" Sekar . . . Bangun . . . "
samar - samar kudengar suara ibu membangunkanku
" kamu tidak ikut jemput Nak Edewrd kah "
lanjutnya dan membuatku sesaat terbangun dari tidur siangku
" jam brapa ini bu " gumanku sambil melirik jam dinding di atas tempat tidurku
" Astaga, jam 12.00 "
segera aku melompat dari tempat tidurku, berlari kecil menuju kamar mandi.
" Aduh . . . "
tanpa sengaja aku manabrak kaki kursi makan di depan kamarku
sambil nyengir kuda dan mengusap - usap kakiku yang sakit. Aku tetap berlari - lari kecil menuju kamar mandi
" hem . . . terpaksa nih harus mandi bebek, biar tidak terlambat jemput kak Edward " gumanku
" sekar Sudah belum, kamu lama sekali sih "
gantian ayahku yang mengingatkan aku
" Sebentar ayah, ini tinggal pakai sepatu "
jawabku sambil berlari keluar kamar, tentu saja dengan menghindari kaki kursi yang aku tabrak tadi . . .
" waw kak, cantik sekali dirimu hari ini " goda Satrio adikku semata wayang
" iya lah, kakakmu ini kan memang paling cantik dek " jawabku sambil tersenyum bangga, serta tanganku mengacak - acak rambut Satrio
"aaakh . . . kak aku ini bukan anak kecil lagi, jangan acak - acak rambutku terus " sahut satrio tidak terima, dengan cemberut dia pura - pura ngambek
" sudah, sudah, ayo kita berangkat.
keluarga Pak Lee sudah lama menunggu kita " kata ayah sambil melerai pertengkaran kecilku dengan Satrio
Di teras rumah kulihat ibu sedang menerima telepon.
" iya Bu Lee ini kami sudah mau berangkat, baik di tunggu yaaa "
" gara - gara kamu ini sekar, kita terlambat. Bu Lee sampai menelepon kita " semprot ibu padaku
" maaf Bu " jawabku sambil merajuk, ku peluk tangan kanan ibu sambil aku benamkan wajahku di ketiak beliau
" ih geli ah . . . " jawab ibu sambil mencubitku kecil
Dalam perjalanan menuju bandara aku selalu senyum - senyum kecil membayangkan wajah Kak Edward.
seperti apa ya dia saat ini,masih tetap ganteng???
atau tambah ganteng lagi???
tingginya bertambah lagi tidak ya???
badannya apa masih gagah seperti dulu???
senyumnya apa masih seindah dulu???
Wah beribu pertanyaan di dalam hatiku.
tak terasa kami rombongan keluargaku dan rombongan keluarga kak Edward sudah sampai di bandar udara juanda
ramai sekali terminal kedatangan domestik ini,sudah sesak hampir tidak ada celah.
" Duh . . . Pi kita tidak dapat tempat duduk ini " kudengar gumanan mami Kak Edward manja sabil mengipas - ngipaskan tangannya di wajah. aku jadi semakin bersalah, karena aku ketiduran jadi tidak kebagian tempat duduk di bandara ini
untung tidak menunggu beberapa lama, pesawat kak Edward sudah tiba.
mami dan papinya kak Edward bergegas menuju pintu kedatangan,
yang lainnya terutama aku hanya sabar mengunggunya di tempat kami semula.
tidak sampai lama, ahirnya bapak dan Ibu Lee sudah datang kepada kami sambil menggandeng seorang pria yang cukup tampan, putih, tinggi dan senyum merekah di sudut bibirnya yang merah sekali.
SubhanaAllah, sungguh indah ciptaanMu ini Ya Rob,
benarkah Ini Edward yang enam tahun lalu menjadi teman bermainku???
dia sekarang terlihat lebih tampan, lebih tinggi dan yang pasti lebih ganteng sepuluh ribu persen dari enam tahun yang lalu
" Hay . . . apa kabar, kamu sekar yang dulu itu kan ??? kenapa, apa kamu lupa sama aku " sapanya sambil mengulurkan tangannya kepadaku.
hem . . . sejenak aku tersadar kalau mulutku sampai terbuka lebar melihat Anugerah Terindah tuhan yang ada di depanku.
" oh . .. i . . . iya, aku . . . aku sekar yang dulu itu "jawabku sedikit terbata bata
dia hanya tersenyum kecil
SubhanaAllah senyumnya indah sekali hampir tidak rela aku memalingkan wajah untuk tak melihat KaruniaMu ini Ya Allah.
" sudah - sudah . . . Ramah tamahnya kita lanjut di rumah saja ya, di sini sesak sekali sumpek rasanya " kata Bu Lee membuyarkan lamunanku mengagumi Kak Edward
dengan bergegas kami menuju mobil masing masing untuk menuju Rumah keluarga Lee
satu jam berlalu, ahirnya kami sampai juga di kediaman keluarga Lee,
kami segera masuk kedalam rumah tersebut.
di dalam rumah kami meneruskan Reuni yang tertunda tadi di bandara. Dengan di sambung makan malam bersama, hidangan dimeja sunggu penuh, hampir tidak terlihat pinggiran meja.
mereka bilang ini sebagian adalah makanan kesukaan kak Edward.
" Pak Gunawan ini makanan tidak ada yang mengandung **** ya.
kami sangat menghormati keluarga sampeyan, makannya hari ini makanan yang terhidang di meja ini seratus persen hallal ya.
ayo silahkan di cicipi " terang pak Lee kepada keluargaku
"Alhamdulillah, pak Lee Terimakasih sudah mengistimewakan keluarga kami " balas ayahku dengan sopan dan terharu
bagiku makanan di depanku memang sangat menggoda, karena aku memang si jago makan, apalagi makanan dari keluarga Lee, mereka memang sangat menghormati keluargaku, Mereka selalu bilang kalau keluargaku adalah keluarganya juga di indonesia ini yang paling berharga.
tapi makanan itu semua tidak ada tandingannya dengan saat aku mengagumi sosok pangeran hatiku yang tepat ada di hadapanku ini.
sungguh
sungguh
sungguh
aku lebih memilih kelaparan hari ini hanya untuk memandanginya
Ah . . . tak terasa jam dinding di rumah keluarga Lee sudah menunjukkan jam dua belas malam.
Sebagai tamu yang punya aturan ahirnya kami pun mohon diri.
terpaksa sih aku untuk pulang
Beneran deh, tidak Ikhlas aku pulang malam ini
" Baiklah terimakasih pak Lee atas hidangannya, oh iya Nak Edward semoga kamu sucses ya nanti di indonesia dengan predikat nilai terbaikmu dengan bekerja di perusahaan papimu nanti " pamit ayah ku pada keluarga Lee
" Siap, Terimakasih ya Om sudah menjemputku "
balas Kak Edward
dengan berat hati ku tinggalkan rumah keluarga Lee
Baik lah besok masih ada waktu lagi,
aku pastikan aku akan melihatmu lagi Pangeran Hatiku
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments
Devan Dhina
visual thor
2021-01-23
0
Aci Lusi
thor org jatim ya bahasanya medok banget.
2020-12-16
2
Elza Dewi
visual nya thoorr
2020-12-14
2