7

Hari pernikahan

Rumah Senja yang biasanya tenang, kini sedikit riuh. Tak banyak kerabat yang datang, karena Senja bukan orang asli Jakarta. Begitupula tak banyak juga tamu yang mereka undang, hanya ketua RT/RW, Penghulu dan tetangga dekat saja. tak nampak satupun teman Senja disana.

Sedangkan keluarga Langit yang datang hanya Subagio, Irawan, Hengky, dan beberapa pengawal keluarga.

Senja menunggu di dalam kamarnya yang ada di lantai dua, menunggu Langit mengucapkan kalimat Ijab Qabul. samar samar ia mendengar suara Langit mengucapkan kalimat suci itu. hatinya terasa sakit, air matanya terjatuh.

"maafkan aku mas" ucapnya lirih menatap foto pernikahannya dengan Farhan yang masih menempel rapat di dinding kamarnya

"tok tok"

Suara ketukan pintu kamar Senja, saudara sepupunya membuka pintu kamar. " kak, sudah selesai. Ayo turun."

Senja berdiri, melingkarkan tangannya di lengan sepupunya.

Seluruh tamu yang datang menatap kehadiran Senja.  Wanita bertubuh mungil itu menuruni tangga perlahan. Kebaya putih yang elegan membalut badannya. Rambunya yang panjang ia sanggul, dengan poni rambutnya disisir rapi ke samping telingan kanannya.

Wajahnya yang biasanya cantik polos tak bermake up, kini lebih terlihat fresh dengan make up simple yang glowing. tak ada senyum diwajahnya, tapi semua orang masih bisa menikmati wajah  manisnya.

Senja duduk disamping kiri Langit.

kotak cincin yang ada di meja akad dibuka Irawan, penghulu mempersilahkan kedua pengantin bertukar cincin. hingga berakhir dengan Senja yang harus mencium tangan Langit.

Senja terdiam, aneh rasanya ia harus menyentuh pria lain.

"Mbak Senja" penghulu memanggil Senja.

Dengan hati yang berat, Senja meraih tangan Langit dan menciumnya. Disambut riuh tepuk tangan para tamu yang hadir.

Akad nikah dan sesi foto-foto sudah selesai, dilanjutkan dengan ramah tamah. para tamu dipersilahkan untuk menyantap hidangan yang telah disediakan tuan rumah.

"Nak Langit, kalau kamu lelah bisa istirahat di kamar Senja." Ibu merasa Langit tidak nyaman dengan acara ini, "Pintu Biru." Ibu Menunjuk pintu warna biru di lantai dua.

"Terimakasih, Bu." Langit langsung pergi ke kamar Senja.

Tanpa mengetuk pintu, ia masuk ke kamar Senja. Tidak ada orang di dalamnya, ruangannya tak begitu besar, hanya sekitar 4X4 meter. tertata rapi, hanya terlihat bekas make up yang berantakan di bagian meja rias.

Langit terhenti melihat frame foto besar yang berada di dinding, foto Senja dan seorang pria dalam balutan baju pernikahan dengan senyum yang menawan.

"sedang apa anda disini?"

Langit menoleh ke arah pintu, ada Senja disana. Ia sudah mengenakan dress putih sederhana selutut.

"Istirahat" jawab Langit singkat

Senja hanya mengangguk-angguk dan membalikkan badan.

"Hei"

panggilan itu menghentikan langkah Senja.

"ya, Pak?"

"Bawakan aku air putih dingin"

"Baik pak" Senja sigap mengangguk kemudian pergi.

'sial,  jiwa jiwa budak kenapa tidak pergi dari diriku' Senja mengutuk dirinya sendiri.

Ia mengambil  segelas air putih dingin dari dispenser dan membawanya kembali ke kamarnya.

tok tok, Senja mengetuk pintu kamarnya.

'hei, Nja!! ini kamarmu. kenapa harus ketok pintu dulu sih?' lagi lagi ia mengutuk dirinya.

tak ada jawaban dari dalam,  ia putuskan membuka pintu.

Senja melihat Pria berkemeja putih tertidur di atas tempat tidurnya. Lengan Langit yang sedikit berotot dibuatnya menutup matanya, menghalangi cahaya matahari yang masuk dari cendela.

"Airnya saya letakkan disini pak" ucap Senja lirih, meletakkan Air diatas meja kecil sebelah tempat tidurnya.

Senja menatap jam dinding, jarum jam menunjuk ke angak 1. "jam 4 sudah harus bergegas ke rumahnya" keluhnya.

keadaan dibawah sangat ramai, dilihatnya Ayah Langit, Bimo dan Ibunya sedang berbicara, bercanda dan tertawa kecil.

'pak Subagio sangat tahu bagaimana menghargai orang lain, berbeda sekali dengan anaknya' batin Senja

**********

Waktu sudah menunjukkan pukul empat sore lebih, Senja sudah meninggalkan kediamannya menuju ke rumah Subagio.

Hampir satu jam di dalam mobil, akhirnya Senja terhenti di sebuah rumah mewah dengan halaman yang sangat luas. Senja mencoba menahan diri agar tidak terlihat kampungan melihat kemewahan ini.

"Silahkan Nona" seseorang membukakan pintu mobil.

Beberapa Asisten rumah tangga berseragam putih hitam berjajar menyambut majikannya.

Subagio berhenti tepat disamping wanita berumur 50 tahunan, berambut keriting pendek. Wajahnya tak menunjukkan keramahan. "ini Bu Ella. kepala Asisten rumah ini."  Subagio memperkenalkan kepala Asisten rumahnya yang sudah mengabdi lebih dari 30 tahun.

"Saya Ella, saya siap membantu anda." Ella memperkenalkan diri

"Saya Senja, bu."

Subagio melangkah maju, memasuki ke kediamannya. Senja yang mengikutinya dari belakang mulai hilang kesadaran.

Mulutnya menganga 'jadi seperti ini rumah orang kaya?' batinnya. matanya menyusuri setiap sela kecil yang ia lewati.

"Pergilah istirahat," kata Subagio pada Senja "Jam tujuh malam akan ada pesta kecil disini. Kamu dan Langit harus menyapa teman-teman Ayah."

"Baik pak" Senja mengangguk, ia membalikkan badan menuju pintu depan.

"Nja, mau kemana?" tanya Subagio

"Ambil koper di mobil, pak"

Subagio tertawa kecil, "Pergilah ke kamarmu, kopermu sudah ada disana." Subagio memberi kode pada Ella untuk mengantar Senja ke kamarnya.

"Silahkan ikuti saya Nona." Ajak Ella

Senja mengekor dibelakang Ella, menaiki tangga. melewati beberapa lorong hingga sampai di depan pintu besar.

"Silahkan masuk Nona, ini kamar Anda. Pakaian Anda sudah ada didalam. Jika Anda membutuhkan sesuatu bisa menekan angka 4 di tuas telpon yang ada di dekat tempat tidur."

Senja mengangguk-angguk mendengarkan penjelasan Ella

Ia memasuki ruangan yang cukup besar. satu tempat tidur besar yang terlihat sangat mewah, satu set sofa dan TV yang menempel di dinding, kulkas kecil, meja kerja lengkap berada di ruangan yang ukurannya lebih besar dari rumahnya.

Senja langsung merebahkan badannya di atas tempat tidur. "nyaman banget" ucapnya, merasakan kasur yang begitu empuk. matanya mulai terpejam.

cklek

Suara pintu ruang ganti terbuka.

Senja terperanjat, bangun dari tempat tidurnya. ia melihat Langit keluar dari balik pintu. Hanya mengenakan handuk melilit bagian pinggang kebawah. Tangannya masih sibuk mengeringkan rambut yang basah dikepalanya.

Langit menatap datar Senja.

"kenapa anda disini pak?" Senja bertanya khawatir.

Langit berjalan dan membuka kulkas, mengambil sebotol minuman soda dan meminumnya.

Senja disuguhkan pemandangan yang menyegarkan, 'minuman biasa kalo yg minum orang ganteng bisa beda ya. kaya lagi lihat slow motion iklan minuman di televisi' batin Senja.

Matanya masih menatap Langit, memperhatikan butiran butiran air yang menetes dari rambut membasahi pipi hingga jatuh ke leher.

"jangan menatapku lebih dari tiga belas detik, atau kau akan jatuh cinta padaku"

Kalimat Langit menarik kembali nyawa nyawa Senja yang hampir terbang minggalkan badannya.

"turun dari ranjangku" perintah Langit.

"Ranjangku??" Senja mengulangi kata-kata langit. perlahan ia turun dari kasur empuk itu. ia meraih ganggang telpon, dan menekan tombol nomer empat.

"ya Nona?"

"Bu Ella, bisa tunjukkan kamar saya. Karena ini ternyata kamar Pak Langit"

"*J*uga kamar Anda, Nona."

-bersambung-

Terpopuler

Comments

nova vaw

nova vaw

hello senja sadar udh pasutri woy

2024-02-19

0

Hearty 💕

Hearty 💕

Aneh

2024-01-31

0

Asep Suratman

Asep Suratman

13 detik yah

2023-11-10

0

lihat semua
Episodes
1 1
2 2
3 3
4 4
5 5
6 6
7 7
8 8
9 9
10 10
11 11
12 12
13 13
14 14
15 15
16 16
17 17
18 18
19 19
20 20
21 21
22 22
23 23
24 24
25 25
26 26
27 27
28 28
29 29
30 30
31 31
32 32
33 33
34 34
35 35
36 36
37 37
38 38
39 39
40 40
41 41
42 42
43 43
44 44
45 45
46 46
47 47
48 48
49 49
50 50
51 51
52 52
53 53
54 54
55 55
56 56
57 57
58 58
59 59
60 60
61 61
62 62
63 63
64 64
65 65
66 66
67 67
68 68
69 69
70 70
71 71
72 72
73 73
74 74
75 75
76 76
77 77
78 78
79 79
80 80
81 81
82 82
83 83
84 84
85 85
86 86
87 87
88 88
89 89
90 90
91 91
92 92
93 93
94 94
95 95
96 96
97 97
98 98
99 99
100 100
101 101
102 102
103 103
104 104
105 105
106 106
107 107
108 108
109 109
110 110
111 111
112 112
113 113
114 114
115 115
116 116
117 117
118 118
119 119
120 120
121 121
122 122
123 123
124 124
125 125
126 126
127 127
128 128
129 129
130 130
131 131
132 132
133 133
134 134
135 135
136 136
137 137
138 138
139 139
140 140
141 141
142 142
143 143
144 144
145 145
146 146
147 147
148 148
149 149
150 150
151 151
152 152
153 153
154 154
155 155
156 156
157 PROMOSI
158 NOVEL KE 3
159 PENGUMUMAN MASUK GRUB
160 PENGUMUMAN
161 Novel Baruku
Episodes

Updated 161 Episodes

1
1
2
2
3
3
4
4
5
5
6
6
7
7
8
8
9
9
10
10
11
11
12
12
13
13
14
14
15
15
16
16
17
17
18
18
19
19
20
20
21
21
22
22
23
23
24
24
25
25
26
26
27
27
28
28
29
29
30
30
31
31
32
32
33
33
34
34
35
35
36
36
37
37
38
38
39
39
40
40
41
41
42
42
43
43
44
44
45
45
46
46
47
47
48
48
49
49
50
50
51
51
52
52
53
53
54
54
55
55
56
56
57
57
58
58
59
59
60
60
61
61
62
62
63
63
64
64
65
65
66
66
67
67
68
68
69
69
70
70
71
71
72
72
73
73
74
74
75
75
76
76
77
77
78
78
79
79
80
80
81
81
82
82
83
83
84
84
85
85
86
86
87
87
88
88
89
89
90
90
91
91
92
92
93
93
94
94
95
95
96
96
97
97
98
98
99
99
100
100
101
101
102
102
103
103
104
104
105
105
106
106
107
107
108
108
109
109
110
110
111
111
112
112
113
113
114
114
115
115
116
116
117
117
118
118
119
119
120
120
121
121
122
122
123
123
124
124
125
125
126
126
127
127
128
128
129
129
130
130
131
131
132
132
133
133
134
134
135
135
136
136
137
137
138
138
139
139
140
140
141
141
142
142
143
143
144
144
145
145
146
146
147
147
148
148
149
149
150
150
151
151
152
152
153
153
154
154
155
155
156
156
157
PROMOSI
158
NOVEL KE 3
159
PENGUMUMAN MASUK GRUB
160
PENGUMUMAN
161
Novel Baruku

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!