini yang nge handle klien selain Pak Rio ada Bu keysa juga Pak"

....deg...

Wajah Pria yang sempat tertunduk itu seketika menjadi segar kembali. Ia melihat dengan jelas ke arah resepsionis itu, seolah pernyataannya itu benar benar membuat orang syok.

"Ehm Pak, kok ngeliatin saya nya kaya gitu?"

Gadis itu merasa tak nyaman dengan tatapan yang lebih mirip seperti harimau mendapat mangsanya, apa dia salah bicara?

"Kamu bilang Keysa? Kamu tahu nama lengkap nya siapa?"

Tanya nya penuh harap.

"Iya namanya Keysa Nadira Putri"

Dan yup, sebuah jawaban yang benar benar melegakan, membuatnya bingung antara terkejut dan senang.

ya ampun, ini gue nggak salah. Keysa, keysa bener bener ada.

"Sekarang dia dimana mba, saya minta tolong panggil dia ya."

"Maaf pak, Bu keysa barusan pergi juga bareng Pak Rio."

sial gue kalah cepat. Tapi gue nggak liat apa apa. Pasti pergi waktu gue ambil hp.

"Pak Rio sama bu Keysa itu deket lo pak. Udah kaya pacaran aja. Tapi mereka nggak pernah ngakuin itu. Padahal keliatan jelas, mereka kaya saling suka."

sialan mba mba ini ngapain malah curhat soal mereka. Bikin gue panas aja. Tapi yaudah, yang penting sekarang gue tau, Keysa ada disini.

"Kalau gitu saya bisa titip pesen kan mba."

"Tentu pak, pesan apa? nanti saya sampaikan."

"Bilang sama Keysa. Ada Axel datang, cariin dia"

***

"Kita sampe" ujar Rio. Mereka berhenti di area pemakaman umum, dimana Alm Reno di makamkan sesuai petunjuk arah dari keysa. Keysa sudah bermaksud untuk segera turun.

"Bentar dulu Key.."

Rio menahannya, membuat Keysa menarik kembali tangan yang sudah meraih gagang pintu itu.

"Iya kenapa Rio?."

"Gue cuma mau bilang hati hati. Disana isinya orang mati semua."

Jawaban yang berbeda dari maksud hati sebenarnya.

"Dasar rese lo ya."

"Hahaha, ya udah, gue nggak bisa anterin lo pulang nggak papa kan?"

"Iya gue ngerti ya udah ya  bye."

Keysa keluar dari mobil Rio, dan berjalan tanpa menengok lagi ke belakang.

yang gue pengen bilang adalah. Gue bingung key. Gue udah janji sama diri gue sendiri, gue nggak boleh punya perasaan apapun sama lo. Tapi makin lama, gue juga bingung sama perasaan gue sendiri.

---------

Oke guys. Masa lalu keysa udah siap dateng buat ngacak ngacak isi cerita wow. Jangan lupa sertakan like, vote dan commentnya ya. oke.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***