siang itu usai dzuhur, Annisa berkumpul dengan teman-teman komunitas ROHIS untuk membahas kegiatan amal yang akan mereka laksanakan di akhir pekan ini.
sudah ada 8 orang didalam ruang sekretariat ROHIS itu,
Aldo si Ketua ROHIS, Dwi sebagai Bendahara, Annisa sebagai Sekretaris, kemudian anggota lainnya (Tias, Mida, Ayu, Rafi, dan Eko).
"ehhmm.. gimana teman2, udah bisa kita mulai rapatnya..?
Aldo membuka suara.
"bentar Do, kita tunggu satu orang lagi.."
jawab Dwi
tak lama kemudian orang yang ditunggu pun tiba,
dan kemunculannya membuat semua orang yang ada diruangan itu terkejut, terutama Annisa.
dia adalah Reyhan, orang yang mereka kenal sebagai pembuat onar.
*astagaaa...ngapain sih dia disini..? mudah-mudahan dia gak mengganggu acara amal nanti
Annisa membatin. dan mungkin begitu juga yang ada dipikiran teman-temannya saat itu.
namun satu-satunya orang yang terlihat tenang bahkan tersenyum sumringah saat kedatangan Reyhan adalah Dwi, yang sejak awal memang sudah mengetahui niat Reyhan.
"assalamualaikum.. maaf gua telat.."
sapa Reyhan yang masih berdiri didepan pintu.
semua orang masih terlihat syok, kecuali Dwi yang langsung mempersilahkan Reyhan masuk dengan sangat ramah.
"waalaikumsalam.. gak apa-apa kok Rey, kita juga belum mulai.. yuk masuk.."
kemudian Reyhan duduk dibangku kosong tepat dihadapan Annisa yang sekarang justru tertunduk dan salah tingkah.
"oke berhubung karena semuanya udah kumpul langsung aja kita mulai.. assalamualaikum wr.wb..."
Aldo si ketua membuka rapat tersebut dengan mengucapkan salam pembuka yang langsung dijawab oleh semua orang yang hadir diruangan itu.
"nah untuk lokasi dan bentuk kegiatannya udah fix ya teman-teman..
sekarang kita tinggal pikirkan gimana caranya biar kita bisa mendapatkan bantuan dana dari donatur.."
ujar Aldo
"untuk donatur juga udah fix kok.." Dwi menyela dan membuat semua orang spontan melirik kearahnya.
"itulah alasannya Reyhan ada diruangan ini sekarang.."
sambung Dwi sambil melirik kearah Reyhan dan semakin membuat semua orang terkejut.
"maaf sebelumnya, kemarin gua gak sengaja baca pengumuman di mading kalo kalian berencana ngadain kegiatan amal. Gua udah bahas ini ke Dwi sebelumnya, jadi untuk kegiatan amal ini bokap sama nyokap gua bersedia untuk jadi donatur. bukan hanya untuk
kali ini, tapi untuk kegiatan-kegiatan amal selanjutnya bokap sama nyokap gua Insyaa Allah bakal jadi donatur tetap."
ucap Reyhan mantap.
merasa tak yakin dengan apa yang mereka dengar, orang-orang yang hadir dalam rapat tersebut masih memandang Reyhan dengan tatapan menyelidik seolah mengisyaratkan apa yang mereka pikirkan.
dan Reyhan bukanlah orang yang tak peka. dia mengerti bahwa saat ini hanya Dwi yang benar-benar mempercayainya.
"kalian gak percaya sama omongan gua..? emang kali ini gua ada tampang tampang nge prank gitu..?
oke gua tau mungkin selama ini kalian mikirnya gua cuma orang yang suka berbuat onar, dan gua akui memang itu sisi terburuk dari gua. tapi untuk kegiatan amal ini gua serius."
Reyhan tampak berusaha meyakinkan teman-temannya.
"yaudah, gini aja deh.. Nis, ntar kamu siapin proposalnya setelah itu kamu bisa serahin proposal itu ke pak Burhan untuk dilanjutkan ke pak Arbiantoro."
ujar Aldo
"soal proposal, gua rasa gak perlu repot ke pak Burhan. ntar gua yang bakal sampein langsung."
Annisa hanya tertunduk dan seolah semua isi kepalanya buyar begitu saja. padahal biasanya kalau untuk kegiatan seperti ini dia yang paling banyak berperan aktif.
"Nis, kamu kenapa..?" tanya Dwi sambil menyentuh pundaknya.
"g-gak, a-aku gak a-apa2 kokk Dwi.."
Annisa menjawab dengan gugup.
dan seolah menyadari apa yang terjadi dihadapannya, Reyhan terfokus sambil menatap Annisa yang masih tertunduk.
*mampus guaaa... ini pasti gara-gara kejadian semalam... gua harus gimana sekarang.. apa yang dia pikirkan tentang gua..? gua harap setelah rapat ini selesai gua bisa minta maaf dan jelasin semuanya sama dia
Reyhan membatin
akhirnya, rapatpun selesai.
-----------------------------------------------
"Nis, mau pulang bareng gak..? kebetulan aku mau kerumah tante Inggrid nih.."
tanya Dwi setelah mereka keluar dari ruang sekretariat ROHIS.
"Emmm.. gak usah deh Dwi, ntar malah ngerepotin kamu. lagian aku juga mau ke perpustakaan dulu nih, balikin buku yang aku pinjam kemarin sekalian cari buku referensi untuk tugas presentasi besok.."
"yakin gak mau bareng..?"
Annisa mengangguk mantap.
"yaudah deh..
eh betewe,,, aku gak nyangka looh Rey mau ikut gabung di kegiatan amal ini.." ucap Dwi dan Annisa hanya diam menjadi pendengar budiman.
"aku tuh kenal dia sejak SMA,, dan dari dulu dia emang udah terkenal pembuat onar.. jangankan untuk kegiatan amal begini, bahkan dulu dia sering bolos sekolah.. baru kali ini dia justru nawarin diri untuk ikutan kegiatan begini.." Dwi masih menceracau, tak menyadari bahwa orang yang sedang dia bicarakan justru sedang berada tepat dibelakang mereka.
"ehmm..." Reyhan berdehem dan spontan Dwi menoleh
"eehh.. Rey.. mau balik juga..?" tanya Dwi
"Iya,, tapi setelah gua selesai bicara sama dia.." jawab Reyhan sambil menunjuk kearah Annisa.
"maaf, aku buru2 mau ke perpustakaan. soalnya bentar lagi tutup."
Annisa langsung pergi meninggalkan Reyhan dan Dwi yang justru terlihat bingung.
"jadi,, sebenarnya karena dia Rey...?" tanya Dwi penuh selidik setelah Annisa jauh dari pandangan.
"sorry Dwi, lain kali gua bakal jelasin. tapi untuk sekarang ada hal penting yang harus gua omongin sama Nisa."
Reyhan langsung meninggalkan Dwi dan bergegas menyusul Annisa.
*kenapa sih kamu gak pernah peka Rey... Dwi membatin lalu berjalan menuju parkiran.
-----------------------------------------------
sementara itu di perpustakaan...
Reyhan melihat Annisa yang sedang ngobrol dengan kak Erick, petugas di perpustakaan tersebut.
mereka terlihat akrab, karena sesekali Annisa berbicara sambil tersenyum.
"Nis, kita perlu bicara.."
Reyhan langsung menghampiri Annisa.
"ehmm..maaf, tapi aku gak mau bicara sama kamu. dan aku yakin gak ada yang perlu dibicarain juga."
jawab Nisa ketus.
"bentar doang... plisss... aku mau jelasin soal semalam.."
Reyhan memohon.
Erick yang sedari tadi mendengar percakapan mereka merasa janggal.
*bocah pembuat onar ini, sejak kapan dia dekat dengan Annisa..?* batinnya.
"yaudah, ngomong disini aja." Annisa masih terlihat jengkel.
dan seolah paham bahwa kedua orang dihadapannya sedang membicarakan hal yang serius, Erick langsung bangkit dari kursinya dan pergi sambil membawa setumpuk buku tanpa bicara.
"Nis.. maaf, soal kejadian semalam..."
namun belum sempat Reyhan menjelaskan Annisa langsung bangkit dari duduknya dan hendak bergegas meninggalkan Reyhan.
seolah tak mau kehilangan kesempatan tanpa sengaja Reyhan menarik tangan gadis itu untuk mencegahnya pergi dan langsung ditepis oleh Annisa.
"maaf, kita bukan muhrim.."
deg.....
ada perasaan aneh yang dirasakan Reyhan saat Annisa menepis tangannya.
kemudian Annisa pergi begitu saja meninggalkan Reyhan. dan pria itu masih menatap punggungnya yang berjalan menjauh dengan perasaan bersalah.
-----------------------------------------------
"Annisa Ramadhani... apakah kamu bersedia menjadi pendamping hidupku..?
aku ingin kamu, untuk menjadi pelengkap dalam hidupku..."
"astaghfirullah....."
Annisa terbangun dari tidurnya.
kilasan masa lalunya tiba-tiba kembali terbayang dipikirannya.
ya... peristiwa 2 tahun yang lalu. saat seseorang berniat untuk melamarnya, dan berjanji akan segera menikahinya.
namun kenyataan tak sesuai dengan harapan.
tepat pada hari dimana harusnya Annisa akan sah menjadi istri dari seorang pria di masa lalunya, justru harus menerima kepahitan.
karena tepat dihari yang sama, seorang wanita yang mengaku sebagai istri sah dari pria tersebut yang bahkan sedang mengandung anaknya tiba-tiba muncul dan menghancurkan semuanya.
"Ya Allah... kenapa kejadian itu masih membayangiku..."
gadis itu bergumam lirih, dan tanpa sadar airmatanya mengalir.
saat itu pukul 01.00 dini hari, Annisa beranjak dari tempat tidurnya dan berniat melaksanakan sholat tahajud untuk menenangkan hatinya.
-----------------------------------------------
keesokan harinya dikampus...
"Nis, kamu kenapa..? kok muka kamu pucat gitu..?"
Lisa menghampiri Annisa yang sedang duduk dibangkunya.
"gak ada apa-apa kok Lis, mungkin aku cuma kecapean aja.."
jawab Annisa berbohong.
"ehh iyaa,, tadi ada yang nanyain kamu looh.."
"siapa..?"
"Reyhan... katanya dia mau ngomong sesuatu sama kamu.."
"hmmmm" Annisa menjawab dengan malas.
"Nis, balik kampus nanti kamu ada acara gak..?"
tanya Lisa
"iyaa.. nih mau kasih proposal ini.." Annisa menunjukkan proposal kegiatan amal yang sudh dia siapkan.
"oh,, yaudah deh..."
-----------------------------------------------
siang itu selepas dzuhur, Annisa menemui Dwi didepan mushola.
"Dwi, nih proposalnya.. aku titip di kamu aja yaa.. ntar tolong sampein ke Reyhan.."
"kenapa gak kamu kasih langsung ke Reyhan aja Nis..?
tuh mumpung orangnya masih sholat, ditunggu aja dulu.."
jawab Dwi.
tak ingin berdebat dengan Dwi, akhirnya Annisa pun memutuskan untuk menunggu hingga Reyhan selesai sholat dan berniat memberikan proposal itu.
saat sedang menunggu, sayup-sayup dari dalam mushola terdengar lantunan ayat suci Al-Qur'an.
suaranya sangat merdu, dan menentramkan hati siapa saja yang mendengarnya termasuk Annisa..
"Masya Allah.... suaranya merdu banget.. kayaknya baru kali ini aku dengar ada yang mengaji di mushola ini dengan suara semerdu itu.." ujar Annisa.
dan ternyata itu juga yang ada dipikiran Dwi, karena gadis itu juga mengangguk pertanda setuju.
"ih. kokk aku jadi kepo yaa..."
ucap Dwi yang kemudian masuk kedalam mushola sambil sedikit mengintip dari balik tirai. dan tak lama dia keluar dengan senyum sumringah dan wajah yang memerah.
"astaghfirullah Dwi... kamu nih.. gak baik looh ngintip begitu.." protes Annisa
"Nis,, kamu gak penasaran sama suara merdu itu..?"
tanya Dwi sambil menaik turunkan alisnya.
"siapa...?"
tanya Annisa
"Reyhan...."
deg......
wajah Annisa langsung memerah, dan entah apa yang terjadi dengan jantungnya saat ini. yang pasti jantung itu berdetak tak seperti biasa.
30 menit berlalu, akhirnya Reyhan keluar dari mushola sambil menenteng tas ranselnya.
"Rey, udah ditunggu nih sama Nisa.."
Dwi memanggil Reyhan dan dia pun langsung berjalan menuju kedua gadis itu.
tanpa basa basi, Annisa langsung menyodorkan proposal kegiatan amal kearah Reyhan.
"nih proposalnya."
Reyhan menerima proposal dari tangan Annisa dan saat dia ingin mengatakan sesuatu, tiba-tiba Annisa menyela
"aku balik duluan..assalamualaikum.."
kemudian Annisa berbalik dan pergi meninggalkan Reyhan dan Dwi.
Dwi yang melihat tingkah aneh kedua orang yang dia kenal dekat tentunya tak tinggal diam. terlebih lagi, Dwi memang sudah menyimpan rasa pada Reyhan sejak lama.
"Rey.. sebenernya ada apa siih antara kamu sama Annisa..?"
"gak ada apa-apa Dwi..gua balik dulu yaa.."
namun sebelum Reyhan melangkah Dwi menarik tas ranselnya
"tolong jelasin Rey.. sebenernya apa yang terjadi antara kamu sama Nisa..?
apa kalian ada hubungan spesial..?"
"Gua sama Nisa gak ada apa-apa Dwi..."
"aku kok gak yakin yaa.. kenapa sikap kalian aneh..?"
"Dwi... tolong berhenti bersikap kayak gini.. sampe kapan sih lu mau ikut campur tentang urusan pribadi gua..? lu itu yang sebenernya kenapa... kenapa lu selalu pengen tau banget segala hal tentang gua..?"
Dwi membulatkan matanya, menatap Reyhan dengan perasaan bingung.
"Gua tau kok selama ini lu sering ngintilin gua, bahkan lu deketin Denis untuk korek informasi tentang gua.. gua tau itu semua Dwi..."
beberapa orang disekitar mushola yang menyaksikan obrolan Reyhan dan Dwi mulai berbisik bisik. bahkan ada yang secara diam-diam mengabadikan kejadian tersebut dengan kamera hp.
"karena aku suka kamu Rey..... aku suka kamu dari dulu, tapi kamu gak pernah mandang aku..."
Dwi mengucapkannya dengan lantang sambil menangis.
Reyhan yang sudah lama menduga hal itu tak merasa terkejut. namun sebaliknya, pria ini merasa bersalah pada gadis yang ada didepannya.
"maaf Dwi... mungkin selama ini gua yang salah bersikap sama lu. gua berusaha untuk gak kasih sedikitpun harapan sama lu karna memang gua gak punya perasaan apapun sama lu.."
Dwi membulatkan mata dan seolah tak percaya dengan apa yang didengarnya.
"kamu jahat Rey...!!!"
kemudian Dwi berlari meninggalkan Rey sambil menangis.
-----------------------------------------------
sementara itu di halte bis....
seperti biasa, Annisa menunggu bis yang menuju ke daerah tempat tinggalnya.
tiba-tiba ponselnya berdering, notifikasi dari salah satu grup whatsapp komunitas PeTinta_Pena (komunitas sastra dikampus Annisa).
gadis itu membukanya, dan......
seseorang mengirim rekaman video antara Reyhan dan Dwi di depan mushola dengan caption "kisah cinta tragis wanita soleha dan pria kaya"
"astaghfirullah...."
deg......
jantung Annisa tak tenang.
kemudian ditutupnya pesan itu tanpa melihat rekaman video yang baru saja dikirimkan oleh salah satu anggota grup whatsapp tersebut.
-----------------------------------------------
sore itu selepas ashar, Grace menjemput Annisa dirumahnya.
sesampainya dirumah Reyhan, Annisa langsung disambut hangat oleh Reyna, adik Reyhan.
"kakakkkk.... aku kangen kakakkkk...."
Reyna langsung memeluk Annisa seolah sudah lama tak berjumpa.
"kakak juga kangen sama Reyna..." balas Annisa sambil tersenyum melihat tingkah lucu Reyna.
"karna hari ini kakak udah datang, aku mau nagih janji kakak kemarin..." Reyna bersemangat.
"yaudah... tapi sebelum kita pergi, kakak mau Reyna lanjutin dulu bacaan Qur'annya.." jawab Annisa
kemudian kedua gadis itu masuk menuju kamar Reyna.
tak berapa lama kemudian, Reyhan muncul.
"Dek, kakak mau pergi nih.. kamu mau ikut apa eng... "
kalimatnya terputus saat membuka pintu dan melihat Annisa sedang tertidur di sofa kamar adiknya.
Reyna keluar dari kamar mandi, kemudian menghampiri kakaknya yang masih mematung didepan pintu.
"kak Rey..."
Reyhan terkejut
"ih gak sopan ngeliatin orang tidur gitu..."
protes Reyna kemudian langsung menutup pintu kamarnya.
"maaf dek, kakak kan gak tau kalo ada Nisa didalam..
kakak mau keluar nih, kamu mau ikut gak..?"
tanya Reyhan dari balik pintu.
Reyna berpikir sejenak, kemudian matanya tampak berbinar-binar.
"yaudah, kakak tunggu dimobil ya.
Reyna siap2 dulu."
setelah bersiap kemudian Reyna membangunkan Annisa yang tak sengaja ketiduran disofa.
"kakk.. bangun.. yuk pergi..."
Annisa langsung terbangun.
"yaudah, yuk..."
sesampainya dibawah, Reyna menarik tangan Annisa menuju mobil sport berwarna hitam.
*lah, ini bocah ngapain narik aku kemobil ini coba..batin Annisa
kemudian Reyna membuka pintu depan dan mendudukkan Annisa tepat disamping Reyhan, sementara dirinya memilih duduk dikursi belakang.
"kak Rey ngajakin keluar, jadi aku pikir sekalian aja bareng.. kan lebih seru..." ucap Reyna.
Annisa hanya terdiam dan memalingkan wajah ke arah luar. mobil pun mulai berjalan, dan disepanjang perjalanan hanya Reyna yang sibuk berceloteh tentang berbagai hal. Reyhan hanya sedikit menimpali, sementara Annisa, gadis itu sama sekali kehabisan kata.
pesan di grup whatsapp yang dilihatnya siang tadi seolah mengganjal dihatinya, namun dia pun tak berhak untuk menanyakan tentang hal tersebut.
-----------------------------------------------
assalamualaikum temen-temen...🤗🤗🤗
mohon dukungannya untuk novel ini yaa..
aku tunggu kritik dan saran kalian dikolom komentar..
barangkali kalian punya ide segar untuk kelanjutan novel ini...😚😚😚
maaf yaa kalo mungkin novelnya masih flat..
karna ini novel pertamaku, dan seperti yang sudah kujelaskan sebelumnya bahwa : aku sedang berusaha membuat alur cerita novel ini senatural mungkin....
betewe,, jangan lupa follow juga akun sosmed aku yaa..
Ig @tara_ramadhanie
fb @Tri Afni Ramadhany II
(eeh ini Authornya maksa kali promo akun.. nampak kali miskin followers...😂😂😂)
sambil menyelam minum air looh...
barangkali,, ada yang punya abang, adek, sepupu, atau ana laki2 yang soleh buat dijofohin ke author gituuu....😂😂😂😂
#gubrakkkkk
(ketauan nih authornya jomblo fisabilillah kelas akut..😆😆😆)
beklah sodara sodara,, jangan lupa yaa..
aku tunggu coretan kalian dikolom komentar..
wassalam...😊😊😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 146 Episodes
Comments
Mister Sutijono
thor masalah umur direvisi donh,masa 18th sdh semester 6,klo semester 2 msh msk akal.
2021-06-24
0
Wulan Anaknya Abi
certanya bgus ..
2020-07-09
1
moemoe
hebat jg anisa ni ya???
umur 18 tahun udh sem 6, trus 2 thun lalu udh hmpir dilamat dan hampir sah. unur 16 thun donk ya???waah.... d zaman apa dia ni hdup ya?
2020-06-04
0