~MTLY 20~ Kembali Terluka

Makan malam di rumah keluarga Davier pun selesai. Keluarga  Maheswari akan pulang. Namun, tiba-tiba Vino menangis dan tidak membolehkan Ai untuk pulang.

"Ante ga boleh pulang. Ante emenin Ino main." rengek Vino

"Vino sayang, tante Ai harus pulang. Tante Ai kan harus istirahat." ucap Vina lembut.

"Nggak au. Ino mau sama ante Ai." rengeknya lagi.

"Vino, good boy kan? Tante janji bakal nemenin Vino main. Bahkan tante bakal ngajak Vino jalan dan ngenalin Vino sama keponakkan tante. Cantik loh. Gimana?" tanya Ai untuk meyakinkan Vino sambil tersenyum.

"Ante janji kan?" tanya Vin

"Janji kok. Nah jadi tante boleh pulang ya?" pinta Ai lembut dan diangguki oleh Vino.

"Makasih sayang. Tante bakal nepatin janji kok." ucap Ai meyakinkan Vino.

"Holeeeee... " teriak Vino kegirangan.

"Ya ampun, Ai baru beberapa jam aja Vino udah lengket sama kamu."  ucap.Nirmala.

"Eh iya Ma. Vino anaknya gesit dan aktif  loh. Ai yakin udah gede nanti dia bakal jadi anak yang membanggakan." ucap Ai.

"Semoga aja." balas Nirmala.

"Kalo begitu kami pamit pulang dulu ya Hardi Nirmala." ucap Arya.

"Iya hati-hati kalian." balas Jardi.

Mereka pun memasuki mobil. Ai tersenyum kepada Davier dan dibalas olehnya. Di perjalanan Ai terus tersenyum. Melihat Ai tersenyum sendiri membuat Arsyad dan Arrayn bingung.

"Eh tengil, napa lo senyum-senyum sendiri?" tanya Arrayn.

"Ih apaan sih, suka-suka Ai dong. Jangan sewot napa." balas Ai tak terima.

"Dih gue nanya baik-baik, nah lo jawabnya ngegas amat." balas Davier kesal.

"Udah jangan pada ribut, gue ga fokus nyetir nih." ucap Arsyad melerai pertengkaran mereka.

"Aa Arrayn yang mulai duluan." ucap Ai.

"Lo yang balasnya ngegas, kan gue jadi kesal." balas Arrayn.

Setelah pertengkaran itu berhenti, keadaan di dalam mobil menjadi senyap. Arsyad pun menjadi lebih fokus untuk menyetir. Tak lama mereka pun sampai di rumah. Arsyad turun diikuti oleh Arrayn dan Ai.

Ai langsung menuju ke kamarnya dan menghempaskan tubuhnya ke ranjang. Ia mengambil Handphonenya dan menghubungi Davier.

Me

Makasih untuk hari yang indah ini❤

Dosen Killer bin Kutub

Sama-sama Princess

Sekarang kamu bersihin diri dan langsung tidur yaa. Besok aku jemput.

Me

Iya bosQ

Eh ga usah jemput

Aku kuliah siang

Dosen Killer bin Kutub

Terus kamu berangkat sama siapa?

Me

Aku berangkat sama Fira

Pulangnya ntar baru sama kamu

Dosen Killer bin Kutub

Oke kalo gitu.

Good Night

Good Sleep

Me

Good Night too

Good Sleep too

Ai pun meletakkan handphonenya  di atas  nakas, dan menuju kamar mandi untuk membersihkan diri. Lalu setelah itu ia berganti pakaian, dan menghempaskan tubuhnya ke ranjang dan seketika ia terlelap dalam dunia mimpinya

Keesokkan pagi Ai bangun dan mencuci.muka lalu langsung menuruni tangga menuju meja makan untuk sarapan.

"Kamu ga kuliah hari ini Ai? " tanya Arsyad sembari menyedok nasi goreng ke dalam piringnya.

"Kuliah kok, cuma agak siang." ucap sembari menarik kursi kemudian duduk.

"Ai kamu mau sarapan apa? Roti atau nasi goreng?" tanya Surraya.

"Nasi goreng aja deh Bun." jawab Ai.

Surraya pun menyedokkan nasi goreng ke dalam piring Ai. Tak lama Arya dan Arrayan pun bergabung.

"Ih, lo kok belum mandi sih, jorok amat  jadi cewek." goda Arrayn.

"Apaan sih Aa, jangan ribut napa. Gue males buat berantem ama lo." balas Ai ketus.

"Eh santai dong, jangan ngegas napa." balas Arrayn tak terima.

"Udah jangan pada berantem, lanjutin sarapannya." ucap Surraya.

Mereka pun sarapan dengan tenang. Arya, Arsyad dan Arrayn pamit untuk berangkat ke kantor.

"Bun, kita berangkat ke kantor dulu ya. Assalamu'alaikum." ucap Arsyad.

"Iya hati-hati. Wa'alaikumussalam." balas Surraya.

"Bun, Ai ke kamar dulu ya, mau mandi. Ai ada urusan." ucap Ai.

"Iya, mandi gih sana." balas Surraya.

Dikamar Ai belum mandi. Ia malah mereabhkan dirinya ke ranjang. Ia memainkan handphonenya sekaligus mendengarkan musik. Tiba-tiba musiknya terhenti karena ada notifikasi pesan yang masuk. Ai pun mengecek pesan tersebut.

0878xxxxxxxx

Gd Morning sayang

Ingat ya jam 9 di taman biasa.

Ai membelalakkan matanya. Orang yang mengaku sebagai Revan itu mengirimkan pesan padanya lagi untuk memintanya ketemuan.

"Nih orang beneran Revan?"

"Kalo iya dia Revan, kenapa dia seperti ga ada merasa bersalah dan minta gue buat ketemu dia sih?"

Ai pun mengabaikan pesan tersebut lalu beranjak dari ranjang dan menuju ke kamar mandi. Lima belas menit kemudian Ai sudah selesai mandi dan bersiap-siap untuk berangkat.  Ia telah memutuskan untuk bertemu dengan cowok yang mengaku sebagai Revan.

"Ai, kamu udah siap belum? Fira udah di bawah nungguin kamu nih." panggil Surraya.

"Iya Bun, ini mau turun." jawab Ai.

Ai pun mengambil tas dan handphonenya lalu turun dan menemui mereka.

"Yuk berangkat. Bun kita berangkat dulu ya. Daahh.." ucap  Ai.

"Hati-hati yaa." balas Surraya.

Di mobil Fira menatap Ai dengan penuh pertanyaan. Tatapan Fira membuat Ai merasa bingung dengan sikap Fira.

"Ih lo kenapa natap gue gitu?"ucap Ai.

"Ai lo yakin mau ketemu sama cowok yang ngaku sebagai Revan?"  tanya Fira to the point.

"Iya gue yakin. Daripada gue dibikin penasaran." balas Ai.

"Kalo dia beneran Revan lo mau apa?" tanya Fira.

"Gue mau minta dia buay ngejelasin alasan kenapa dia ngilang tanpa kabar dan kembali dengan memberi kabar ke gue Fir."

"Terus lo kalo lo udah tau alasannya, lo bakal balikkan dan kasi kepercayaan sama dia lagi? Ingat AI lo udah adaa Pak Davier dan lo uda mau nikah." ucap Fira kesal.

"Eh, sembarangan aja lo ngomong. Gue ga ada niatan mau balikkan sama dia ya. Setelah gue tau alasanya gue dengan mudah bisa maafin dia tanpa harus menyimpan luka dan juga dendam." jelas Ai dan diangguki oleh Fira.

"Ya terserah lo aja deh." ucap Fira.

Tak lama mereka pun sampai di taman dan mencari posisi yang diberitahu oleh cowok yang mengaku sebagai Revan tersebut. Ai dna Fira pun telah sampai di posisi tersebut tetapi tak menemukan siapapun di sana.

"Ai lo yakin ini posisinya?" tanya Fira.

"Iya gue yakin ini posisinya." jawab Ai.

"Tapi ga ada siapapun Ai." ucap Fira.

Tiba-tiba dari atas kelopak Bunga Mawar jatuh di posisi Ai berdiri. Dan muncullah sosok cowok berbadan tegap tengah membawa seikat Bunga Mawar dan sekotak coklat di tangannya.

"Hai sayang. Happy Anniversary yang ke 7 tahun sayang. Sumpah aku kangen banget deh sama kamu. Aku ga suka ya kamu bercanda kek kemarin." ucap cowok itu langsung memeluk Ai. Ternyata benar dia adalah Revan.

"Van, lepasin aku. Kamu tuh apa-apan sih.  Anniversary apa jika hubunga kita aja udah kandas sejak tiga tahun lalu." ucap Ai sembari melepaskan pelukkan Revan.

"Apa maksud kamu Ai. Kandas gimana? Kamu kalo bercanda jangan kelewatan dong. Kamu tuh ga pernah berubah selalu aja suka iseng." ucap Revan sembari mengacak rambut Ai.

"Gue ga lagi bercanda Revan Raihan Setiabudi. Kita udah ga ada hubungan apapun sejak tiga tahun lalu. Lo itu kenapa sih. Manusia macam apa lo pergi tanpa kabar dan sekarang datang dan membuka luka lama yang udah susah payah gue obati." ucap Ai kasar.

"Ai aku benar-benar ga paham sama yang kamu omongin ini. Sejak kapan  kamu manggil aku pake lo gue Ai? Ai apa kamu ga mencintai aku lagi? Kenapa ucapan kamu kasar gini ke aku?" tanya Revan.

"lo tuh yang kenapa? Dulu lo ngilang tanpa kabar. Ga ada sedikitpun lo ngabarin gue kan. Padahal lo selalu online. Berbulan-bulan lo ga ngabarin gue. Lo ngebuat gue khawatir sama lo. Bulan berganti tahun gue tetap setia sama lo. Tapi apa lo ga pernah tu peduli sama gue. Lo telantarin hati dan raga gue gitu aja, hingga gue terlunta-lunta mempertahankan perasaan yang gue tau itu menyakiti gue."  jelas Ai dengan gejolak  emosi yang menggebu-gebu.

"Ai aku benar-benar ga paham apa yang kamu bicarakan." ucap Revan lembut.

"Oh yaa lo masih ga mau ngaku juga. Sekian lama gue nunggu lo, dan gue nemuin alasan untuk gue melepaskan lo dari hidup gue.  Lo  sendiri yang ngehapus semua moment tentang kita. Dan atas ulah lo sendiri yang membuat gue jadi membenci lo." jelas Ai semakin emosi. Air matanya pun lolos begitu saja.

"Ai, tolong kamu ngomong yang jelas aku benar-benar bingung maksud omongan kamu ini."

"Ga ada yang perlu gue jelasin lagi. Yang pasti hubungan diantara kita udah ga ada lagi. Lo dan gue udah ga ada hubungan apapun. Mulai detik ini jangan pernah lo hubungin gue lagi. Jangan pernah gangguin gue. Lo lupain semua tentang kita yang ada saat ini hanya ada lo dan gue bukan kita."  ucap Ai berlari meninggalkan Revan dan Fira.

"Ai, tunggu dulu, aku belum selesai berbicara."  teriak Revan.

Ai tak menggubris panggilan Revan. Ia meninggalkan Revan dan Fira. Fira pun mencegah Revan untuk mengejar Ai.

"Jangan Van, biarin dia nenangin diri. Mending lo intropeksi diri untuk semua yang lo lakuin ke dia." ucap Fira dingin.

"Fir, lo juga. Fir gue ga ngerti apa yang Ai omongin. Sekarang lo juga ngomong hal yang sama." ucap Revan.

Tiba-tiba Revam meringis kesakitan. Ia memengangi kepalanya. Fira yang melihat Revan kesakitan.

"Auhh..." ringis Revan.

"Eh lo kenapa Van. Lo baik-baik aja kan." tanya Fira.

Namun pertanyaan tersebut tak di gubris oleh Revan. Tubuhnya seakan tak mampu menahan berat tubuhnya hingga ia lunglai dan lemas seketika dan akhirnya pingsan.

Fira yang melihat Revan pingsan pun panik dan berteriak minta tolong.

"Tolong.... Tolong.... Tolong..." teriak Fira.

-----------------Next Update----------------

Kamis, 18 Juni 2020

Salam Hangat

Author Halu

Terpopuler

Comments

무나✨

무나✨

oooo abis koma,🙃 trus titik🤣

2020-12-14

3

꧁༺MOA YN 수빈༻꧂,

꧁༺MOA YN 수빈༻꧂,

bingung mana yg harus di salahkan kalo gini ceritanya!!!

2020-08-31

6

☻ kang cilor ☻

☻ kang cilor ☻

banyak banget karakter penyakitan 😂😂 apalagi si heroin nya. sampe ngidap kanker.
kasian davier, nanti baru enak2 bentar udah ditinggal mati wkwkk

2020-08-28

2

lihat semua
Episodes
1 ~MTLY 1~ Pertemuan
2 ~MTLY 2~ Tak Terduga
3 ~MTLY 3~ Perasaan
4 ~MTLY 4~ 180°
5 ~MTLY 5~ Permintaan
6 ~MTLY 6~ Bimbang
7 ~MTLY 7~ Ternyata
8 ~MTLY 8~ Sakit
9 ~MTLY 9~ Kaget
10 ~MTLY 10~ Telah Ditentukan
11 ~MTLY 11~ Jangan Formal Bisa?
12 ~MTLY 12~ Cemas
13 ~MTLY 13~ Tiba-Tiba
14 ~MTLY 14~ Derita PMS
15 ~MTLY 15~ Bayangan Itu Kembali
16 ~MTLY 16~ Menghindar
17 ~MTLY 17~ Pengakuan Tak Terencana
18 ~MTLY 18~ Sederhana
19 ~MTLY 19~ Dia Kembali?
20 ~MTLY 20~ Kembali Terluka
21 ~MTLY 21~ Permainan Apa Ini?
22 ~MTLY 22~ Apa Karena Itu?
23 ~MTLY 23~ Mengapa Begini?
24 ~MTLY 24~ Dia Yang Istimewa
25 ~MTLY 25~ Rasa Untuk Kita
26 ~MTLY 26~ Salah Siapa
27 ~MTLY 27~ Haruskah Aku
28 ~MTLY 28~ Rasa Yang Terkuak
29 ~MTLY 29~ Berantem Tapi Romantis
30 ~MTLY 30~ Menyakiti Untuk Mengobati
31 ~MTLY 31~ Bersaamamu Aku Nyaman
32 ~MTLY 32~ Bertemu Masa Lalu
33 ~MTLY 33~ Rasa Percaya
34 ~MTLY 34~ Penantian Berharga
35 ~MTLY 35~ Tangis Bahagia
36 ~MTLY 36~ Arrayn Berbeda
37 ~MTLY 37~ Sakit Karena?
38 ~MTLY 38~Saling Memahami
39 ~MTLY 39~ Rasa Nyaman
40 ~MTLY 40~ Khawatir vs Jengkel
41 ~MTLY 41~ Rahasia Masa Lalu
42 ~MTLY 42~ Rasa Yang Terpendam
43 ~MTLY 43~ Cemburu Tapi Gengsi
44 ~MTLY 44~ Bertengkar
45 ~MTLY 45~ Davier vs Alvaro
46 ~MTLY 46~ Celengan Rindu
47 ~MTLY 47~ Hari Yang Menyebalkan
48 ~MTLY 48~ Masalah Lagi
49 ~MTLY 49~ Ai Yang Berbeda
50 ~MTLY 50~ Belum Selesai
51 ~MTLY 51~ Panik vs Rasa Bersalah
52 ~MTLY 52~ Mau Baikkan Tapi Gengsi
53 ~MTLY 53~ Hari Untuk Bahagia
54 ~MTLY 54~ Salah Mengartikan Cinta
55 ~MTLY 55~ Tertawa Lepas
56 ~MTLY 56~ Blushing Mode On
57 ~MTLY 57~ Toxic Bucin
58 ~MTLY 58~ Dilema
59 ~MTLY 59~ Kejutan Untuk Fira
60 ~MTLY 60~ Memberi Kebahagiaan
61 ~MTLY 61~ Peta Persaingan
62 ~MTLY 62~ Gara-Gara Lampu Merah
63 ~MTLY 63~ Malam Yang Indah
64 ~MTLY 64~ Takut Kehilangan
65 ~MTLY 65~ Kenyataan Pahit
66 ~MTLY 66~ Berusaha Tetap Kuat
67 ~MTLY 67~ Luapan Emosi
68 ~MTLY 68~ Kehilangan Kepercayaan
69 ~MTLY 69~ Kembalinya Persahabatan
70 ~MTLY 70~ Setitik Harapan
71 ~MTLY 71~ Tak Enak Hati
72 ~MTLY 72~ Kasih Sayang
73 ~MTLY 73~ Menyerah Dengan Keadaan
74 ~MTLY 74~ Ibarat Warna Langit
75 ~MTLY 75~ Mana Yang Benar?
76 ~MTLY 76~ Ragu
77 ~MTLY 77~ Buah Kesabaran
78 ~MTLY 78~ Kejutan
79 ~MTLY 79~ Beruntung Ada Kamu
80 ~MTLY 80~ Hiburan
81 ~MTLY 81~ Bumil Sensitif
82 ~MTLY 82~ Debat Aja Terus
83 ~MTLY 83~ Pilihan
84 ~MTLY 84~ Takdir
85 ~MTLY 85~ Kamu Berbeda
86 ~MTLY 86~ Manja
87 ~MTLY 87~ Pengorbanan Seorang Ibu
88 ~MTLY 88~ Sebuah Rasa Rindu
89 ~MTLY 89~ Keluarga Kecil
90 ~MTLY 90~ Bahagia Yang Sederhana [ END ]
91 Extra Part 1
92 Extra Part 2
93 Extra Part 3
94 Vote!!
95 New !!!!
96 New Story~ Bukan Salah Takdir
Episodes

Updated 96 Episodes

1
~MTLY 1~ Pertemuan
2
~MTLY 2~ Tak Terduga
3
~MTLY 3~ Perasaan
4
~MTLY 4~ 180°
5
~MTLY 5~ Permintaan
6
~MTLY 6~ Bimbang
7
~MTLY 7~ Ternyata
8
~MTLY 8~ Sakit
9
~MTLY 9~ Kaget
10
~MTLY 10~ Telah Ditentukan
11
~MTLY 11~ Jangan Formal Bisa?
12
~MTLY 12~ Cemas
13
~MTLY 13~ Tiba-Tiba
14
~MTLY 14~ Derita PMS
15
~MTLY 15~ Bayangan Itu Kembali
16
~MTLY 16~ Menghindar
17
~MTLY 17~ Pengakuan Tak Terencana
18
~MTLY 18~ Sederhana
19
~MTLY 19~ Dia Kembali?
20
~MTLY 20~ Kembali Terluka
21
~MTLY 21~ Permainan Apa Ini?
22
~MTLY 22~ Apa Karena Itu?
23
~MTLY 23~ Mengapa Begini?
24
~MTLY 24~ Dia Yang Istimewa
25
~MTLY 25~ Rasa Untuk Kita
26
~MTLY 26~ Salah Siapa
27
~MTLY 27~ Haruskah Aku
28
~MTLY 28~ Rasa Yang Terkuak
29
~MTLY 29~ Berantem Tapi Romantis
30
~MTLY 30~ Menyakiti Untuk Mengobati
31
~MTLY 31~ Bersaamamu Aku Nyaman
32
~MTLY 32~ Bertemu Masa Lalu
33
~MTLY 33~ Rasa Percaya
34
~MTLY 34~ Penantian Berharga
35
~MTLY 35~ Tangis Bahagia
36
~MTLY 36~ Arrayn Berbeda
37
~MTLY 37~ Sakit Karena?
38
~MTLY 38~Saling Memahami
39
~MTLY 39~ Rasa Nyaman
40
~MTLY 40~ Khawatir vs Jengkel
41
~MTLY 41~ Rahasia Masa Lalu
42
~MTLY 42~ Rasa Yang Terpendam
43
~MTLY 43~ Cemburu Tapi Gengsi
44
~MTLY 44~ Bertengkar
45
~MTLY 45~ Davier vs Alvaro
46
~MTLY 46~ Celengan Rindu
47
~MTLY 47~ Hari Yang Menyebalkan
48
~MTLY 48~ Masalah Lagi
49
~MTLY 49~ Ai Yang Berbeda
50
~MTLY 50~ Belum Selesai
51
~MTLY 51~ Panik vs Rasa Bersalah
52
~MTLY 52~ Mau Baikkan Tapi Gengsi
53
~MTLY 53~ Hari Untuk Bahagia
54
~MTLY 54~ Salah Mengartikan Cinta
55
~MTLY 55~ Tertawa Lepas
56
~MTLY 56~ Blushing Mode On
57
~MTLY 57~ Toxic Bucin
58
~MTLY 58~ Dilema
59
~MTLY 59~ Kejutan Untuk Fira
60
~MTLY 60~ Memberi Kebahagiaan
61
~MTLY 61~ Peta Persaingan
62
~MTLY 62~ Gara-Gara Lampu Merah
63
~MTLY 63~ Malam Yang Indah
64
~MTLY 64~ Takut Kehilangan
65
~MTLY 65~ Kenyataan Pahit
66
~MTLY 66~ Berusaha Tetap Kuat
67
~MTLY 67~ Luapan Emosi
68
~MTLY 68~ Kehilangan Kepercayaan
69
~MTLY 69~ Kembalinya Persahabatan
70
~MTLY 70~ Setitik Harapan
71
~MTLY 71~ Tak Enak Hati
72
~MTLY 72~ Kasih Sayang
73
~MTLY 73~ Menyerah Dengan Keadaan
74
~MTLY 74~ Ibarat Warna Langit
75
~MTLY 75~ Mana Yang Benar?
76
~MTLY 76~ Ragu
77
~MTLY 77~ Buah Kesabaran
78
~MTLY 78~ Kejutan
79
~MTLY 79~ Beruntung Ada Kamu
80
~MTLY 80~ Hiburan
81
~MTLY 81~ Bumil Sensitif
82
~MTLY 82~ Debat Aja Terus
83
~MTLY 83~ Pilihan
84
~MTLY 84~ Takdir
85
~MTLY 85~ Kamu Berbeda
86
~MTLY 86~ Manja
87
~MTLY 87~ Pengorbanan Seorang Ibu
88
~MTLY 88~ Sebuah Rasa Rindu
89
~MTLY 89~ Keluarga Kecil
90
~MTLY 90~ Bahagia Yang Sederhana [ END ]
91
Extra Part 1
92
Extra Part 2
93
Extra Part 3
94
Vote!!
95
New !!!!
96
New Story~ Bukan Salah Takdir

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!