INGATAN//KIMETSU NO YAIBA Setelah Pernikahan

Hinara sudah melepaskan status bangsawannya dan kini menjadi istri nya dari uzui tengennya yang merupakan hashira suara

Di kediaman Tengen

Uzui tengen

Baiklah hinara, dimana mulai sekarang ini adalah rumah kamu dan kalau butuh apa - apa panggil sama mereka bertiga

Hinatsuru Tengen

Selamat datang hinara, Panggil aku hinatsuru. Istri pertama dari tengen - sama

Makio Tengen

Selamat datang hinara, panggil aku makio. istri kedua dari tengen - sama

Suma Tengen

Selamat datang hinara, panggil aku suma. istri ketiga dari tengen - sama

Hinara tengen

Terimakasih sudah menyambut kedatangan ku dan mohon bimbingannya

Hinara tengen

* Sambil menundukkan kepala *

Uzui tengen

Baiklah sayang, kalau ada apa - apa bilang ya kan kita sudah jadi keluarga

Uzui tengen

* Sambil mencium kepala hinara *

Suma Tengen

* Melihat tengen - sama mencium hinara *

Suma Tengen

Tengen - sama, aku juga mau di cium dong 🥺

Makio Tengen

Iya aku juga mau tengen - sama

Hinatsuru Tengen

* Tertawa kecil melihat tingkah mereka *

Uzui tengen

Gak - gak ada, yang dimana aku ada pertemuan jadi kalian jaga istri keempat ku dan jangan sampai terjadi sesuatu

Hinara tengen

Pertemuan ? Pertemuan apa yang kamu temui itu ?

Uzui tengen

Nanti kamu akan tau sendiri kok sayang jadi baik - baik ya di rumah

Uzui pun pergi dari rumah karena ada pertemuan hashira jadi meninggalkan hinara di rumah bersama ketiga istri nya. Hinara masih gak percaya kalau diri nya menikah di usia muda yaitu 16 tahun padahal impiannya bukan itu.

Hinatsuru pun pergi dari sana berjalan menuju dapur untuk mengambil makanan buat hinara yang sudah menjadi istri tengen - sama yang keempat.

Suma Tengen

Hinara, bagaimana rasa nya menikah dengan tengen - sama itu ?

Hinara tengen

Oh pernikahan kami di atur oleh pihak keluarga jadi nya aku gak tau sama sekali

Makio Tengen

Bodoh, kamu bertanya dengan pertanyaan yang tidak berguna sama sekali

Makio Tengen

* Sambil memukul kepala suma *

Suma Tengen

* Mulai menangis sambil memegang kepala nya yang sakit *

Suma Tengen

Huaaah, sakit makio

Makio Tengen

Mangkanya gak usah mempertanyakan pertanyaan yang tidak berguna sama sekali

Suma Tengen

Ya maaf, karena aku kangen sama masa - masa dulu awal menikah dengan tengen - sama

Hinatsuru pun datang sambil membawakan makanan buat mereka bertiga serta teh agar tidak merasa canggung.

Suma Tengen

wah ada camilan, makasih hinatsuru

Makio Tengen

Eh camilannya onigiri ? tapi gak apa lah yang penting ada camilan

Suma Tengen

Sudah di buatkan camilan tapi protes saja

Suma Tengen

* Sambil memakan onigiri *

Makio Tengen

* Memukul kepala suma lagi *

Hinara tengen

* Kaget melihat makio yang memukul suma lagi *

Hinatsuru Tengen

Makio, hentikan itu yang dimana kita kan keluarga jadi harus saling berdamai

Hinara tengen

Apakah kalian selalu melakukan hal seperti ini jika gak ada tengen - sama tidak ada di rumah ?

Makio Tengen

Enggak kok yang dimana biasa nya suma melakukan hal aneh

Suma Tengen

Aku pula yang di marahin kan kamu dulu

Hinatsuru Tengen

sudah - sudah jangan berantem lagi gak enak sama hinara nih

Hinara tengen

Oh iya hinatsuru, tugas aku apa ya sebagai istri nya tengen - sama ?

Hinatsuru Tengen

Tugas sebagai istri tengen - sama lumayan berat yang dimana kamu harus bangun pagi serta menyiapkan segala nya tapi kehidupan akan tetapi tengen - sama sangat menyayangi kami semua

Hinara tengen

Baiklah aku akan melaksanakan tugas ku sebagai istri nya tengen - sama

Hinatsuru Tengen

Akan tetapi tugas nya di bagi - bagi kok jadi tenang saja dan gak akan berat sama sekali

Hinara tengen

Baiklah aku mengerti apa yang di bilang oleh kak hinatsuru

Makio Tengen

Kalau di sini jangan panggil kak karena kita kan sama - sama istri nya tengen - sama

Suma Tengen

Yaps, apa yang di bilang oleh makio benar

Suma Tengen

* Sambil memakan onigiri *

Hinara kini sudah memahami apa yang harus di lakukan diri nya sebagai istri dari seorang hashira suara. Walaupun berat akan tetapi harus di laksanakan tugas sebagai seorang istri keempat.

sekian dulu