"Gue pilih........"
"Kalian disini rupanya, gue cari kalian kaya cari anak ilang tau nggak." Erin mengambil sesuatu dalam plastik belanjanya di kantin tadi, ada beberapa snak dan minuman yang dikeluarkan dan diberikan Jonathan." Nih buat elo."
"Buat gue mana ?." Tangan Andika sudah meminta tapi tidak di berikan, ia merasa Rani pilih kasih padahal keberadaanya terlihat tapi seperti transparan. Tega banget lo sama gue."
"Sorry Dik gue nggak kepikiran."
Jonathan merasa Andika terlalu kekanakan karena meributkan soal snack, ia sedang tidak mood jadi di berikan ke Andika. "Nih buat lo aja."
"Lo Jo kan itu buat elo, trus elo makan apa ?." Snak yang di bawanya habis dan tidak ada lagi untuk Andika sementara punya Rani sudah tandas dimakan karena lapar.
"Makan ini aja." Erin datang dari belakang mengulurkan snack yang juga habis dibeli dari kantin, dan ikut duduk bergabung di bawah pohon rindang.
Tangan Rani mengepal hingga rok yang di kenakan agak kusut jadinya. Ia lalu bicara hal yang lain dan enggan membahas soal snack lagi. "Kalian kenapa hilang kesini ? Tumben juga nggak ke kantin ?."
"Kita tadi....." Andika hendak menjawab tapi mereka berempat terkejut dengan suara bel masuk kelas yang berbunyi, waktu istirahat habis dan kini saatnya bersiap untuk pelajaran selanjutnya.
Semua beranjak berdiri tapi Rani merasa kakinya kesemutan. Semakin banyak bergerak maka kakinya terasa kian sakit tapi di lain sisi harus segera beranjak dari sana sebelum guru datang.
"Jo tolongin gue, kaki gue kesemutan." Tangan Rani terulur meminta pertolongan untuk berdiri, namun saat Andika yang hendak menolong Rani malah enggan. "Gue nggak minta tolong sama elo." Ujarnya ketus.
Andika terkejut karena di tolak pertolongannya secara kasar, ia menarik tangannya lagi dan rasa simpatinya hilang. Jo yang merasa di mintai tolong membantu rani berdiri dan hal tersebut di saksikan oleh Andika juga Erin.
Kedekatan keduanya kembali membuat Erin cemburu dan rasa tidak suka membuatnya memalingkan wajah kemudian pergi lebih dulu. Panggilan dari Rani tidak membuatnya menoleh ke belakang dan langsung ke kelas.
"Erin kenapa ?." Jo merasa kebingungan dengan sikap Erin tapi ia masih belum sadar akan perasaan gadis itu yang cemburu .
"Tidak tau." Ujar Jonathan yang memang tidak tau dengan pasti mengapa seorang gadis tiba-tiba mudah berganti perasaan.
"Mungkin karena cuaca lagi panas, gue aja sampai gerah." Andika bicara dengan nada menyindir tapi entah mengapa Rani dan Jonathan seolah tidak peka atas apa yang kedua sahabatnya lakukan.
******
Pelajaran olahraga saat ini kebetulan adalah main basket, kemampuan Jonathan dan Andika yang telah di buktikan dengan melawan pemain unggul sekolah membuat keduanya tidak di ragukan lagi oleh guru olahraga.
Badan berkeringat hingga baju basah dan tenggorokan terasa kering. Setelah guru menyuruh keduanya usai dari penilaian langsung berjalan ke pinggir mencari minum tapi sayang, keduanya harus ke kantin dulu untuk mendapatkan air.
"Ini Jo minum aja." Erin dan Rani memberikan botol berisi minuman hingga keduanya saling memandang dan merasa canggung hingga Andika dengan segera mengambil botol milik Rani sedangkan Jonathan otomatis mengambil botol milik Erin.
"Thanks Ran, tau aja gue haus." Andika mengembalikan botol yang telah tandas isinya kepada Rani.
"Dih Andika, lo tuh ya." Rani mengomel dan kesal, ia melihat Jonathan yang memberikan kembali botol ke Rani dan dirinya terasa kesal.
Kedua lelaki itu pergi setelah guru olahraga menyuruh semua murid untuk berganti baju dan bersiap pelajaran selanjutnya. Erin dan Rani ke kamar mandi seperti gadis yang lain untuk berganti baju tapi sepanjang mereka bersama tiada ada yang bersuara seolah ada dinding tinggi yang tiba-tiba berada diantara keduanya.
"Yuk Ran balik kelas." Salah seorang teman sekelas mengajak Rani karena yang ia tau hanya tinggal ada Rani saja di sana.
"Aku nanti masih nunggu Erin, kamu duluan aja."
"Oh yaudah aku duluan ya."
Rani memandang ke bawah, ia melamun masalah tadi sambil menunggu Erin selesai berganti baju. Siswi yang lain telah usai dan hanya tinggal mereka berdua. Pintu terbuka dimana Erin telah keluar dari kamar mandi dan langsung bertemu Rani saat membuka pintu.
"Rani ?." Erin mundur satu langkah saking terkejutnya, ia kira Rani tidak berada disana atau setidaknya tidak benar-benar berada di depan pintu. Saat Rani mundur dan membiarkan Erin keluar dulu barulah Erin menyadari bahwa ada yang Rani ingin katakan. "Kenapa ?."
"Rin ada yang mau aku omongin." Rani melihat sekitar dan mengecek kamar mandi dimana benar-benar tidak ada orang lagi selain mereka di sana karena yang akan dia katakan adalah hal serius.
"Ada apa ?." Tanya Erin dengan serius.
"Sebenarnya aku suka sama Jonathan." Kata itu begitu lantang tanpa ada keraguan bahkan Rani beranggapan kalau Erin akan mendukungnya, tapi kenyataannya meleset jauh.
"Benarkah ? Tapi aku juga suka sama Jonathan."
"Apaaaa ?!."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments