Sejak aksi makan dua porsi iga bakar, pagi ini Yona tidak makan apapun selain satu buah apel. Shinta menggelengkan kepalanya melihat tingkah Yona yang dianggapnya terlalu alay. Bagaimana mungkin dua porsi saja bisa membuatnya langsung gemuk begitu saja.
Bukankah sebaiknya Yona berolahraga, senam, ataupun membersihkan seluruh rumah mungkin untuk membakar lemaknya semalam?
"Kamu itu alay tahu nggak," ejek Shinta menatap putrinya dengan mengejek.
Yona mendesah, ibunya memang tidak tahu rasanya dikatakan gendut oleh penggemar. Rasanya sakit sekali! Apalagi dua hari lagi menjadi pemotretannya terakhir sebelum keluar dari dunia modeling yang membesarkan namanya.
Yona ingin menampilkan penampilan terbaiknya sebagai kenang-kenangan nantinya.
"Mommy tidak pernah jadi model sih!" cibir Yona menatap mommynya malas.
"Gini-gini Mommy dulu idola sewaku muda. Kamu mah nggak ada seujung kukunya Mommy," balas Shinta tidak terima.
Yona tertawa geli, dia tahu jika ibunya sangat cantik. Bahkan diusianya yang memasuki kepala lima tidak mengurangi kecantikan Shinta sampai sekarang. Mungkin karena Shinta benar-benar memperhatikan penampilannya selama ini.
Sebagai wanita sekaligus istri, Shinta tidak mau jika nantinya suaminya akan melirik wanita lain. Mau tidak mau, Shinta harus mengikuti perkembangan jaman, menata penampilannya meskipun wanita itu tidak pernah berpenampilan berlebihan.
"Yasudah mom, Yona mau jogging dulu keliling komplek," ucap Yona, meletakkan gagang apelnya di piring.
"Jangan jogging Yon, kamu bersih-bersih satu rumah Mommy yakin lemak tadi malam bakal luntur," goda Shinta.
"Bersih-bersih kan tugasnya Mommy, bye Mom," kekeh Yona melambaikan tangannya, berlari keluar rumahnya.
"Ck, dasar," ucap Shinta menatap punggung Yona yang kian menjauh.
Yona berlari mengelilingi komplek rumahnya yang tergolong sangat sepi, maklum saja komplek rumah Yona masuk dalam salah satu komplek termahal di kota itu.
Bagi orang awam, mungkin mereka mengira komplek itu tidak berpenghuni. Padahal mereka memang sangat sibuk di hari biasa. Komplek itu ramai jika hari minggu maupun hari besar lainnya ketika mereka tidak beraktivitas di luar.
Di seberang komplek, ada taman yang tidak terlalu besar. Tamannya juga tertata rapi, ada beberapa penjual makanan yang nangkring di sana karena di taman sering dijadikan tempat main anak-anak komplek sebelah maupun para ABG yang nongkrong geratis, tentu saja tanpa wifi.
"Suitt!"
Yona mengerutkan keningnya, tangannya mengelap keringat yang bercucuran membasahi wajahnya. Suara orang bersiul membuatnya menoleh ke kanan kirinya.
Tidak ada siapapun!
"Suitt!"
Lagi, itu bukan halusinasi Yona. Setankah? Atau burung?
"Baaaa!" Yona berjingkat kaget ketika Regan mengagetkannya dari belakang.
Lelaki itu datang dengan tiba-tiba tanpa permisi.
Yona menatap kesal lelaki di depannya. "Aku kira suara burung," ucap Yona memukul lengan Regan.
"Kalau aku burung, pantasnya burung apa?" tanya Regan.
Yona berpikir sejenak. "Burung hantu mungkin," jawab Yona menghendikkan bahunya.
Regan ternganga, lelaki setampan dia disamakan dengan burung hantu? Yona pasti berbohong.
"Sudahlah, kamu mengganggu saja," usir Yona, berlari kecil meninggalkan Regan di belakangnya.
"Katanya aku disuruh tanggung jawab, labil sekali kamu ini," ucap Regan berlari menyusul Yona.
Yona menghentikan langkahnya tiba-tiba.
Bughhh, Regan menabrak Yona hingga wanita itu tersungkur. Untung saja Regan dengan sigap menarik tubuh Yona hingga posisi Regan kini yang berada di.bawah.
"Auwghh," ringis Yona ketika telapak tangannya menyentuh aspal jalan.
Yona menoleh, mata mereka bertemu. Posisi mereka kini sangat dekat. Bahkan napas keduanya beriringan satu sama lain.
Mata Yona mengerjap, wanita itu segera bangun dari posisinya. Yona mengulurkan tangan kirinya yang tidak terluka kepada Regan, membantu Regan berdiri.
"Kamu tidak apa? Aku minta maaf," tanya Regan.
"Hanya lecet sedikit tidak papa," ucap Yona meniup telapak tangannya yang mengeluarkan darah sedikit.
Regan menarik tangan Yona, lelaki itu meniup telapak tangan Yona dengan pelan.
"Maafkan aku," ucap Regan menyesal karena tidak menghindari Yona.
"Berhenti meminta maaf Regan, aku tidak apa-apa," keluh Yona yang bosan mendengar permintaan maaf Regan.
"Yah, gagal deh rencanaku," ucap Regan membuat Yona menatapnya penasaran.
"Rencana apa?" tanya Yona penasaran.
"Rencana mengajakmu ke apartemen, memintamu berolahraga di sana," jawab Regan.
"Kamu punya alat gym di apartemenmu?" tanya Yona.
Regan menggelengkan kepalanya.
"Lalu?" Kening Yona bertautan penasaran.
"Mengepel kan menghasilkan keringat," jawab Regan.
"Itu bukan olahraga, itu olahdebu," jawab Yona membuat Rehan tertawa.
Mereka berdua tertawa, terkadang becandaan di antara keduanya cukup menyenangkan.
"Bagaimana? Kamu terima tawaranku?" tanya Regan.
"Enak saja!" jawab Yona mencubit perut bidang Regan.
Akhirnya, Regan mengajak Yona di salah satu tempat gym yang sangat populer di kota itu. Di sana juga tersedia kolam renang dengan berbagai macam ke dalaman.
"Gym atau renang?" tanya Regan.
Padahal di.rumah Yona terdapat kolam renang cukup besar, tapi berenang di rumah berbeda suasana dengan berenang di tempat seperti itu.
"Mas Regan," panggil Pemandu Renang di sana.
Regan melambaikan tangannya, mereka bersalaman.
"Calonnya ya?" tanya pemandu renang bernama Pak Sam.
Mereka hanya tersenyum. "Semoga sampai pelaminan ya, oh ya mau gym atau renang?"
"Renang, Pak Sam," jawab Regan.
"Jangan takut tenggelam kalau sama Mas Regan." Pak Sam tersenyum penuh arti kepada Yona dan Regan.
"Kenapa begitu, Pak?" tanya Yona merasa aneh.
"Jangankan kolam renang, hati Mbak aja dia selami," kekeh Pak Sam membuat Yona dan Regan blushing.
Pak Sam terkekeh melihat ekspresi wajah Yona dan Regan yang terlihat malu-malu.
"Ya sudah dilanjutkan saja olahraga dan olah hatinya," ucap Pak Sam melanjutkan kekehannya lagi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 190 Episodes
Comments
Ica Rm
waaah pa sam mah bisa wae laah
2021-03-14
0
augst
ini pak sam ap deni cagur yaaa...wkwkwk
2021-01-19
1
anthik
kok ngakak iya dengan jawaban pak sam
2021-01-05
2