"anin...apa kamu sudah selesai?"
tanya rendi yang sedari tadi menunggunya di luar pintu kamar mandi,
"sebentar pak rend..."
sahut anin sambil membuka pintu kamar mandi yang sedari tadi rendi bersandar pada daun pintu kamar mandi itu.
"buuuugh..."
rendi terjatuh karena pintu yang dia sandari di buka oleh anin dari dalam dengan tanpa aba aba.
dan dia seketika menubruk tubuh anin.
anin pun tak mampu menghindarinya.
"auh...sakit"
rintih anin dengan sedikit terhuyung kebelakang.
seketika rendi terjaga siaga menopang tubuh anin.
sambil meneliti tubuh anin apakah ada sesuatu yang luka disana.
"apa kau terluka dimana yang sakit??"tanya rendi dengan khawatir,
"aku tidak apa apa pak..."
sahut anin yang sesungguhnya pundak kanannya sedikit nyeri,karena terkena timpaan kepala rendi.
"hmmmz..."
sambil memapah menuju ranjang rendi bergumam,
"sampai kapan kau akan memanggil calon suamimu pak seperti itu?."tanya rendi ingin tahu.
"lalu aku harus panggil pak rendi apa?"tanya anin balik kepada calon suaminya yang baru beberapa menit tadi melamarnya.
"mungkin...kau bisa memanggilku bebeb...atau ayank...atau...darling..."
canda rendi sambil mengeratkan pegangan di pinggang anin.
seketika tawa anin pecah...
"pak rendi...apa kita sedekat itu??"kata anin dengan ekspresi yang menggemaskan.
rendi hanya mengernyitka alisnya lalu mendekatkan wajahnya ke depan wajah anin,
"apa...ada apa...jangan sedekat ini...aku jadi sesak..."
kata anin sambil mendorong dada rendi agar sedikit menjaugkan wajahnya dari depan wajah anin.
"anin..."kata rendi dengan datar nya.
"kau adalah orang pertama yang memasuki privasiku,yang melanggar aturanku,dan mengacaukan hidupku.
jadi...mulai saat ini...yang boleh menyentuhmu...hanya aku!."kata rendi dengan sedikit penegasan.bahwa anin sekarang miliknya.
anin hanya mendelik sambil mengawasi raut wajah rendi yang diam diam begitu tampan,namun terkesan dingin.
bukannya malah ketakutan anin malah menyunggingkan senyum di bibirnya.
tanpa terasa sesaat sudah anin menatap lekat wajah itu.
dan tanpa ia sadari...rendi menyadarinya.
"apa kau sudah mulai kagum padaku?"suara rendi yang lirih namun mengagetkan di telinga anin.
seketika anin terperanjat...mencoba lepas dari tangan rendi.
"oh...jadi aku harus memanggil anda apa??"
tanya anin dengan terbata-bata,ia gelagapan karena ulah calon suaminya itu.
"kita terpaut delapan tahun anin...mungkin kau bisa memanggilku kak rendi..."
sembari tersenyum dengan tampannya tidak se sadis tadi.
kali ini rendi sungguh-sungguh tidak sedang bercanda.
"oh...oke oke kak rendi...tapi saat ada orang atau di kampus...aku panggil bapak."kata anin dengan tegasnya.
lalu anin pindah duduk di samping jendela kamar,menatap ke luar jendela,sesaat ia berpikir,apakah ini nyata?
"hmmz...apa kau mau ku antar ke kampus??"tanya rendi tiba tiba yang mengagetkan anin dari lamunannya.
"tapi kak...kan aku siswi...kamu dosennya...biasanya kan siswinya yang harus nyampe lebih dulu..."kata anin lagi.
"tidak apa-apa...nanti aku akan masuk setelah kamu masuk,"jawab rendi dengan santainya.
"baiklah...kita sama sama kalau begitu."jawab anin mengiyakan ajakan calon suaminya itu.
"ouh ya nin...ini untukmu,"
ucap rendi,sembari mengeluarkan kartu atm dari sakunya,
"bayarlah uang kuliahmu..."ucap rendi lagi.
"terimakasih kak...tapi ini...isinya berapa kak?"tanya anin ingin tahu,
"seratus nin..apa itu kurang...aku belum mengisinya"
jawab rendi..
"kira kira segitu..."
pikir rendi lagi...seingatnya ia sudah memasukkan seratus waktu terakhir kali...dan sebelum itu masih ada saldo di dalamnya.namun rendi lupa pastinya berapa.
"gila....bener bener gila ",.
pikir anin...hingga rendi keluar kamar,anin masih tak henti hentinya melongo.
"aku tiap hari bangun pagi untuk bekerja pulang malam badan capek semua...sebulan hanya mendapatkan satu juta.
ini...hanya sekian detik aku sudah pegang uang seratus juta...dengan mudahnya.ini mimpi kah..?"
lalu anin mencubit pipi nya,
"okhhh sakiiit",triak anin.
"ini bukan mimpi..."
mata anin berbinar...masih seakan tidak percaya.
"tapi tunggu...kak rendi ngasi uang aku sebegitu mudahnya...jangan-jangan dia mau macam-macam padaku"
tiba-tiba pintu kamar terbuka dan rendi nyeletuk seakan tahu apa yang di pikirkan anin,
"aku tidak akan memaksamu melakukan apapun anin...aku akan menunggumu,"katanya sembari menarik tangan anin
"ayo...nanti kita telat karena kamu kebanyakan bengong."
lalu anin tersenyum sesekali dilirik rendi.dan keduanya menaiki mobil menuju ke kampus.
sesampainya di depan kampus,
"kak rend...kenapa parkir disini...nanti kalau ada yang lihat gimana...akh..."gerutu anin.
"turun lah...tidak apa-apa.."
kata rendi sembari membuka sabuk pengaman mobilnya.
lalu anin mengendap endap keluar dari dalam mobil rendi,
"syukurlah...tak ada yang melihat...huuufffhhh...lega.."
desah anin.
anin langsung bergegas menuju tempat administrasi kampus dan melunasi semua biaya nya sampai ia lulus.
"senangnya kalau punya calon suami kaya,brasa jadi inces..."
gumam anin yang hampir menabrak rendi yang langsung di topang tangan rendi supaya tidak terjatuh,
sesaat mata mereka bertemu,senyum kecil menghiasinya,
"hati hati siswiku......hati-hati...."kata rendi...
dan hampir semua mata di sekitarnya menatap keduanya.
"o...oh...iii...iaaa...pak..."
sahut anin terbata-bata karena syok melihat calon suaminya lah yang menopang tubuhnya.
sesaat setelah anin masuk,di ikuti rendi yang masuk kedalam ruang kuliah.
kelas pun dimulai,rendi yang sesekali melirik anin yang
sedang tertidur dengan nyenyaknya di atas bangu dengan tangan yang menopang pipinya.
"aneh sekali gadis ini,siswi lain tidak mungkin tertidur saat matakuliah ku,ini anak pules banget."gumam rendi dengan gemas nya melihat anin yang tertidur.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 476 Episodes
Comments
Sarlina Sihotang
kenapa sih harus ada iklan thor
2023-05-08
0
Miya Wibowo
wuuaahh anin kok ngunu yaa
2022-07-18
0
Kusumawardani
baru baca ni novel Thor,,,,,jg baru Nemu,,,,kayaknya udh pernah baca tp lupu"ingat,,,,tapi pemerannya Luna,, dan Daffa,,,bukan anindira dan rendi.apa cuma mirip,,,,tp isi ceritanya hampir sama
2022-06-11
1