Happy Reading🤗
...🌹🌹🌹...
Setelah drama telepersahabatan antara Ismalia, Erika, Tania, Rio, dan Rehan di kantin sekolah. Dengan tingkah songong Rio dan Rehan mengagetkan kekhusukkan acara makan Ismalia, Erika, dan Tania hingga kaget dan tersedak kuah bakso yang mereka santap. Sehingga menyebabkan kekesalan Erika terhadap kedua teman songongnya itu.
Setiba Erika dan sopir di kediaman mereka, ia langsung masuk ke dalam rumah sambil mengucapkan salam dilihatnya rumah dalam keadaan sepi kemudian langsung menuju ke dapur hanya terlihat para pembantu yang sedang berkutat mempersiapkan makan siang.
Mata Erika pun sesekali melirik kamar sang nenek dan sang ayah yang berada di lantai dua terlihat pintu masih tertutup rapat kemudian bertanya ke sang pembantu Bik Inah kepala pembantu.
"Assalamualaikum, kok sepi amat." Telihat sepi langsung menuju ke dapur.
Mengucap salam sekali lagi ke para pembantu di dapur.
"Assalamualaikum, bik."
Sedikit kaget menjawab.
"Eh... non. Wa'alaikumussalam. Sudah pulang non, kapan datangnya, kok bibi nggak kedengeran ya, non?" dengan pertanyaan berbondong-bondong.
"Hehe... aduhh. Satu-satu dong bik nanya nya. Barusan bik Rika sampenya dan gimana mau kedengeran toh bibi khusuk banget masaknya hehe." Sambil terkekeh melirik kamar sang nenek dan sang ayah.
"Hehehe... maaf, non." Sambil menyuguhkan segelas air putih di atas meja untuk Erika.
"Makasih, bik. Oh ya, nenek mana bik kok pintunya tertutup rapat trus ayah udah pulang." tanya sambil meminum air.
Sedang memasak menoleh ke Erika sedang duduk di meja makan.
"Ada kayaknya non, mungkin sedang tidur soalnya tadi pagi nyonya besar habis menata taman belakang. Mungkin kecapeaan, non. Kalau tuan belum pulang dari pagi kemungkinan bentar lagi, non." Kemudian melanjutkan memasak.
Jawab Erika yang ber 'oh' ria. Meneguk segelas air putih yang disuguhkan sang bibi hingga tandas.
"Kalau gitu Rika ke atas dulu ya bik gerah mau mandi." Pamit menuju ke kamar terus mandi karena badannya sudah berkeringat dan lengket.
"Eh... iya non." Jawab sang bibi.
Tak berselang lama, terdengar suara mobil di luar yang sudah diketahui suara mobil milik Mandala. Bik Inah pun berjalan menuju pintu depan untuk membukakan sang majikan.
Terlihat Mandala sudah di depan pintu sambil mengucap salam dan masuk ke dalam. Sama halnya dengan Erika, Mandala merasa heran dilihat rumah sangat sepi dan bertanya ke sang bibi.
"Assalamualaikum." Dengan muka datarnya sambil melirik dalam rumah.
"Wa'alaikumussalam, tuan."
"Oh ya, kok sepi banget. Yang lain pada kemana?"
Menundukkan pandangan Bik Inah menjawab.
"Ada tuan. Nyonya besar mungkin sedang tidur kalo non Erika baru pulang langsung masuk kamar dan mandi tuan."
Tanpa menjawab ucapan Bik Inah, Mandala langsung menuju menaiki tangga ke arah kamarnya untuk melakukan ritual mandinya sebelum turun untuk makan siang.
Erika yang sudah selesai mandinya dengan memakai pakaian santai baju kaos lengan panjang celana santai panjang serta rambut ikat kucir kuda turun menghampiri meja makan yang sudah tersaji berbagai macam makanan yang sudah siapkan sang bibi.
"Wahh... keliatannya enak nih. Oh ya bik tadi Rika denger kayak suara mobil ayah deh, ayah sudah pulang bik." tanya Erika sambil mengambil nasi ke piringnya karena tidak sabar untuk menyantap.
Sambil membantu menuangkan air ke gelas Erika.
"Iya non, ayah non udah pulang baru aja masuk kamar mungkin sedang mandi kali, non." Kemudian beralih lagi ke dapur.
Erika hanya mengangguk kembali menyantap makanan yang sudah tersaji di piringnya. Terdengar suara pintu terbuka terlihat sang nenek keluar seperti bangun tidur kemudian turun menyapa sang cucu tengah makan siang.
"Sudah pulang kamu, rik. Sendiri aja. Apa ayahmu belum pulang?" menghampiri meja makan melirik sang cucu tengah asik menyantap makanannya.
"Sudah nek. Kata Bik Inah ayah udah pulang mungkin sedang mandi nek."
Tanpa menjawab hanya mengangguk saja sang nenek pun mengambil nasi ke piringnya turut menyantap. Akibat menata taman tadi pagi membuat mata sang nenek mengantuk dan lapar mungkin efek kecapean.
...🌹🌹🌹...
Terdengar kembali suara pintu terbuka dari kamar Mandala, Erika dan nenek melirik kedatangan sang ayah sekaligus sang anak menuruni tangga menuju ke meja makan dan bergabung bersama yang lain.
"Udah turun ternyata." melirik Erika dan sang ibu tengah makan.
"Sayang, udah lama datangnya?" tanya sang ayah ke Erika sambil menarik kursi lalu duduk.
"Udah yah hehehe." Senyum menampakkan gigi putihnya.
"Ibu tadi kemana kok tadi nggak ada." tanya Mandala sang anak mengambil nasi di bantu Bik Inah.
"Ohh... ibu tadi ketiduran kecapean habis menata taman mana terlihat berantakan kayak nggak sedap aja liatnya."
"Loh kan ada Pak Udin yang akan merapikan. Nanti kalau kecapean trus sakit gimana." ucap Mandala khawatir.
"In Syaa Allah nggak, Man. Ibu masih kuat daripada ibu diam dirumah gak buat apa-apa kan lebih bosan liat taman berantakan banget mendin ibu rapiin deh. Sekalian olahraga pagi biar sehat." ujar panjang sang ibu.
"Tapi ibu jangan lupa minum obatnya juga." Sambil memasukkan makanan ke mulut.
"Iya... ibu selalu ingat tenang aja."
Cukup terdiam yang hanya terdengar suara dentingan sendok garpu dan piring beradu bunyi. Akhirnya mereka menyelesaikan sarapannya kemudian menuju ke ruangan santai menonton televisi sedangkan para pembantu membersihkan meja makan bekas makanan majikan.
Terlihat sang nenek dan Mandala asik menonton televisi sedangkan Erika tengah asik berbalas pesan di ******** ***** ke sahabatnya Ismalia dengan senyum-senyum sendiri. Teringat yang di bicarakan antara Erika dan sahabatnya tentang catering untuk acara besok malam langsung menanyakan ke sang ayah.
"Yah, untuk catering acara besok malam udah dapat atau belum." tanya Erika.
Tampak berfikir.
"Belum kayak soalnya ayah bingung mau pesan dimana. Tahun lalu kayaknya nggak deh masa itu-itu mulu ntar bosan para undangan." jawab sang ayah Mandala.
Dengan semangat bangun dari duduknya dari lantai ke sofa mendekati sang ayah.
"Gimana kalau RM Berkah yah punya orangtua sahabat Rika. Soal rasa nggak usah khawatir ayah sahabat Rika yang masak rasanya enak yah restoran mah kalah jauh. Kebersihannya In Syaa Allah terjaga dengan baik. Gimana, yah?"
Erika memandang sang ayah yang tampak berfikir dengan saran rekomendasi sang anak mengenai catering. Sedangkan sang nenek tidak melirik sedikit pun bahkan menimpali percakapan antara anak dan ayah ia hanya fokus ke acara di televisi.
Berfikir cukup lama akhirnya sang ayah menyetujui saran sang anak dan menyegerakan melakukan pemesan untuk besok malam. Dengan semangat 45 Erika denga gercep mengambil benda pipih di atas meja kemudian membuat ******** ***** menghubungi Ismalia.
Di seberang sana juga merasa senang karena tawaran dari sahabatnya Erika segera memberitahu sang ayah dan ibu untuk menyiapkan pesanan ayah Erika untuk besok malam sebanyak 4000 porsi yang akan di adakan di Kantor Perusahaan Mandala Group.
(jumlah porsi anggap saja seperti itu😁)
Erika pun segera menutup panggilan sahabatnya dan duduk kembali lensehan di lantai sambil mata tertuju ke televisi. Sedangkan sang ayah sudah pamit masuk ke kamar. Tinggallah sang nenek dan Erika di ruangan santai.
Setelah Mandala memasuki kamar, sang nenek pun mulai bertanya.
"Eh... Sayang. Emangnya ada temanmu yang buka pemesan catering untuk acara beginian?"
"Ada dong nek. Nama nya Ismalia bukan dia sih yang buka tapi orangtuanya. Emang kenapa nek?"
"Nggak papa. Nenek kayaknya kok nggak tau ya."
"Ya nggak tau lah kan belum pernah Erika kenalin ke nenek yang mana Ismalia. Besok malam ia hadir kok kan ia turut mengantar cateringnya sekalian di Ismalia di undang juga."
"Mungkin kali ya kan yang nenek tau teman kamu cuma Tania, Rio dan Rehan. Yang si Ismalia tu nenek nggak tau."
"Of course lah nenek nggak tau soalnya Ismalia tu cuma sekali ke sini itu pun waktu nenek pulang ke kediaman nenek dan kakek dan itu pun sebentar doang pas kita-kita buat kerja kelompok."
"Ohh... pasti cantik kan orangnya kalau dilihat dari namanya ISMALIA." ujar sang nenek.
"Cantik nek. Is ni orangnya baik, sopan, perhatian, penyayang, sholehah, lemah lembut, dan pandai masak lagi." jawab Erika memuji Ismalia.
Ekspresi sang nenek hanya mangut-mangut saja mendengar kepribadian Ismalia saat dipuji sang cucu Erika.
"Besok malam boleh dong kenalan nenek dengan sahabatmu itu."
"Pasti dong nenek." kemudian pamit untuk menuju ke kamar.
"Ya udah nek Erika mau pamit ke atas dulu mau istirahat. Dahh nek." sambil mencium kedua pipi sang nenek.
...🌹🌹🌹...
Di kamar Mandala dengan kombinasi warna cat silver dan putih gorden putih tampak terlihat estetik sesuai dengan kriteria kamar pria serta tercium bau wangi ruangan maskulin khas pria.
Terlihat Mandala masih berkutat di depan laptopnya yang masih betah berada di ruang kerjanya yang di sekat oleh rak buku untuk menyelesaikan perencanaan besok malam yang belum selesai. Walaupun tidak semuanya Mandala yang handle tapi tetap saja sekretaris pribadi yang ikut menyelesaikan dan mengurusnya.
Tak terasa malam pun tiba, sekian lama berada di ruangan kerja. Ia pun turun makan malam bersama sang ibu dan anak di bawah yang terlihat sudah tersaji oleh para pembantu.
Selesai acara makan malam mereka. Mereka berpamitan kemudian balik ke atas menuju ke kamar masing-masing untuk beristirahat tidur.
Dikarena besok Hari Minggu pagi, sang nenek dan Erika mengisinya dengan pergi jalan-jalan kemudian ke Mall untuk berbelanja untuk acara besok malam serta mampir sebentar ke rumah nenek dan kakeknya sekaligus mengajak sang kakek untuk menginap.
Sebelumnya sang kakek tidak dapat ikut menginap di rumah Mandala di karena sang kakek tengah sibuk mengurus perusahaan sang kakek sendiri. Sang kakek memiliki dua perusahaan yang satunya dipercayakan ke Mandala untuk memimpin sedangkan yang satunya lagi sang kakek sendiri yang memimpin.
Perusahaan yang dipimpin oleh Mandala hingga kini semakin berkembang pesat hingga membuat bangga sang kakek.
...Bersambung.......
Sekali lagi mohon maaf ya apabila terdapat kalimatnya yang berantakan. Harap dimaklumi saja pendatang baru sedang proses belajar.
Okeh salam kenal semua🤗🤗
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 141 Episodes
Comments