Jadi itu beneran keysa.
Leana menyunggingkan sedikit senyum kecil, saat melihat orang yang ada pada pandangannya benar benar dia, benar benar sahabatnya. Namun wajahnya seketika menciut. Kedua tangan yang saling terkait itu, tangan yang saling menggenggam dengan erat, tangan yang pernah juga ikut menghangatkan hatinya kini berada pada genggaman sahabatnya. oke ralat, mantan sahabatnya. Hatinya bergetar, rasanya agak sakit.
shit...gue tahu Rio itu masa lalu gue. Gue juga udah nggak punya rasa apa apa. Tapi kenapa harus dia lagi sih. kenapa dia seneng banget ngerebut semua milik gue.
Jantung Keysa juga mendadak berdebar, ketika dua tatapan itu akhirnya saling bertemu, Keysa pun hampir tak bisa mendengar keributan Rio dan teman temannya yang sejak tadi berputar putar di arah skin care.
Leana, itu beneran lo kan.
Leana berbalik dan pergi, mungkin perasaanya sudah mulai muak. Keysa buru buru melepaskan tangan Rio, membuat Rio menoleh, dan mungkin mengerti akan sesuatu.
"Rio... gue..."
Belum sempat Keysa menjelaskan, Rio nampaknya sudah tahu, apa yang ingin keysa katakan.
"Ya udah kejar sana. Gue masih mau ngasih pelajaran sama si kupret satu ini."
Keysa buru buru pergi dan mengejar Leana yang terus saja berjalan tanpa melihat ke belakang.
"...lea... le. Tunggu bentar le."
Keysa berhasil mengejar leana dan menarik Lengan gadis itu. Membuatnya berbalik dan sama sama saling diam untuk waktu yang lama. Inikah yang terjadi jika kita menjatuhkan hati di tempat yang salah. Tapi bukankah, kita memang tak bisa memilih pada siapa hati akan berlabuh. Dan seketika saja potret masa lalu saling bertebaran di antara dua gadis cantik ini.
"Well, dont touch me ok."
Seru leana sembari melepaskan genggaman tangan Keysa.
"Guuue....
Baru saja Keysa membuka mulut, tapi leana sudah buru buru membuatnya diam.
"Lo rebut Axel dari gue. Dan sekarang lo juga jalan sama Rio. Come on Key... apa dunia terlalu sempit buat lo. Sampai harus terus terusan ngambil semua hal dari gue??"
Benar saja, ini salah satu yang ditakutkan Keysa. Leana akan salah paham, melihat kedatangannya bersama Rio.
"Gue sama Rio nggak ada apa apa Leana. Kita cuma partner kerja. Gue sumpah lea, sumpah. Gue kesini karena tahu lo ada disini. Gue kangen banget sama lo. Gue cuma pengen ngobrol sama lo."
"Ok sekarang lo cuma punya waktu 5 buat ngomong sama gue."
"Tapi....
"Now...
***
"Kkeyysa... lo dimana.. key..."
duuhh perasaan gue jadi nggak enak. Ni anak kemana? Lea juga ngilang. kemana sih.
Rio mengeluarkan hp, dan menekan speed dial. Tak lama kemudian balasan suara dari sebrang sana membuatnya agak sedikit lega.
"Ya ampun key, lo tuh dimana sih hah? Gue udah nyariin lo kemana mana?"
Kalimat yang pertama keluar saat kekhawatirannya memuncak.
"maaf Ri, gue pulang duluan."
Rio jadi semakin cemas, pasalnya suara Keysa jadi aneh. Lebih tepatnya seperti orang yang sedang menangis.
"Loh kenapa? Kok lo nggak bilang sih mau pulang. Kok suara lo kaya gitu. Kok lo nggak nyari gue dulu. Kok lo nggak cerita kalau udah ketemu Lea?"
"Sssuuttttt udah udah udah. Gue nggak papa. Gue cuma nggak enak badan. oke. gue tutup ya. Bye Ri."
ini keysa pasti kenapa napa. dia nggak bisa bohong. dia pasti lagi nangis. apa yang terjadi sih? apa ide gue buat bikin mereka baikan lagi itu salah.
***
Keysa menatap langit langit kamarnya, dengan tatapan sendu. Apa separah itu kesalahannya. Kalimat demi kalimat itu masih terekam jelas.
"*Lo tuh nggak tau diri, masih berani lo temuin gue"
"Lo nggak inget, lo bisa kuliah. Lo bisa punya baju bagus. Lo bisa tinggal di kamar tanpa ada ibu kos yang gedor gedor nagih sewa kamar"
"Dan paling parah, setelah lo ambil Axel, lo juga ambil Rio. lo udah gila. sahabat macem apa lo."
"Gue nggak mau liat lo lagi. jauh jauh dari hidup gue, kalau emang lo masih mau nebus kesalahan lo"
"Arrrrrrkkkhhhh. terserah lah. Yang penting gue udah usaha buat minta maaf. Gue udah usaha buat jelasin semuanya. gue juga nggak bohong. Gue nggak ada apa sama Rio dan Axel.. ya Axel. Gue juga nggak tau dia ada dimana?."
"Dan mungkin dia udah jadi milik orang lain. Kenapa sih, Leana nggak anggap aja semua itu cuma masa lalu. Toh meskipun gue ninggalin Axel, Axel juga nggak balik lagi ama dia. Bisa stress gue kalau kaya gini. sttrreesss"
***
"Keysa lo kok semalem ninggalin gue. gue udah cari lo kemana mana tau nggak. lo tuh bikin gue kawatir. Gimana, lo udah baikan kan sama Lea. Tapi gue denger lo nangis. Lo kenapa sih? cerita sama gue. Ayo buruan cerita?"
Kepala Keysa yang tadi pusing kini semakin menjadi jadi. Baru saja datang ke kantor, ia sudah di sambut dengan berbagai macam pertanyaan dari pria itu. Semakin lama, Keysa jadi makin merasa heran. Rio itu dulu laki laki kasar, arogan yang disegani, itu diperkuat dengan curhatan curhatan Leana yang kerap kali bercerita tentang buruknya sifat Rio. Tapi sekarang dia sudah seperti ibu ibu komplek yang selalu ingin tahu berbagai macam info untuk kembali di sebar.
"Gue nih baru sampe. Lo nggak bisa agak nantian aja nanya nya."
Rio menarik nafas agak panjang. Ia tahu, ia terlalu menekan Key
"Haaaahhhhh. Ya udah maaf. Gue kan cuma kawatir."
Rio kembali mengusap rambut Keysa dengan lembut. Memang hampir tak bisa dipungkiri. Semakin hari sikap Rio pada Keysa justru semakin hangat.
"Permisi bu keysa"
Suara Inge membuat Keysa dan Rio sama sama menatap ke arah rangkaian bunga cantik yang kini di bawa gadis itu.
"Iya nge?"
"Ini bu, ada yang anterin bunga. Katanya buat bu Keysa."
Keysa menerima bunga itu, juga langsung membuat Rio menatap tajam ke arahnya.
"Ya udah makasih ya."
Inge mengangguk. Keysa mencium bunga itu, merasakan kesegarannya, dan entah kenapa mood nya jadi baik.
"Siapa sih, pagi pagi udah kirim bunga segala."
Terlihat betul, wajah Rio menampakan ketidak sukaan. Keysa mengambil secarik kartu di dalamnya, dan tersenyum mendapati sebuah nama yang tertulis.
"Ini dari ken"
-------------
pastikan untuk meninggalkan like juga vote ya. biar author semangat untuk lanjutin ceritanya 😁
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments
Heni Agustiani
ken dendam di suruh stella
2020-07-05
0