"kita makan siang yuk..."
ucap rendi menawari anin yang terlihat mulai bosan,
"yuk..."sahutnya langsung dengan senyum senang di bibir anin.
"kita mau makan apa?"
tanya rendi sambil melajukan mobilnya menuju restoran berderet berjajar di kanan kiri jalan,
"terus saja kak...kita ke tempat biasa aku makan saja ya...aku pingin kesana...aku sudah lama tidak makan disana,"ucap anin seketika dengan senangnya.
"baiklah..."sahut rendi langsung saja mengiyakan ajakan anin,padahal ia belum tahu tempat seperti apa yang akan mereka tuju.
mobil berhenti di depan sebuah tempat makan yang terlihat biasa saja,namun bersih kelihatannya,terpampang banner besar di atasnya,
"warung sate pak mat,"begitulah kata yang tertulis disana yang rendi baca.
anin langsung turun dari mobil,ia berjalan masuk dan mencari tempat duduk,di susul dari belakang rendi mengekori nya,lalu di sapanya oleh seorang pelayan yang masih muda dan cukup ganteng,
"gilang.."
mata anin terbelalak seketika saking terkejutnya,
karena anin pernah suka padanya,tapi itu dulu...sebelum ia mengenal rendi,
dan gilang pun sepertinya juga sangat menyukai anin,
namun sampai saat itu...dia belum pernah mengutarakannya sama sekali.
"anin...kamu datang...dengan siapa?"
tanya gilang sambil mengulurkan tangannya akan menjabat tangan anin,
namun seketika,buru-buru rendi menyerobot tangan laki laki itu agar tidak menyentuh anin.
"perkenalkan saya calon suaminya,"
sahut rendi sembari duduk di samping anin,
gilang pun tidak percaya,ia hanya lima bulan tidak menjaga warung makan ayahnya dan saat dia kembali wanita yang dikenal dekat dengannya ini sudah akan menikah begitu saja.
"ooooh...selamat nin.."
ucapnya sembari terus menatap anin tanpa kedip sedikit pun.
rendi yang sedari tadi melihat-lihat menu di tembok itu pun langsung pesan agar laki-laki ini segera pergi dari sisi calon istrinya,
"dua porsi sate,satu porsi gulai,dan gorengan hati nya seporsi,plus dua porsi nasi,"ucap rendi yang di catat oleh gilang.
lalu gilang pamit mengambilkan pesanan rendi dan anin.
di liriknya anin yang saat itu begitu kikuk,
entah kenapa calon istrinya begitu tidak nyaman.
dan begitu pula hatinya juga merasa tidak nyaman.
"ada apa?kenapa kamu jadi diam saja tidak se antusias tadi?"tanya rendi yang tiba-tiba.
anin hanya tersenyum kecut,
"apa dia mantanmu?"tanya rendi ingin tahu.
anin hanya tersenyum kecil lalu menggeleng,
dan menundukkan kepalanya,
lebih tepatnya,mereka pernah saling suka namun antara mereka tidak ada kata pacaran atau ikatan,namun itu semua tidak akan merubah apa yang terjadi antara anin dan rendi.karena rendi...dosennya itu sudah berkorban banyak untuknya,dan kini hati anin sangat hangat saat dekat dengan laki-laki yang akan menjadi calon suaminya itu.
tepat lima bulan yang lalu gilang menghilang tanpa kabar,dan rendi datang sebagai penyelamat anin.anin sudah memantapkan diri untuk mengabdi pada rendi sebagai istrinya.
sesaat pesanan telah datang,anin dan rendi menikmati makanannya,
rendi begitu puas dengan warung makan pilihan anin,begitu sederhana untuk seukuran rendi yang terbilang suka makan di tempat berbintang.
rendi tak sadar sedari tadi anin menatapnya,
"sebegitu enaknya kah makanan ini..?"
gumam anin tidak percaya melihat rendi begitu lahap menyantap hidangan di depannya,
"kak rend mau nambah lagi?"tanya anin,
"sudah cukup..."sahutnya,
sekilas rendi menatap gilang yang tidak henti-henti nya menatap calon istrinya.
sedangkan anin hanya acuh saja,meski ia tahu gilang terus menatapnya,
setelah semua pesanan sudah habis masuk kedalam perut,
rendi bergegas menuju kasir untuk membayar,
di lihatnya anin di hampiri oleh gilang,seketika rahang rendi mengeras,tangannya mengepal.
"bisa-bisa nya ku tinggal sendirian sih dia!"
gumam rendi dengan kesalnya.
di depan anin,gilang mulai membuka percakapan yang singkat untuk memastikan,
"nin...kamu benar-benar akan menikahi dia?
apa kamu menyukainya?apa kamu sudah lupa padaku?"
ucap gilang.
anin hanya membalas dengan senyum,
senyum yang begitu membuat gilang kehilangan...seketika gilang tersadar,betapa bodohnya ia selama ini,seseorang yang benar-benar di harapkannya kini hilang,
"nin...maafkan aku..lima bulan ini aku..."
sebelum ucapannya selesai...
tiba-tiba terdengar suara seseorang memanggil gilang,
"nak...cepat kesini..."
ternyata pak mad ayah gilang pemilik warung sate,
lalu dengan sopan ia pamit pada anin dengan menyimpan dalam-dalam perasaannya.
rendi yang sedari tadi memperhatikan sudah merah padam,namun di tahannya,
"mendadak posesif kan tidak banget."gumamnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 476 Episodes
Comments
Yully Sombuk
Gilang siapa suruh menghilang
2022-06-08
0
Juwita Vena
sama2 cemburu kan
2022-05-28
0
Landa Undap
kayakx ada yg cemburu
2022-05-22
0