Seusai makan malam di rumah Yona, Regan berpamitan kedua orang tuanya Yona untuk pulang ke rumahnya.
"Tidak menginap saja?" tanya Shinta tersenyum dengan niat terselubung di akalnya.
"Yahh, Mommy!" keluh Yona memicingkan matanya menusuk.
"Iya, kalau Nak Regan pengen menginap silahkan saja," lanjut Hendra menyetujui ucapan istrinya.
"Daddy! Daddy lupa punya anak masih perawan apa kata tetangga nanti?" tanya Yona mengeluhkan sikap daddynya yang terlalu santai kepada Regan.
"Ck, toh kalian sebentar lagi mau menikah ya nggak papa latihan hidup satu rumah dulu. Tetangga mana sih Yon, di sekitar sini mereka sibuk sendiri," ucap Hendra.
Meskipun Regan berada di sana selama satu bulan sekalipun tidak ada yang mencurigainya. Dinding tembok yang menjulang tinggi di rumah keluarga William membuat dunia luar tidak bisa melihat kedalam rumah mereka. Ditambah lagi gerbang rumah itu dibuat tertutup.
Kendati begitu, para tetangga di sekitar rumah Yona memiliki aktivitas yang cukup padat dan tidak memiliki waktu untuk menggunjing satu sama lain. Toh siapa yang berani menggunjing keluarga William?
"Kalau begitu Regan permisi Tante, Om," pamit Regan diangguki daddy dan mommynya Yona. Regan mencium tangan mereka berdua.
"Antarkan Regan ke depan dong Yon," perintah Hendra kepada putrinya.
Yona menghentakkan kakinya kesal, memangnya Regan tidak tahu jalan keluar dari rumah Yona sehingga harus repot-repot diantarkan keluar?
Regan berjalan santai, memasukkan tangannya kedalam saku celananya. Lelaki itu berperilaku seakan tidak terjadi apapun diantara mereka berdua.
Yona teringat sesuatu, dia harus meminta Regan untuk mengantarkannya ke tempat pemotretan.
"Regan, tunggu sebentar," ucap Yona membuat Regan berbalik menatapnya.
Kening Regan berkerut. "Kenapa? Kamu berubah pikiran mau aku menginap di sini?" tanya Regan bersemangat.
"Hishh, enak saja," jawab Yona membuat Regan menekuk wajahnya.
Yona maju selangkah. "Antarkan aku pemotretan besok pagi," ucap Yona dengan lembut, mencoba merayu lelaki itu untuk mau mengantarkannya melakukan pemotretan.
"Jam berapa?" tanya Regan.
"Sampai sana jam delapan pagi, ya ya?" pinta Yona bergelayut manja di lengan Regan.
"Cium dulu dong," ucap Regan menunjuk pipinya.
Yona melepaskan tangannya dari lengan Regan, Yona menatap Regan tidak suka.
"Bukannya kamu harus tanggung jawab karena mobilku disita daddy, kenapa sekarang masih memberiku penawaran?" kesal Yona merajuk.
"Salah siapa sampai mobilmu disita, memangnya aku menyuruhmu ketemu si kutu itu?" tanya Regan tidak terima selalu disalahkan Yona atas setiap kesalahan wanita itu sendiri.
"Siapa yang menyuruhmu mengikutiku?" tanya Yona balik.
Regan hanya mengangkat bahunya acuh. "Yasudah kalau tidak mau," ucap Regan membuka pintu mobilnya.
Kini tidak ada yang bisa Yona lakukan selain menuruti keinginan Regan. Yona mencekal tangan Regan saat lelaki itu hendak membuka pintu.
Cup, Yona mencium pipi kanan Regan. Membuat perasaan Regan menjadi lebih bersemangat dari biasanya. Ini kali pertama ada wanita yang berani menciumnya, polos sekali kau Regan!
"Satunya dong," tunjuk Regan di pipi kirinya.
"Ah sudahlah, sana pulang," ucap Yona membuka pintu mobil Regan, mendorong lelaki itu untuk segera masuk ke dalam mobilnya.
"Tunggu dulu, ada yang ketinggalan," pekik Regan dengan ekspresi serius.
"Apa lagi?" tanya Yona malas dengan drama Regan.
"Night kiss," ucap Regan mencium pipi Yona dan terkekeh.
Regan segera menutup pintu mobilnya.
"Awas saja kalau besok kamu tidak mengantarkanku!" teriak Yona.
"Siap jalankan perintah, Ratuku," jawab Regan berteriak saat mobilnya sudah melaju pelan meninggalkan kediaman Yona.
Yona memegang pipinya yang baru saja dicium oleh Regan. Astaga, Yona seperti kembali ke masa ABG jika malu-malu kucing ketika dicium lawan jenisnya.
*
Alarm Yona berbunyi, dengan cepat Yona meraih ponselnya. Jam di ponselnya sudah menunjukkan pukul setengah lima pagi. Yona menelpon Regan berkali-kali, tapi panggilannya tidak tersambung sama sekali.
Yona berdecak kesal, bagaimana jika Regan belum bangun?
Yona memutuskan untuk segera mandi dan mempersiapkan segala peralatannya. Setelah selesai, Yona mengecek kembali ponselnya dan melakukan panggilan sekali lagi ke nomor ponsel Regan.
Tuttt...tutttt.
Panggilannya masih saja tidak tersambung, dengan cepat Yona berlari kecil menuruni tangga. Di bawah sudah ada para pegawai rumahnya melakukan pekerjaan rutin mereka setiap harinya.
"Katakan pada Daddy dan Mommy kalau Yona berangkat sekarang ya, Mbak," ucap Yona diangguki pegawai rumahnya.
Yona berlari keluar rumah, untung saja sopir pribadi daddynya sudah siap didepan rumah satu jam sebelum daddynya berangkat ke kantor.
"Pak, antarkan Yona ke rumah Regan sekarang ya."
"Boleh Non, silahkan," jawab sang sopir membukakan pintu penumpang belakang.
Yona mengecek kembali ponselnya, sudah lebih dari dua puluh panggilan yang dia lakukan tapi rupanya tidak ada tanda-tanda Regan akan mengangkatnya.
"Ck, dasar kebo," ucap Yona.
Tidak lama kemudian, Yona sampai di rumah Regan.
"Makasih ya Pak, hati-hati di jalan," ucap Yona sambil membawa keluar barang yang harus dia bawa untuk pemotretan terakhirnya.
Yona mengetuk pintu rumah Regan, Bik Sri dengan sigap membuka pintu untuk calon menantu rumah itu.
"Ibuk, ada Non Yona datang," ucap Bik Sri kepada Lili yang asyik berkutat di dapur.
Lili tersenyum, wajahnya sumringah begitu mendengar Yona datang ke rumahnya.
"Yona sayang," panggil Lili membuat Yona tersenyum menyapa Lili.
"Bunda, apa kabar?" tanya Yona memeluk Lili.
"Bunda baik, kalian mau pergi ke mana?" tanya Lili menunjuk koper kecil yang Yona bawa.
"Mau minta Regan nganterin Yona pemotretan terakhir Bun," jawab Yona, menyelipkan rambutnya di belakang telinganya.
"Anak itu masih tidur, sudah sana kamu bangunkan saja," suruh Lili.
"Hah, nggak papa Bun?" tanya Yona merasa tidak enak harus masuk ke dalam kamar lelaki yang belum sah menjadi suaminya.
"Nggak papa Yona, kamu naik aja belok kiri. Itu kamar Regan di sana. Bunda buatin kalian bekal di perjalanan," ucap Lili meninggalkan Yona menuju dapur.
Yona menaiki anak tangga yang melingkar. "Inikah?" guman Yona menebak kamar Regan.
Dengan perlahan Yona membuka pintu kamar Regan.
"Regan?" cicit Yona takut salah masuk kamar.
Yona berjalan masuk ke dalam kamar.
"Aaaaaahhhhhhh! Regannnn dasar porno!'' pekik Yona ketika melihat Regan tertidur tanpa atasan dan hanya memakai celana dalam model boxer.
Yona menutup matanya, bentuk *tittttt* Regan terlihat sangat jelas karena boxer yang dipakai Regan berbahan katun stretch. Yona berbalik badan, matanya terkontaminasi pemandangan porno sepagi ini.
Oh shit!!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 190 Episodes
Comments
Modish Line
wah Regan udh ketagihan nih 😁😁🤭
2023-10-24
1
Siti Romdhonatul
*tittt*......
2020-12-13
0
MaiiDavi
soso maluu pdhl mah pengen lo yonn 😂
2020-12-05
6