TALI GANTUNGAN ~PART 17~

Yeni geram memandang Nova, baru saja dia ingin bicara, dari kejauhan tampak Zahira berjalan sendirian keluar dari gerbang kampus.

Mata Yeni pun tertuju kepadanya. Sambil menarik lengan si Abang Yeni menunjuk ke arah Zahira berjalan.

“Nah Bang, itu dia orangnya, Abang bisa kan?” ucap yeni meyakinkan.

“Ohh Yeni, pliiiiz dong,” pinta Nova dengan suara yang hampir tak terdengar, karena dia tahu kalau temannya ini sangat keras kepala. Apapun yang diinginkannya pasti harus didapatkannya.

Dan kali ini walau dengan apapun dia sudah tidak bisa mencegahnya. Akhirnya Nova hanya menggeleng.

“Ya Allah ampuni temanku ini dia memang tak pernah ada yang mendidik dengan benar,” batin Nova lalu mengusap wajahnya kasar.

“Bang, ayoooo” desak Yeni.

“Tapi dek, kamu mau tanggung jawab kalau aku ketahuan,” pinta si Abang.

“Aduuuh Abang kelamaan deh, tuh dia makin jauhh,”Yeni semakin tidak sabaran.

Dengan tangan gemetar, si Abang menerima uang Yeni kemudian melangkah pergi dan sesekali berbalik memandang Yeni, sementara Yeni cuma memberi kode dengan tangannya supaya Si Abang terus lanjut.

Setengah berlari lelaki setengah tua alias si Abang itu menyusul Zahira. Dengan ragu-ragu dia terus mengawasi kondisi jalan raya, menunggu kalau –kalau ada mobil yang melaju kencang dari belakangnya.

Sementara Yeni hanya menyaksikan dari kejauhan. Si Abang masih terus mengikuti Zahira namun kali ini agak perlahan karena jaraknya sudah semakin dekat.

Sekali lagi menoleh kalau-kalau ada mobil yang melaju kencang. Dan demi dilihatnya sebuah mobil Avanza warna silver melaju kencang ke arahnya, dengan cepat dia berjalan dan menyenggol Zahira yang berjalan di trotoar, tak ayal tubuh Zahira terhuyung kesamping hingga terdorong ke jalan raya.

Disaat yang bersamaan, mobil avansa silver tadi sudah disana dan... Bruuukkk.

“Ah, allahu akbaaaaaaaaaaaarr,” jerit Zahira, tubuhnya terpental.

Sejenak Zahira merasa seperti melayang di angkasa. Mobil yang menabraknya tiba-tiba berhenti demikian juga dengan mobil yang ada di belakangnya.

Sementara dari arah depan sebuah mobil pick up yang bermuatan kasur spring bed, sedang melintas harus berhenti mendadak demi melihat seorang gadis terbang melayang ke arahnya.

Beruntung tidak ada kendaraan di belakangnya sehingga tidak terjadi tabrakan beruntun. Tubuh Zahirapun mendarat dengan mulus di atas tumpukan kasur yang empuk.

Semua mata yang melihat kejadian itu langsung menganga tak sanggup berucap menyaksikan kejaiban di depan mata mereka. Sopir pick up buru-buru keluar dari mobil hendak memeriksa orang yang tertabrak.

Sopir yang menabrak Zahira terlihat gelisah melihat kiri kanan lalu menghubungi seseorang.

Yeni yang melihat kejadian itu dari kejauhan segera menarik tangan Nova masuk ke kampus.

“Yeni, kamu benar-benar gila,” teriak Nova yang ikut berlari karena ketakutan.

Karena terburu-buru, mereka tidak melihat kalau sebuah motor besar tiba-tiba muncul dari parkiran dan Yeni pun tertabrak.

Tubuh Yeni terpental lalu berguling beberapa kali.

“Yeniiiii!!” teriak Nova sambil berlari mendapatkan tubuh Yeni yang terbaring kesakitan.

“Aduuuh, sial banget sih tuh orang ga punya mata apa?” gerutu Yeni dengan muka meringis.

“Masih menyalahkan orang, ini karma tahu.” Jawab Nova ketus.

“Kamu masih membela sialan itu?” bentak Yeni.

“Hey kamu ga papa?” tanya pengendara motor yang menabrak Yeni.

“Ya apa-apalah, akhh sakit tahu," Jawab yeni ketus.

“Mari aku bawa ke ruang UKS." Ujarnya seraya membantu Yeni berdiri.

“Aaaaauuuu, pelan-pelan sakit nih,” rintih Yeni.

Cowok itu hanya mengangguk sambil memapah tubuh Yeni.

Sekilas yeni melihat Alfian berlari cepat keluar dari kelas sebelum mereka berbelok menuju ruang UKS kampus.

Ruangan ini bersebelahan dengan kampus fakultas kedokteran yang lokasinya diseberang kampus pertanian.

Sesampai di ruang UKS, mereka di sambut oleh petugas.

“Tolong, anak ini terluka,” ujar si cowok.

“Baik Pak” jawab petugas UKS.

Yeni pun dibawa ke ruang perawatan dan diobati di sana.

Nova terus memandangi cowok itu “Waah gila ganteng banget orang ini,” batin Nova.

“Maaf aku buru-buru, aku harus pergi, ini kartu nama saya, kalau ada apa-apa tolong kabari saya,” ucap cowok itu pada Nova lalu keluar.

Nova memandangi kartu itu dan membacanya.

“Dokter Khalid muyassar, wah ternyata dokter, aduuuhh kerennya, o em jiiii,” sambil tersenyum medekap erat kartu nama itu di dadanya.

****

Nafas Alfian tersengal-sengal dengan muka pucat mencoba menyibak kerumunan, dia mencari-cari mobil adiknya. Dan saat dilihatnya mobil avansa milik ayahnya dia segera menghambur mendekati.

Dia melongok kedalam, orang yang ada di dalam segera membuka pintu mobil lalu keluar dan memeluk Alfian ketakutan.

Belum sempat mereka berbicara, orang-orang sudah mengepung mereka berdua.

“Itu dia sopir yang menabraknya” teriak salah seorang yang berkerumun.

“Waaah harus tanggung jawab,” teriak yang lain.

“Iya pak kami siap tanggung jawab kok, tapi siapa yang ditabrak,” tanya Alfian tegang, demikian juga adiknya menggigil ketakutan.

“Tuuh diatas mobil,” tunjuk salah seorang warga. Alfian menoleh ke arah yang ditunjuk. Tampak disana seorang gadis dengan kerudung panjang berusaha turun dari tumpukan kasur dibantu oleh pak sopir dan beberapa orang.

Betapa kagetnya Alfian saat mengenali gadis itu.

”Zahira!” teriak Alfian.

“Kakak kenal dia?” tanya adiknya

“Iyyalah dia temanku!” bentak Alfian tak sadar.

Zahira telah turun dengan selamat, dengan segera dikerumuni oleh orang-orang.

“Adek ga papa?, apa ada yang terluka?, bagaimana kabar kamu dek?, demikian pertanyaan beruntun yang diajukan orang-orang, membuat Zahira kebingungan tak tahu harus jawab apa.

“Maaf pak, permisi, ini temanku, biar aku yang tangani ya” jawab alfian menengahi kerumunan.

“Ra kamu ga papa?” tanyanya sembari memegang bahu Zahira.

Mendengar suara Alfian, Zahira menoleh.

“Kak Fian, ah iya aku baik, aku ga papa kok, soalnya aku jatuh di kasur empuk, hahahaha,” Zahira tak kuasa menahan tawanya, dia merasa konyol sendiri mengingat kejadian barusan.

“Eeeehhh malah ketawa, adek bukannya kaget, udah hampir is det tadi kamu tuh,” gerutu pak sopir pickup sok-sokan berbahasa.

Demikian pula yang lain.

“Tapi benar kamu ga papa, kalau ga papa ya udah sana menyingkir, jalanan udah macet banget nih,” ucap pak sopir lalu menuju pintu mobilnya, membukanya lalu naik dan melajukan mobilnya segera.

sementara Zahira dan Alfian beserta beberapa orang menyingkir ke tepi.

“Dek kamu harus minta tanggung jawab sama sopirnya tuh

" Iya dek, harus itu” kalau perlu lapor polisi,” demikian gerutu orang-orang.

“Iyya pak , bu, makasih atas bantuan dan pertolongan kalian, tapi aku ga papa, jadi saya pikir tidak usah diperpanjang, entar malah tambah rumit, makasih pokoknya yah,” ucap Zahira membungkam para kerumunan.

“Ya sudah deh terserahlah, itukan urusan kamu, kami Cuma kasih saran,” ucap seorang bapak lalu pergi.

“Maaf pak, bu, saya kakaknya dia, dan yang ini teman saya, jadi biar saya yang tangani,” ucap Alfian sambil menunjuk pelaku dan korban bergantian.

“Oooohhh ya sudah ini masalah keluarga jadi ya uruslah, ayo, bubar-bubar,” perintah salah seorang dan yang lainpun menurut.

Setelah semua orang pada bubar, kini tinggal mereka bertiga, meskipun masih ada satu dua orang yang tinggal dan penasaran namun agak jauh dari mereka.

“Inilah kalau tidak mau mendengar omongan orang tua,” bentak Alfian ke adiknya.

“Lihat kan, coba bayangin kalau sampai Zahira kenapa-kenapa? Kamu bisa tanggung jawab? Bagaimana kalau kamu sampai menghilangkan nyawa orang?” bentak Alfian berapi-api,

Mendengar suara Alfian yang meninggi membuat Zahira kaget dan menganga.

Dia tidak menyangka Alfian sekasar ini sama adiknya.

Zahira yang selalu takut dengan suara gertakan menjadi ciut dan gemetar.

“Kak, Aaa l fi aan!” panggilnya terbata sambil memegang tangan Alfian dan memandangnya ketakutan, air matanya berlinang.

Alfian masih hendak melanjutkan ucapannya, namun ditahannya demi dilihatnya Zahira yang ketakutan.

Dia menarik nafas, sementara adiknya cuma tertunduk dan diam seribu bahasa.

“kak, ga usah marah-marah, semua ini salahku yang tiba-tiba terdorong ke jalan raya, bukan salah dia kok, aku yang salah, lagian aku ga papa, keberuntungan masih berpihak padaku” terangnya lalu melepas tangan Alfian kemudian tertunduk.

Alfian memandang Zahira heran dengan sikapnya.

“Ra, aku bukan marah sama kamu kok, aku marah sama adik aku, karena dia suka membangkang dan sekarang mencelakai kamu,” ucap fian ketus menatap Zahira.

“Tapi kak, kan aku yang salah” ucapnya sambil mendongak, air matanya udah tak tertahan lalu tumpah membasahi pipinya. Ini sudah menjadi penyakit Zahira sejak masih kecil, jika dia mendengar ada suara meninggi atau membentak, dia menjadi sangat ketakutan, jantungnya berdebar-debar, seluruh tubuhnya pasti akan gemetaran, lalu menangis.

Melihat Zahira menangis Alfian menghela nafas.

“Oke-oke dia ga salah, jadi mending kita masuk mobil dan mengantar kamu pulang ya,” ujar Alfian dengan wajah heran namun berusaha menenangkan Zahira.

“Fadil, bukain pintu sana,” perintah Alfian sama adiknya.

tanpa basa-basi Fadil segera mendekati pintu mobil dan membuka pintu buat Zahira.

“Biar kakak yang menyetir,” ucapnya mengantar Zahira masuk mobil lalu menuju pintu tempat kemudi, Fadil sendiri naik di kursi depan.

Dengan wajah heran Fadil menoleh ke Zahira penasaran dengan sikapnya. “kenapa dia, aku yang dibentak, eehhh dia yang nangis, aneh,” batin Fadil.

Demikian juga Alfian memandangi Zahira melalui spion didepannya masih dengan rasa heran dan penasaran, tapi urung untuk bertanya. Akhirnya diapun melajukan mobilnya perlahan dengan seribu tanda tanya.

 

~BERSAMBUNG~

 

Terpopuler

Comments

indah melani

indah melani

ngakak aku waktu Zahira ketabrak 🤣🤣

2021-07-12

1

auristela

auristela

Dua sisi mata uang kembali buat ngasih support...
semangat... semangat... semangat...

2020-10-21

0

🎯Pak Guru📝📶

🎯Pak Guru📝📶

Feedback ya

Pendekar Tak Pernah Kalah

2020-09-17

0

lihat semua
Episodes
1 TALI GANTUNGAN ~PART 1~
2 TALI GANTUNGAN ~PART 2~
3 TALI GANTUNGAN ~PART 3~
4 TALI GANTUNGAN ~PART 4~
5 TALIG ANTUNGAN ~PART 5~
6 TALI GANTUNGAN ~PART 6~
7 TALI GANTUNGAN ~PART 7~
8 TALI GANTUNGAN ~PART 8~
9 TALI GANTUNGAN ~PART 9~
10 TALI GANTUNGAN ~PART 10 ~
11 TALI GANTUNGAN ~PART 11~
12 TALI GANTUNGAN ~PART12~
13 TALI GANTUNGAN ~PART 13~
14 TALI GANTUNGAN ~PART 14~
15 TALI GANTUNGAN ~PART 15~
16 TALI GANTUNGAN ~PART 16~
17 TALI GANTUNGAN ~PART 17~
18 TALI GANTUNGAN ~PART 18~
19 TALI GANTUNGAN ~PART 19~
20 TALI GANTUNGAN ~PART 20~
21 TALI GANTUNGAN ~PART 21~
22 TALI GANTUNGAN ~PART 22~
23 TALI GANTUNGAN ~PART 23~
24 TALI GANTUNGAN ~PART 24~
25 ~PART 25~
26 ~PART 26~
27 Part 27.
28 Part 28.
29 Part 29.
30 Part 30.
31 Part 31.
32 Part 32.
33 Part 33.
34 Part 34.
35 Part 35.
36 Part 36.
37 Part 37.
38 Part 38.
39 Part 39.
40 Part 40.
41 Part 41. Ratusan Jin.
42 Part 42. Melawan ratusan Jin.
43 Part 43. Suara tawa Amanda.
44 Part 44. Tidak tersentuh.
45 Part 45. Perang dingin.
46 Part 46. Kumat lagi.
47 Part 47. Biar adil.
48 Part 48. Di Rumah sakit.
49 Part 49. Air mata darah
50 Part 50. Terima kasih Amanda
51 Part 51. Bertubrukan
52 Part 52. Mengenal Amanda
53 Part 53. Usul Meta
54 Part 54. Rencana yang tertunda
55 Part 55. Kisah kelam Amanda
56 Part 56. Penyakit Yeni
57 PENGUMUMAN
58 Part 57. Masih sakit
59 Part 58. Jadi Imam
60 Part 59. Perkelahian
61 Part 60. Mengintip
62 Part 61. Zahira kerasukan
63 Part 62. Pucuk dicinta ulam tiba
64 Part 63. Santet lagi
65 Part 64. Kekuatan iman
66 Part 65. Makan siang
67 Part 66. Salah paham
68 Part 67. Dikerjai Amanda
69 Part 68. Makan malam
70 Part 69. Pindah
71 Part 70. Rayuan gombal
72 Part 71. Mahluk yang sama
73 Part 71. Mahluk yang sama
74 Part 72. Jatuh cinta berjuta rasanya.
75 Part 73. Sepiring berdua
76 Part 74. Berhadapan langsung
77 Part 75. Tiada Dukun, tangan yang bicara
78 Part 76. Dirawat di Rumah sakit
79 Part 77. Tak ada gading yang tak retak
80 Part 78. Dosen atau Dokter
81 Part 79. Menantu idaman
82 Part 80. Kepuasan Amanda
83 Part 81. Saudara sesusuan
84 Part 82. Di Kantor Polisi
85 Part 83. Rencana Refreshing
86 Part 84. Wisata Alam Bantimurung
87 Part 85. Mencari alamat
88 Part 86. Hantu pergi, Jin yang datang
89 Part 87. Cemburu
90 Part 88. Patah hati
91 Part 88. Patah hati
92 Part 89. Duo galau
93 Part 90. Bertemu Amanda
94 Part 91. Desakan Pak Jin
95 Part 92. Bertemu mantan
96 Part 93. Tamu spesial
97 Part 94. Jalan-jalan
98 Part 95. Melihat rumah
99 Part 96. Ngeselin
100 Part 97. Calon istri Pak Khalid
101 Part 98. Gara-gara mantan
102 Part 99. Berbaikan
103 Part 100. Melawan sakit
104 Part 101. Cenat-cenut
105 Part 102. Dilamar
106 Part 103. Melayat
107 Part 104. Melayat (Sambungan)
108 Part 105. Rindu berat
109 Part 106. Nasehat untuk pengantin baru
110 Part 107. Surat kaleng
111 Pengumuman
112 Suara Apakah Itu?
Episodes

Updated 112 Episodes

1
TALI GANTUNGAN ~PART 1~
2
TALI GANTUNGAN ~PART 2~
3
TALI GANTUNGAN ~PART 3~
4
TALI GANTUNGAN ~PART 4~
5
TALIG ANTUNGAN ~PART 5~
6
TALI GANTUNGAN ~PART 6~
7
TALI GANTUNGAN ~PART 7~
8
TALI GANTUNGAN ~PART 8~
9
TALI GANTUNGAN ~PART 9~
10
TALI GANTUNGAN ~PART 10 ~
11
TALI GANTUNGAN ~PART 11~
12
TALI GANTUNGAN ~PART12~
13
TALI GANTUNGAN ~PART 13~
14
TALI GANTUNGAN ~PART 14~
15
TALI GANTUNGAN ~PART 15~
16
TALI GANTUNGAN ~PART 16~
17
TALI GANTUNGAN ~PART 17~
18
TALI GANTUNGAN ~PART 18~
19
TALI GANTUNGAN ~PART 19~
20
TALI GANTUNGAN ~PART 20~
21
TALI GANTUNGAN ~PART 21~
22
TALI GANTUNGAN ~PART 22~
23
TALI GANTUNGAN ~PART 23~
24
TALI GANTUNGAN ~PART 24~
25
~PART 25~
26
~PART 26~
27
Part 27.
28
Part 28.
29
Part 29.
30
Part 30.
31
Part 31.
32
Part 32.
33
Part 33.
34
Part 34.
35
Part 35.
36
Part 36.
37
Part 37.
38
Part 38.
39
Part 39.
40
Part 40.
41
Part 41. Ratusan Jin.
42
Part 42. Melawan ratusan Jin.
43
Part 43. Suara tawa Amanda.
44
Part 44. Tidak tersentuh.
45
Part 45. Perang dingin.
46
Part 46. Kumat lagi.
47
Part 47. Biar adil.
48
Part 48. Di Rumah sakit.
49
Part 49. Air mata darah
50
Part 50. Terima kasih Amanda
51
Part 51. Bertubrukan
52
Part 52. Mengenal Amanda
53
Part 53. Usul Meta
54
Part 54. Rencana yang tertunda
55
Part 55. Kisah kelam Amanda
56
Part 56. Penyakit Yeni
57
PENGUMUMAN
58
Part 57. Masih sakit
59
Part 58. Jadi Imam
60
Part 59. Perkelahian
61
Part 60. Mengintip
62
Part 61. Zahira kerasukan
63
Part 62. Pucuk dicinta ulam tiba
64
Part 63. Santet lagi
65
Part 64. Kekuatan iman
66
Part 65. Makan siang
67
Part 66. Salah paham
68
Part 67. Dikerjai Amanda
69
Part 68. Makan malam
70
Part 69. Pindah
71
Part 70. Rayuan gombal
72
Part 71. Mahluk yang sama
73
Part 71. Mahluk yang sama
74
Part 72. Jatuh cinta berjuta rasanya.
75
Part 73. Sepiring berdua
76
Part 74. Berhadapan langsung
77
Part 75. Tiada Dukun, tangan yang bicara
78
Part 76. Dirawat di Rumah sakit
79
Part 77. Tak ada gading yang tak retak
80
Part 78. Dosen atau Dokter
81
Part 79. Menantu idaman
82
Part 80. Kepuasan Amanda
83
Part 81. Saudara sesusuan
84
Part 82. Di Kantor Polisi
85
Part 83. Rencana Refreshing
86
Part 84. Wisata Alam Bantimurung
87
Part 85. Mencari alamat
88
Part 86. Hantu pergi, Jin yang datang
89
Part 87. Cemburu
90
Part 88. Patah hati
91
Part 88. Patah hati
92
Part 89. Duo galau
93
Part 90. Bertemu Amanda
94
Part 91. Desakan Pak Jin
95
Part 92. Bertemu mantan
96
Part 93. Tamu spesial
97
Part 94. Jalan-jalan
98
Part 95. Melihat rumah
99
Part 96. Ngeselin
100
Part 97. Calon istri Pak Khalid
101
Part 98. Gara-gara mantan
102
Part 99. Berbaikan
103
Part 100. Melawan sakit
104
Part 101. Cenat-cenut
105
Part 102. Dilamar
106
Part 103. Melayat
107
Part 104. Melayat (Sambungan)
108
Part 105. Rindu berat
109
Part 106. Nasehat untuk pengantin baru
110
Part 107. Surat kaleng
111
Pengumuman
112
Suara Apakah Itu?

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!