rendi berjalan menuruni anak tangga,dengan kaos tipis berkerah dan celana pendek nya pas sebawah lutut,
ia menghampiri anin yang sedang duduk di kursi meja makan menunggunya,
sekilas mata anin melirik ke arah rendi yang tengah berjalan mendekat sesaat anin terpukau melihat sosok dosen nya yang benar benar segar dan enak di pandang dengan pakaian santai nya,
"apa menu hari ini?"tanya rendi tiba tiba ingin tahu...sambil berlalu duduk di ujung tempat duduk namun masih di sebelah anin.
"sepertinya nasi goreng daging...kak rendi mau yang mana biar aku ambilkan,"tanya anin pada rendi yang sudah bersiap dengan piring yang baru di ambilnya.
"apa saja,"jawabnya dengan senyum senang di bibir rendi.
lalu keduanya pun menikmati makanan mereka.
"nanti ikut aku ya..."tiba-tiba ajak rendi di sela makan mereka.
"kemana kak?jemput kakek?tentu....aku akan ikut..."
ucap anin,ia bertanya maupun menjawabnya sendiri.
"sebelum jemput kakek...aku ingin mengajakmu ke suatu tempat dulu.."kata rendi lagi.
"oooh...baiklah...aku akan ikut,"jawab anin dengan antusiasnya.sambil tetap menyendok makanan ke mulutnya.
setelah selesai dengan makanannya,
mereka menuju mobil yang terparkir di halaman luar,
keduanya lalu naik ke dalam mobil.hanya anin dan rendi.
mobil rendi melaju menuju sebuah toko handphone dan berhenti tepat di depannya,
"kak...kenapa kita berhenti disini?"tanya anin keheranan.
"kita beli ponsel dulu buat kamu,kamu gak punya ponsel bukan?...aku bingung kalo mau tanya-tanya sesuatu atau mau menghubungimu,"jawab rendi asal-asalan.yang memang niat utamanya hanya untuk membelikan anin ponsel.
"oooh...ayo kalou gitu,"
kata anin dengan girangnya.sekilas rendi pun melirik ke arah nya,ia ikut senang saat melihat raut wajah senang anin.keduanya pun masuk ke dalam galeri ponsel tersebut,
tak begitu lama rendi memilih milih lalu...
"kamu suka yang ini"?
tanyanya sambil menyodorkan satu ponsel ber warna perpaduan silver dan campuran gold yang berlambangkan apel yang separuh di gigit belakangnya,
lalu anin pun mengangguk,tanda ia menyukainya.
setelah anin menjatuhkan pilihannya,
rendipun membelinya.setelah mendapatkan apa yang mereka inginkan,keduanya pun lalu menuju ke dalam mobil,dan kemudian masuk.
di dalam mobil...terlihat anin dengan antusiasnya memainkan ponsel barunya.ia terlihat senang.meski rendi sudah memberinya atm,namun ia tidak pernah berpikir bahwa ia akan menggunakannya untuk membeli ponsel atau shopping lainnya.
"sekarang kita menuju tempat kakek,"
kata rendi sambil melirik anin yang tak hentinya melihat ponsel baru yang ada di tangannya.
"kamu suka?"tanya rendi.
"eem..."anin mengangguk sambil meliriknya,
"kak...ponsel kayak gini biasanya mahal...ini berapa kak harganya?"tanya anin ingin tahu.
karena baru kali ini ia punya ponsel yang canggih dan sangat bagus.
"murah kok "jawab rendi.
namun anin tak percaya begitu saja.
lalu anin pun melihat kwitansi pembelian,
"apa..!"matanya terbelalak melihat nominal harganya,
"tiga puluh juta...!"pekik anin.
"gila...ini mahal banget mending di belikan motor kak daripada ponsel,"kata anin terheran-heran,karena dengan mudahnya rendi mengeluarkan uang segitu banyaknya hanya untuk membeli sebuah ponsel.
rendi seketika tertawa terbahak-bahak,
"anin...anin...di rumah sudah ada motor...kalau kamu mau...tinggal pakai..."
"mau mobil...bisa minta tolong supir kan...atau aku bisa anterin kemana kamu mau...kan yang kamu butuhkan ponsel sayang.."jawab rendi yang membuat wajah anin merona merah,
"makasi....kak rend..."kata anin dengan malu-malu,
yang di balas senyum begitu tampan oleh rendi.dan lirikan hangatnya.
"oh ya kak...uang di Atm yang kakak berikan...masih loh...ku pakai tigapuluhan juta kak..."kata anin.
rendi hanya menaikkan alisnya dan menggut-manggut,
"apa masih kurang?"tanya rendi,
"bukan begitu maksudku kak...tapi apa tidak sebaiknya kak rendi saja yang membawanya?ucap anin yang membuat rendi makin bingung dengan tingkah wanita ini yang tidak suka uang atau memang polos.
"oh...kirain kurang..."kata rendi yang terlontar dari bibirnya,
"itu buat kamu nin...nanti tiap bulan aku tambahin isinya...buat kamu jajan dan belanja.."
kata rendi menerangkan pada anin.
"duh kak...aku sudah makan di rumah...sudah tidak perlu jajan kak...di rumah sudah berasa di mall semua lengkap,"
ucap anin sambil senyum cengar-cengir.
"dan belanja...kayaknya tiap hari yang blanja bik ani deh...aku sudah tidak perlu belanja lagi kak,"
sahut anin lagi dengan jujur dan polosnya.
seketika tawa rendi pecah ia terbahak-bahak.
"anin....anin..."gumamnya...
"maksud aku jajan...ya kalau kamu pas jalan atau kemana gitu ketemu temen...mau traktir mereka...atau shopping baju tas..."ucap rendi menerangkan maksudnya.
"ooooh..."anin hanya manggut-manggut.
"kapan kita sampainya kak?"tanya anin yang mulai penasaran...
"sebentar lagi ya..."sahut rendi sambil menoleh sesaat pada anin yang ada di sampingnya.
"kak rend..."panggil anin lagi.
"hemmmz...ada apa?"sahut rendi.
"anin masih tidak percaya kak...kalau kak rendi adalah calon suami anin"ucap anin dengan sungguh-sungguh.
tanpa rasa malu yang terlihat hanya kejujuran di ucapannya.menurutnya...fase pendekatan keduanya terlalu cepat,karena itu memang tuntutan kakek setahu anin.
lalu rendi mengelus pipi anin yang mulai memerah,
dengan satu tangan yang masih memegangi kemudi.
"harus percaya ya...kan sebentar lagi surat nikahnya sudah mau jadi,"kata rendi yang membuat anin senang.
dan pipi nya makin merona.
"kak...tapi kita nikahnya diam-diam saja dulu ya...apa kata teman-teman kampus kalau tahu..."ucap anin lagi.
karwna sejujurnya fans kak rendi nya itu terlalu banyak,
anin takut akan membuat mereka bersedih dan mengurangi ketenaran kak rendi di mata gadis gadis itu.
"anin...apa semenyedihkan itu menikah denganku?"
tanya rendi tiba-tiba ingin tahu maksud perkataan anin.
yang rendi kira anin hanya malu menikah dengan dosennya yang terpaut usia cukup lumayan.
"bukan begitu maksudku kak rend...yang penting kita sudah sah dulu deh...nanti kalau anin sudah lulus saja kita rayakan...anin takut..."ucap anin.
"setiap malam kita tidur bersama,
tapi aku kan selalu menjaga sikap ku agar tidak kelewat batas anin..."kata rendi sedikit geram.
"walau begitu kan aku harus jaga-jaga kak rend setiap hari tidurnya sama singa..tidak tahu kapan di terkam,"
kata anin sambil menggigit bibir bawahnya.
rendi hanya mengerutkan keningnya sambil melihat tingkah anin membuatnya gemas.
"maksudku takut akan fans fans vanatik nya pak rendi gitu lo..."ucap anin lagi dengan kerlingan manjanya yang sedikit menggoda.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 476 Episodes
Comments
Maya Colection Bengkel
Mnrtq sifat anin ini dr awal agak berubah, harusnya masih malu2 ini kayak agak semakin lancang gitu sih kak mnrtq , tp dr awal sudah bagus banget crtanya kak 😘
2023-05-16
1
Nabila Dania
seru
2023-03-16
0
Sulaiman Efendy
suami beda dgn isteri 8 tahun msh wajar, aku aza beda 11 thn ma isteri,
2022-06-25
0