anin dan neta beriringan masuk ke dalam kelas nya dan di lihatinya ke sekeliling yang nampak sepi tidak se ramai biasanya.,
"wow...apa kita masuk ruang kuliah yang salah?"
gumam neta dan langsung berlari keluar ruang kuliah melihat papan yang terpampang di atas pintu masuk,
"bener nin...ini ruang kuliah kita...tapi kemana semua orang ini...?kenapa sedikit sekali...tidak seperti biasa berdesak-desakan...dapat bangku saja syukur-syukur,"
kata neta lagi sambil berjalan mendekat ke arah anin.
anin hanya mengangkat bahu,untuk jawaban pertanyaan neta yang anin sendiri tidak tahu.
lalu teman di sebelah bangku nya lah yang membantu menjawab,
"kalian seperti tidak tahu saja...mereka kesini niatnya cuma lihat pak rendi saja...tidak niat belajar,
pak rendi kan hari ini tidak masuk makanya mereka semua pada tidak datang,yang di tuju tidak ada sih.."
kata temannya itu yang seketika membuat neta mengangguk mengerti.
namun malah membuat anin tersentak...batinnya merasa sedikit tidak suka,calon suaminya di nikmati banyak mata,
"dasar cewek ganjen,"ketus anin lirih,yang tanpa sadar samar samar neta dengar.
"kamu bilang apa nin?"
tanya neta yang hanya di sahut gumaman anin.
ponsel anin bergetar lalu berbunyi,seketika ia meraihnya di dalam tas,dan di lihatnya layar ponsel tersebut,
"kak rendi..."kata anin dalam hati.
"anin sepertinya nanti malam aku dan kakek pulangnya sedikit telat...karena kita sekarang sedang perjalanan menuju kota B,kamu jangan lupa makan malam dahulu sebelum tidur malam,"
kata pesan yang di baca anin di dalam layar ponselnya.
"hmmmzzz...iya pak rendi"jawab anin singkat.
rendi membuka pesannya dan membacanya dengan mengerutkan dahinya,di sertai alis tebal yang hampir menyatu.
"kenapa lagi sih gadis ini?apa aku berbuat salah...?"
gumam rendi.karena ucapan penegasan anin yang memanggilnya barusan dalam pesan itu tidak seperti biasanya saat mereka berdua.
tanpa sadar rendi pun sambil mengacak-acak rambutnya yang tidak gatal,
"kenapa rend?"
tanya kakeknya yang melihat tingkah konyol yang jarang cucunya lakukan itu.hampir tidak pernah dan baru kali ini yang pertama.
"tidak apa-apa kek...apa kita nanti bisa pulang cepat kek?"
tanya rendi penasaran,
"kenapa?apa kamu sudah merindukan calon istrimu?"
tanya kakek yang sedikit mengena.
"ya...kurang lebih begitulah kek.."sahut rendi yang sudah mulai terang terangannya.
"kalau begitu...temani kakek ketemu rekan kerja kakek yang dari luar negeri sebentar saja,setelah itu sisanya biar kakek yang bereskan,"ucap kakek dengan singkat nya.
"lalu kakek pulangnya bagaimana?"
tanya rendi agak cemas.
"kan ada supir...tinggal panggil saja.."kata kakek lagi yang membuat rendi mengangguk mengerti.
"baiklah kek..."jawab rendi seketika dengan antusiasnya.
waktu menunjukkan pukul sembilan malam saat rendi tiba di rumah,
sengaja rendi tidak menghampiri anin ke kampusnya,karena biasanya jam segini anin sudah keluar kampus,
dan langsung saja mobil rendi dimasukkannya ke garasi.
ia bergegas masuk ke dalam rumah,
rendi masih penasaran...kenapa anin hanya membalas pesannya itu dengan singkat.
"bi...anin dimana?"tanya rendi yang satu kakinya sudah melangkah naik tangga namun terhenti di sana.
"tuan muda...nyonya belum pulang..."jawab bi ani.
"baiklah bi...aku akan menunggunya di kamar,jangan beri tahu kalau aku sudah pulang ya bi..."kata rendi lagi lalu melanjutkan langkah nya menuju kamar di lantai atas.
"baik tuan,"sahut ke dua bibi,namun entah tuan mudanya mendengar nya atau tidak.
rendi bergegas masuk kedalam kamar,ia lalu duduk di sofa dan sengaja tidak menyalakan lampu kamarnya.
ia ingin tahu...apakah kedatangannya ini membuat anin terkejut bahagia,atau kah malah membuat anin terharu.
"mungkin anin akan terkejut lalu terharu melihatku pulang cepat..."pikir rendi dalam hatinya.
dilihatnya jam tangan yang melingkar di pergelangan tangannya,rendi mulai uring-uringan,sudah pukul sepuluh malam..
"kemana saja gadis ini?"
gerutu rendi yang nggak ada habisnya,hingga ia tertidur di atas sofa kamar nya.
anin masuk kedalam rumah dengan wajah lesunya,
karena ia mungkin sudah tertidur saat calon suaminya itu pulang.pikir anin yang belum mengetahui rendi malah sudah menungguinya di kamar.
dan ia di sambut bi ani yang sudah menungguinya.
"malam non.."sapa bi ani.
"malam juga bi..."balas anin sambil kakinya dengan langkah gontai terus berjalan,
"nyonya mau makan malam?"tanya bi ani sambil berjalan mendekat ke arah calon nyonya mudanya.
"terima kasih bi...tidak usah...tadi anin sudah makan sama neta teman anin bi...selamat malam..."jawab anin dengan ramahnya meski kondisinya yang sangat lelah.
lalu ia pun berlalu menaiki anak tangga menuju kamar nya,badannya gerah seharian mengerjakan pekerjaan kelompok yang di berikan dosen pengganti rendi,mau tidak mau anin mengerjakan di rumah neta,karena tidak mungkin anin mengajaknya kerumah ini.
sesampainya di kamar anin tidak langsung menyalakan lampu kamar,
"toh tidak ada orang,"pikir anin,
lalu anin pun melemparkan tas nya dan laptopnya di atas kasur tempat tidurnya.
rendi yang mendengar langsung terbangun dengan kagetnya,namun tanpa bersuara memperhatikan gadis yang sedang asyik melepas pakaiannya itu.
seketika rendi pun langsung tahu...itu adalah anin.
dengan bebas anin melepas dres nya,hingga tersisa baju dalamannya saja,rendi samar-samar melihat lekuk tubuh anin itu dan langsung tersedak ludah nya di sertai batuk-batuk, dan seketika anin pun langsung menjerit,
"aaaaakkkhhh...."
jeritnya yang sedikit melengking nyating,lalu langsung menutupi tubuhnya dengan kedua tangannya,bajunya yang tadi ia lepaskan ia sambar kembali dan di tutupkannya di sebagian tubuhnya.
rendi segera bergegas berjalan menyalakan lampu,sambil menutupi tubuh anin dengan jas yang tadi di pakai nya,
"kau ini ceroboh sekali...bagaimana kalau yang disini tadi bukan aku?"katanya sambil menyentil kening anin,
"auuh...sakit...kak rend...katanya tadi pulang telat...kok sudah di rumah?"tanya anin terbata-bata dengan malunya.
"mandilah dahulu baru bicara lagi,"
kata rendi yang lalu di turuti anin dengan patuhnya,ia pun langsung berjalan menuju kamar mandi,rendi lalu merebahkan tubuh nya di atas tempat tidur,bayangan yang tadi di lihatnya tidak henti-hentinya terlintas di benak rendi,
"sial"
kata rendi mengumpat karena tidak kuasa menahan detak jantungnya yang makin menjadi saat mengingat kejadian langka barusan yang ia lihat nyata sangat nyata.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 476 Episodes
Comments
Nabila Dania
sabar pa
2023-03-16
0
Fhans Rossi
kebanyak cowok siih nda bisa kalau urusan dengan itu.....🤣🤣
2023-02-04
0
Yulfahmi Aquarius
halal dulu baru ahh..pak Rendi
cuma beberapa hari lagi kan ijab kabul nya.baru lah bisa.kwkwkw
2022-08-13
0