Dosenku Suamiku
semua hanya tentang waktu,dimana waktu bertemu,waktu mengenal dan waktu saling pendekatan hingga mencintai,tidak bisa lepas dari yang namanya jodoh,meski berawal dari sebuah perasaan saling membutuhkan satu sama lain,perasaan berkolaborasi...membentuk suatu hubungan dengan hanya bermodal komitmen.Akhirnya keduanya sling jatuh kedalam perasaan cinta.
perasaan yang hanya bisa sedetik saja merasuk kedalam hati seorang manusia dan mungkin butuh waktu sampai seumur hidup untuk melupakannya.(bagi salah seorang.termasuk tokoh dalam kisah ini.)
**** ini hanya kisah fiktif belaka,mohon untuk lebih bijak,tidak untuk anak di usia lima belas tahun kebawah.terimakasih...🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏 ****
Pengenalan tokoh tokoh dalam cerita.
ANINDIRA PUTRI.
seorang wanita biasa dengan paras cantik natural karena tanpa riasan tebal seperti gadis pada umumnya.
pembawaan yang kalem lembut dan pengertian menjadi pelengkap paras nya.
mahasiswa semester akhir yang hanya bekerja serabutan di sebuah kedai dekat kampusnya.
RENDI WIJAYA.
seorang usahawan muda tampan cool yang merangkap menjadi dosen di salah satu universitas ternama,ia juga menjadi pemegang saham terbesar di sana.
pembawaan Rendi yang dingin dan terkesan cuek lebih mendominasi baginya.
hingga sampai pada titik dimana ia menjalin komitmen dengan seseorang,ia tetap menjaga hatinya.
NINDI WIJAYA.
perpaduan dari nama anin dan Rendi,
anak dari pasangan yang terpaksa menikah.
pembawaan judes,nyolot,nyablak,asal ngomong dan blak blakan,namun mempunyai hati yang tidak tegaan,suka menolong dan rajin menabung.
ARGA SANJAYA.
tampan,unyu,humoris,hingga berjuluk playboy akut.
mendapatkan gelar pengusaha termuda di usianya yang ke 22tahun.
sorang jenius dengan iQ di atas rata rata.
ia seorang pengusaha di banyak bidang.
hingga terdapat kabar tersembunyi...bahwa ia seorang putera angkat pimpinan mafia.
ADITYA WIBAWA.
tersiar kabar permusuhan antara keduanya Aditya dan Arga,namun...ternyata hanya sebuah kedok untuk saling mendukung satu sama lain dari para orang orang yang menjatuhkan.keduanya adalah saudara tiri dari kedua orang tua yang berbeda.
di asuh oleh satu ayah ngkat yang bergelar pimpinan mafia.
SATRIA.
peran pendukung yang sangat mencintai Nindi dari masih sekolah.
HANIFA NADIFA.
atau nama panggilan ifa,peran pendukung yang membuat luluh hati Aditya.
YURA.
pimpinan perusahaan kecil,yang mampu membuat luluh hati satria.
waktu menunjukkan pukul sebelas siang saat ponsel rendi bergetar lalu berbunyi,di lihatnya pada layar ponselnya,
"aslan yang sedang menghubungi,"gumam rendi,dan seketika itu pula ia menerima panggilannya.
"halo"
sahut rendi dengan raut wajah datar tanpa ekspresi,
"rend...cepat lah kesini...aku di kedai depan fakultas A"
kata aslan dari seberang telepon.
"oke...oke...sebentar lagi sampai,"
ucap rendi sambil menginjak gas mobilnya,rendi menuju...tempat dimana aslan sebutkan tadi.
lima belas menit kemudian rendi sampai di depan kedai yang di sebutkan aslan tadi, lalu rendi terlihat celingukan mencari cari dimana keberadaan aslan,
"rend...sini..."
tiba-tiba lambaian aslan terlihat dari dalam kedai,
rendi pun tahu itu adalah orang yang sedang ia cari si aslan...dan dia berjalan mendekat ke arahnya.
"rend...kopi..."
kata aslan...saat rendi sudah sampai di dekatnya,
sambil menyodorkan kopi hitam pahit tanpa gula
kesukaan rendi,
"ini...."
tanya rendi...sebelum rendi menyeleseikan ucapannya yang langsung di sahut aslan,
"ini kopi hitam murni pahit kesukaanmu rend..."
kata aslan yang lalu di sambut senyum kecil di bibir rendi.
"nin...anin.."
panggil aslan pada sosok gadis mungil yang mengisyaratkan agar yang punya nama anin mendekat
"iya pak..."sahut anin yang baru tiba di dekat tempat duduk aslan dan rendi.
"bungkuskan satu nasi ya nin...mau ku bawa pulang"
kata aslan pada anin.
"ia pak tunggu sebentar"
sahut anin lalu beranjak pergi dari tempatnya berdiri dan mengambilkan apa yang di inginkan pelanggan warung tempat nya kerja itu.
"siapa lan kok manggil kamu pak??"
tanya tendi tiba tiba dan dengan kebingungan.
"mahasiswi sini rend...pagi dia kerja disini...sorenya dia kuliah,kasihan sih rend...udah tidak punya orang tua dia."
jawab aslan singkat,karena anin siswi yang teladan meski nggak pintar.
aslan lumayan kenal,karena hampir setiap hari aslan ngopi di tempat anin bekerja ini.
"oh..."sahut rendi begitu saja.
aslan dan rendi melanjutkan bincang bincang mereka mengenai kepindahan rendi yang akan mengajar di fakultas A.
tiba tiba berdiri nenek nenek di luar kedai yang terlihat meminta minta,
pakaiannya lusuh...wajah keriput dengan mata cekung dan tubuh sedikit gemetar,
rendi yang melihat pun refleks merogoh kantongnya dan hendak memberi nenek tersebut,namun anin lebih dulu memberikan bungkusan nasi untuk nenek tersebut,
"nek...maaf tidak bisa memberi uang...nenek terima nasi ini saja ya..."
sambil senyum dan menyalami anin nenek tersebut beryerimakasih lalu berpamitan pergi,tidak lupa doa tulus dari bibir nenek itu ucapkan untuk anin.
dengan tanpa sadar dari tadi rendi mengawasi anin sampai rendi tersadar saat suara bentakan itu begitu nyaring di dengar rendi.bahkan tergolong keras.
"anin....lagi lagi kamu memberikan nasi untuk pengemis...besok-besok pasti pengemis itu datang kesini lagi!!makanan itu aku potong dari gaji kamu.."
ucap seseorang dengan nada marahnya yang di tujukan pada anin.
terlihat anin hanya menundukkan kepala dan tidak bisa berkata-kata.
hanya kata "maaf buk..."yang terucap dari bibir anin,dan sesekali tangannya menyeka air mata dan peluh di keningnya beegantian.
"kasihan",
gumam rendi seketika terucap dari mulutnya yang mungkin merasa iba pada pandangan pertama.
"pasti ini hanya simpati,kenapa hatiku sakit,"
ucap dalam hati rendi.
"oke rend...sekarang sampai disini dulu,istriku bisa ngomel kalau aku pulang telat ",
ucap aslan sambil menyambar tas kerjanya dan beranjak pergi,
"oke"
sahut rendi sambil melambaikan tangannya pada aslan yang berlalu pergi berjalan menjauh dan menghilang dari pandangan rendi.
sesekali rendi melirik gadis yang lumayan kurus dan berkulit kuning pucat yang sedang duduk di pojokan dengan sesekali masih menyeka air mata,namun jika sekilas orang lain lihat,ia sedang menyeka keringatnya.
lalu ia pun pergi begitu saja,karena kopi itu sudah di traktir oleh aslan.
esok harinya rendi menghentikan mobilnya tepat di depan kedai tempat anin bekerja,
"satu kopi hitam tanpa gula,"katanya pada wanita yang menunggu kedai.
"tunggu sebentar pak.."sahut anin yang langsung membuatkan apa yang di pesan palanggan.
"apa aku se tua itu ?"
gumam rendi dengan alis dan kening mengkerutnya.
beberapa menit kemudian,
"ini pak kopi hitam anda..."
sambil menyerahkan kopi cup di tangannya kepada rendi,
dan rendi menyerahkan uang lima puluh ribuan untuk anin lalu beranjak pergi begitu saja.
"tunggu tuan...kembalian anda..."
sambil sedikit berteriak anin memberikan uang kembalian,
tapi rendi langsung pergi,
"untukmu saja kembaliannya..."sahut rendi seketika.
namun anin pun berlari mengejar rendi sebelum rendi menaiki mobilnya dan benar-benar pergi.
"tuan...maaf...saya tidak bisa menerima uang anda...terimakasih..."
sambil tangannya menyerahkan uang kembalian untuk rendi,
"oh...oke oke"sahut rendi.
hingga sore itu saat rendi melintasi taman,
tanpa sadar pandangannya tertuju pada sosok yang sedang duduk di tepi kolam ikan tengah taman,taman itu terlihat sepi...karena bentuknya yang pas pasan,melingkar dengan tanpa pagar pembatas,dan hanya ada satu pohon besar di tengahnya yang bawahnya yang terdapat kolam ikan bundar kecil.
"sepertinya itu anin..."
gumam rendi seketika mengenali sosok tersebut.
"...kenapa aku ingat nama gadis itu sih..."
kata rendi sambil terus melajukan mobilnya menuju jalan utama.
dan esok harinya...entah itu sengaja atau tidak.
rendi tanpa sengaja melihat kerumunan orang,rendi hanya memperhatikannya dari dalam mobil yang berjarak tidak jauh dari kerumunan,
terlihat anin mencoba memapah nenek nenek,
seketika rendi tercengang...dan terus menatapnya yang tanpa anin sadari.
"ada apa lagi sih anak itu?"gumam rendi,
saat ada seseorang yang melintas yang akan melewati mobilnya,seketika rendi membuka kaca mobilnya sembari bertanya,"maaf...ada apa ya disana itu??"
"ada nenek nenek kena tabrak lari pak"
sahut orang tersebut lalu pergi begitu saja.
"benar benar ya anak itu,dirinya sendiri sudah susah sok baik pula,sok nolong...tidak melihat diri sendiri...dasar!"
gumam rendi sembari mengamati anin yang membonceng nenek tersebut dengan sepeda ontel nya,
"ah...sudahlah..."ucap rendi dengan tanpa perasaan dan menancap gas mobilnya berlalu pergi meninggalkan tempat itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 476 Episodes
Comments
Puji Astuti
membaca yg kedua kaliny terlalu bagus ceritanya
2019-11-21
1
Rinnie Erawaty
aku baca ulang lagi ini cerita....
2023-12-21
0
Sarlina Sihotang
ceritanya keren
2023-05-08
0