Setelah berjalan 8 kilometer dari Desa Govalon
"Hah... Kereta ini benar-benar berjalan lambat." gerutu Masamune, "seperti siput saja..."
"Aku jadi bosan." Ucap Masamune sambil melihat keluar jendela.
"Apa boleh buat itu karena kita membawa barang yang sangat banyak" ucap Misaki tapi diabaikan
"Hey, Ryuzaki mana semangatmu yang tadi?? Kau sudah lesu, ya??" Ledek Arashi
"Apa katamu aku masih semangat tau!!" bantah Masamune yang mulai emosi dengan ejekan Arashi
"Oh... ya?? kelihatannya meragukan?? Semangatmu hanya sebatas kulit kacang" ledek Arashi lagi.
"Apa maksudmu dengan kulit kacang, hah!!" Masamune makin emosi
"Kau tau?? Kacang kulit biasanya bijinya besar, sementara kulit kacang biasanya menipu karena hanya kulit tanpa isi..."
"Hey, kalian jika mau berantem keluar sana di sini sempit dan panas tau!!" Lerai Misaki tapi diabaikan
"Hahahahahaha... anak laki-laki memang sukanya begitu..." Tuan Hano malah tertawa, "suka ribut dan mudah bosan..."
"Ryuzaki, tempat ini sempit jadi kau jangan kentut!!" ledek Arashi.
"Apa katamu!! ngajak berantem, ya??" Masamune makin kesal.
"Baiklah... aku sudah muak dengan sikapmu!!" Arashi menantang.
"Tyyeeng... Tyyeeng..." Misaki memukul kepala mereka berdua.
"Sudah kubilang tempat ini sempit jadi diamlah!! Jangan menambah penat tempat ini!!" Ucap Misaki yang kesal.
"Maaf..." kata keduanya bersamaan.
Ketenangan tidak berlangsung lama, kereta kuda terhenti sementara saat sekawanan perampok gunung menghadang.
"Hei, hentikan keretanya!! Dan serahkan barang bawaan kalian, jika mau selamat!!" perintah ketua perampok.
"Emm... kenapa keretanya berhenti?" Misaki yang berada didalam kereta bertanya-tanya.
"Kurasa ada perampok gunung." jelas Tuan Hano dengan enteng
"Yosh... kalau begitu akan kutangani mereka!!" Ucap Masamune bergegas turun yang mulai bersemangat
"Kurasa kalian tak perlu repot-repot mengatasi masalah ini" ucap Tuan Hano enteng
Para pengendali kuda turun mengambil senjata dan menghadapi para perampok. Dan ternyata mereka bukan orang biasa melainkan para pengawal prefisional, "ayo segera singkirkan mereka!!"
"Jbbuuak... Jbbuuak..."
Jumplah perampok yang hanya belasan terkepung oleh pengawal yang berjumplah puluhan.
"Mundur kita kalah jumplah!" teriak ketua perampok.
"Ehh...??" Arashi dkk terkejut melihat perampok dapat di atasi dengan mudah.
"Hahahahahaha.... mereka bukan cuma pengendali kuda tapi mereka juga pengawal prefisional...." jelas Tuan Hano.
"Kalau begitu untuk apa menyewa kami..." Batin Masamune kecewa dan patah semangat, "kita disewa tapi tak bekerja, sungguh menyedihkan!!"
Malam hari yang begitu terang, bintang-bintang yang tergantung dilangit malam serta cahaya sang rembulan yang membuat hati menjadi tenang, mereka berkemah disebuah hamparan padang rumput yang luas.
"Woooha...!! Tempat ini seperti pasar malam, ya??" Ucap Masamune yang kagum melihat begitu banyak tenda-tenda berjejer membentuk barisan, "bahkan ada yang berjualan..."
"Ya, kau benar... apa boleh buat klien kita maksudku Nona Layla sangat kaya raya" ucap Arashi biasa-biasa saja
Di tenda yang lain, tenda paling besar dan paling megah
"Pelayan ambilkan aku makanan!!" Perintah Nona Layla yang enggan beranjak dari tempatnya
"Ini Nona..." tak banyak membuang-buang waktu si pelayan memberi makanan kepada Nona Layla.
"Ciih... makanan apa ini? Kau ingin membunuhku, ya??" Bentak Nona Layla yang tidak puas kepada pelayanya, "pergi sana ambilkan yang baru!!
Kemudian tak berselang lama Tuan Hano dan Misaki masuk ke tenda Nona Layla.
"Nona, seharusnya anda tidak harus sekasar itu kepada pelayan anda..." Tuan Hano mencoba menasehati
"Ciiihh... diamlah!! Semua orang hanya menginginkan uangku jadi selama aku punya uang semua akan tunduk kepadaku." jawab Nona Layla dengan nada membentak
"Kenapa sih orang ini??" Batin Misaki, "kasar sekali dia..."
Misaki mencoba bicara, "Anu... Tidak semua hal dapat dibeli dengan uang kok..."
"Tau apa kau?? Padahal kalian kemari dibayar dengan uangku!! Jadi pergilah kalian dari sini, ini bukan urusan kalian!!" bentak Nona Layla.
Misaki kesal, menahan amarah dan pergi
"Kenapa orang itu?? Dia sungguh menyebalkan!!" guman Misaki dalam hati.
"Anu... aku minta maaf atas perilaku Nona Layla tadi..." Tuan Hano membungkuk, "dulu ia tidak seperti itu tapi semenjak ibunya meninggal ia berubah lalu ia mulai berpikir semuanya dapat dibeli dengan uang..."
"Begitu, ya??" Misaki agak sedikit tenang
Malam hari Tuan Hano, Arashi dkk dan para anggota karapan berkumpul.
"Hah... Aku kenyang." Ucap Masamune yang memegangi perut karena kekenyangan
"Ryuzaki, makanlah sampai kau mati kekenyangan!!" Ledek Arashi.
"Diamlah!!" Misaki membentak dengan tatapan tajam "kalian jangan mulai membuat keributan..."
"Maaf..." keduanya langsung ketakutan.
Mereka saling berbagi cerita, tertawa dan bersenang-senang di bawah terangnya rembulan dan hangatnya api unggun, mengisi waktu tenang malam hari
Dan tiba-tiba
"Elemen Tanah : Penjara"
Sesorang dari kejauhan merapal jutsu yang menciptakan penjara empat sisi yang terbuat dari tanah, sekarang Arashi dkk dan semua orang terkurung oleh benteng tanah
Tiga orang berdiri di atas salah satu dinding penjara tanah dan hal itu membuat Arashi dkk terkejut.
"Brengsek... siapa kalian?" teriak Masamune tapi tak mendapatkan jawaban dari ketiganya.
"Hah... Sepertinya mereka lawan yang menyusahkan..." guman Arashi agak malas
Bersambung Ke Kosuke Arashi Chapter 21 : Bertarung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 907 Episodes
Comments
marwan mustofa
mereka kedatangan tamu tak diundang, gerombolan elemen tanah. Mereka langsung berdiri aksi dengan membuat penjara dari tanah.
2022-11-15
1
marwan mustofa
ketika hari mulai sore, mereka memutuskan bermalam disini, terlihat hamparan tanah rata. mereka bergegas mendirikan tenda-tenda berjajar rapi ada pilihan dan ditengahnya ada tenda terbesar dikelilingi tenda-tenda yang lebih kecil. Dari tenda besar terdengar teriakan dari Nona Layla minta dilayani makanan ketika dia bilang dia tidak mau, minta masih segar yang baru saya tidak mau makanan busuk. Hemmmmmm... Tuan Hani dan Misaki berjalan masuk ke dalam tenda. Misaki memberi nasehat tapi malah diteriaki kamu kesini karena undanganku kan? terus kenapa kamu ikut campur perintahku, kamu disini dibayar dan diam. Misaki tidak ingin terlalu lama di dalam, takut tidak bisa menahan emosi, Tian Hani mengejar dan minta maaf, kelakuannya berubah seperti ini semenjak ditinggal.mati ibuna
2022-11-15
1
marwan mustofa
Masumane dan Arashi sedang ribut dan akan menjadi serius kalau seperti ini, benar mereka mulai saling tantang dan Arashi melainkan menanggapi. Tapi, saat mereka akan berkelahi tanpa batas bisa Bu Misaki memukul kepala mereka dan berteriak sudah ku bilang tempatnya sempit Jangan banyak bergerak, spontan mereka meminta maaf bersamaan.
Suasana mulai tenang, tapi tidak berapa lama tiba-tiba ada teriakan orang yang menghentikan kereta kuda. Dengan tenang Yuan Hani mengatakan paling itu perampok gunung. Misaki dan Masumane Ryuzaki bersiap untuk turun, bisa untuk menghilangkan kejenuhan. Mereka dihentikan Hani, kusir kuda juga sebenarnya adalah pengawal profesional. Benar juga, tidak berapa lama mereka mampu memukul mundur para perampok. Mereka pengawal profesional, terus mengapa masih mengundang kita?
2022-11-15
1