PEREWANGAN MBAH UYUT

PEREWANGAN MBAH UYUT

CH. 1. Kelahiran cucu buyut

Suara tangisan bayi didalam ruang bersalin membuat seorang Pria Paruh baya terlihat begitu bahagia... kokok ayam bersautan dengan teriakan lantang sang bayi membuat Birawa menangis haru menunggu perawat atau Bidan keluar untuk memberitahu jenis kelamin anak mereka..
Brraakkk!!! suara pintu ruang bersalin terbuka lebar, betapa paniknya perawat lalu lalang hingga membuat Birawa bingung dengan keadaan ini..
Birawa Dewantaru
Birawa Dewantaru
"Ada apa suster?" tanya Bira sambil mengusap kasar wajahnya..
perawat
perawat
"maaf pak..., saya harus mengambil kantung darah... istri anda pendarahan..."
Bira begitu tercengang mendengar apa yang terjadi,
Birawa Dewantaru
Birawa Dewantaru
"Lalu bagaimana dengan anak saya?" tanya nya gugup sambil merepalkan doa... "tadi... tadi saya mendengar suara tangisannya Suster..."
perawat
perawat
"Anak anda baik - baik saja, lagi di bersihkan, maaf saya permisi dulu... saya harus segera membawa kantung darah..."
Bira mengangguk mengerti dengan apa yang terjadi, hingga tiba - tiba bau anyir tercium hampir di seluruh ruangan tempat keluarga pasien menunggu..., Bira beberapa kali menutup hidungnya karena tidak kuat dengan aroma amis ini. Tidak hanya sampai di sana.... Lampu tiba - tiba berkedip kedip mati hidup dari pelan "tek... tek.." hingga mati hidup dengan cepat "tektektektek!!!!"
"oeeekkkk..... oeeekkkk ...." lagi lagi di dengarnya suara anaknya hingga memenuhi seluruh lorong rumah sakit.
Keklekkk.... pintu keluar dan seorang perawat lainnya sedang menggendong bayi yang baru saja lahir...
perawat
perawat
"selamat Tuan... anak anda perempuan..."
tiba - tiba angin kencang berhembus.... lampu kembali berkedap kedip... dan suara serak terdengar di telinga Bira maupun suster yang terpaku serta merinding dengan suasana menyeramkan kala itu..
Mak Co
Mak Co
"cucu buyut ku...."
Suara serak seorang wanita tua terdengar dengan jelas "Cucu... buyut ku..." ucapnya membuat Bira memalingkan wajahnya mencari di mana sumber suara tersebut.. namun tidak ada siapapun di sana hingga membuat sang suster ketakutan..
perawat
perawat
"Tuan... saya bawa anak anda keruangan bayi dulu yah Tuan..., tapi tolong temani saya tuan...." pinta suster tersebut yang resah dengan suasana tak biasa ini..
Akong Huang
Akong Huang
"Baiklah Suster...." ucap Bira lalu berjalan menuju ke ruangan bayi yang melewati lorong - lorong rumah sakit yang masih bersuasana angker... di tambah hujan angin dan guntur kilat yang tiba-tiba saja turun tanpa aba-aba..
Mereka pun akhirnya sampai di ruangan bayi... dimana di sanalah bayi mungil itu di tidur kan pada boks bayi..., bayi itu cantik sekali, beratnya tiga kilo setengah dengan panjang tubuh lima puluh dua centi meter, Bira menatap kagum darah dagingnya dari kaca di luar ruangan..
perawat
perawat
"Terima kasih Pak..., sudah mengantarkan saya ..." ucap suster tersebut sambil membungkuk beberapa kali...
Birawa Dewantaru
Birawa Dewantaru
"Sama - sama suster... bukankah suster juga menggendong anak saya... saya tidak justru yang harus berterimakasih" sahut Bira tersenyum, lalu kembali membalikkan tubuhnya untuk kembali mengagumi darah dagingnya sendiri..
Suster tersebut harus kembali menuju ke tempat ruangan bersalin karena pekerjaan disana masih belum selesai, mengingat istri dari Tuan Bira mengalami pendarahan hebat setelah melahirkan, Ia lantas cepat - cepat berjalan menuju ke ruangan bersalin, ketika baru saja enam langkah kakinya berjalan, Suster tersebut merasakan bau anyir melewatinya hingga secara refleks ia menoleh kebelakang mengikuti arahnya aroma itu berhembus..
perawat
perawat
"I...I... Itu...."
ucapnya tergagap, melihat seorang nenek tua dengan wajah penuh dengan bopeng bekas jerawat sedang tersenyum berdiri bersebelahan dengan Tuan Bira... dan di belakangnya terdapat makhluk makhluk lain yang sangat mengerikan.
perawat
perawat
"Ya...ya... Tuhan... a...apa itu..."
gumam suster rumah sakit itu dengan gemetar, lutut kakinya beradu satu sama lain, Ia tak dapat berjalan, kepalanya terasa membesar..., hingga Ia berusaha untuk menoleh kembali membelakangi pemandangan yang mengerikan tersebut.
Saat Ia berhasil berbalik, tiba - tiba sudah ada wajah selebar bola basket, berwarna putih susu, tidak memiliki wajah sama sekali, mukanya terlihat kosong tanpa panca indera seperti melepuh sangat mengerikan tepat di hadapan yang suster...
"Boooohhh...." ucapnya... dan "Bruukkkk" suster tersebut pingsan seketika.
Terpopuler

Comments

bagus banget

2023-03-16

0

Nefertari Atika

Nefertari Atika

Takut susternya makanya pingsab

2023-03-07

1

dheselsa

dheselsa

like

2023-03-06

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!