"Silakan masuk!!" Misaki mempersilakan Fuyuki dan Yui masuk ke dalam rumahnya
"Yo... Misaki kau sudah pulang, ya??" sapa Arashi sambil memasak.
"Wow... Kenapa kau ada disini?? Kenapa kau sudah pulang??" Misaki terkejut.
"Aku jenuh di sana jadi aku bolos." jelas Arashi dengan enteng
"Jadi kau kabur dari ruang kesehatan??" Tegas Fuyuki dengan bertanya
"Bukan kabur tapi bolos..." Arashi mengelak.
"Anu... Em..." Yui gugup dan terbata-bata dalam bicara.
"Perkenalkan!! Namaku kosuke Arashi." Ucap Arashi sambil mengajak Yui bersalaman.
"Kosuke Yui." jawab Yui singkat.
"Hahahahaha... Kosuke?? Nama kita sama ya, jangan-jangan kita saudara" kata Arashi sambil tertawa
"Kalau aku tak mau jadi saudaramu..." pikir Misaki
"Ngomong-ngomong kau sedang apa, Arashi??" Tanya Fuyuki.
"Aku sedang memasak daging sapi, kalian mau??" kata Arashi.
"Em... boleh..."
Arashi menyiapkan beberapa makanan dimeja dengan lihai layaknya chef di restoran terkenal, dengan cekatan dan tanpa banyak waktu makananpun siap disantap
"Wooow..." Fuyuki dan Yui tak bisa berkata-kata melihat kemampun memasak Arashi
"Arashi memang lelaki idaman setiap wanita, andai saja dia mau jadi kekasihku?? Ah... Apa aku pantas untuknya??" Fuyuki melamun melihat kelincahan Arashi.
"Ah... Aku sendiri kan tidak pandai memasak, mana mungkin aku cocok dengannya." guman Fuyuki yang merasa tak percaya diri
"Selesai... silakan dinikmati!!" Arashi selesai memasak.
"Woiy... kalian sadarlah jangan bengong!! Cepat dimakan!!" Arashi menyadarkan Fuyuki dan Yui yang melamun.
"Jangan-jangan ini beracun??" Misaki meragukan.
"Seharusnya kau berterima kasih dan jangan samakan aku denganmu yang tak bisa masak" Arashi meledek.
"Setiap memasak selalu menjadi arang atau terakhir kali rasanya mirip ikan asin.."
"Heeeh... apa maksudmu??" Misaki geram dan menatap Arashi dengan tatapan tajam.
"Oh... ya, maaf-maaf aku akan membeli minuman dulu, aku lupa membelinya tadi..." Arashi mengalihkan pembicaraan.
"Sial, aku bisa mati jika aku tetap berada disini!! Bisa-bisa Misaki membunuhku!!" guman Arashi sambil pergi.
"Selamat makan!!" Teriak mereka bertiga kompak dan penuh semangat
Setelah mereka bertiga selesai makan lalu mereka mencuci piring dan melanjutkan obrolannya.
"Wah... Itu tadi makan terenak yang pernahku makan." kata Yui dengan penuh rasa syukur.
"Aku juga!!" Fuyuki setuju.
"Kalian terlalu berlebihan..." hanya Misaki yang bersikap biasa saja
"Membayangkan memakan masakan seenak itu, aku jadi iri padamu, Misaki." kata Yui.
"Iri?? Apa Yui juga suka kepada Arashi, ya??" batin Fuyuki.
"Kalian ini tertipu, Arashi itu menyebalkan tau!!" Misaki membantah.
"Em... apa iya?? Kelihatannya Arashi orangnya baik..." kata Yui
"Jika kalian mengenalnya lebih jauh pasti kalian akan menyesal..." ucap Misaki.
Mereka bercakap-cakap saling mengenal satu sama lain, berbagi cerita hingga tak terasa hari sudah semakin senja.
"Em... aku pulang dulu ya?? sampai jumpa lagi besok." Yui berpamitan.
"Aku juga." lanjut Fuyuki.
Di depan rumah
"Sampai jumpa besok!!" Fuyuki dan Yui melambaikan tangan dari kejauhan.
"Sampai bertemu besok!!" Teriak Misaki membalas lambaian Yui dan Fuyuki.
Lalu Misaki masuk ke dalam rumah untuk membersihkan rumah, hingga ia menemukan sesuatu camilan yang ada di dalam tas milik Arashi.
"Hah... Apa ini, camilan??" guman Misaki dalam hati.
"Dasar Arashi, dia sangat rakus dia ingin memakan camilan ini sendirian..." Misaki memiliki pikiran jahat
"Hihihihi... bagaimana ya?? reaksi Arashi jika aku memakannya semua camilan miliknya??" guman Misaki dengan tawa iblis.
"Ya... dia pasti akan menangis tersedu-sedu seperti anak kecil..."
Dengan rakus Misaki memakan habis camilan itu, hingga beberapa saat kemudian.
"Preeet... Preeet..."
"Kok tiba-tiba perutku terasa mules, ya??" guman Misaki dalam hati yang bergegas ke toilet.
"Preeett... Preeett..."
Berulang kali Misaki keluar masuk toilet hingga Arashi pulang.
"Aku pulang!!" teriak Arashi.
Arashi menatap Misaki dengan tatapan aneh
"Kau kenapa dia??" Pikir Arashi yang keheranan melihat tingkah Misaki, "ah... tak usah ku pedulikan bukan urusanku..."
Arashi yang semula cuek lalu bertanya, "kenapa kau??"
"Entahlah... tiba-tiba perutku sakit" jelas Misaki sambil masuk kembali ke toilet.
"Hah... Apa ini?" Arashi menemukan bungkus camilan, lalu Arashi membaca bungkus camilan itu.
"Owh... Ternyata ini obat cuci perut bukan camilan..."
"Hihihihi... kurasa aku lebih baik diam" Arashi tertawa dalam hati.
"Dasar Misaki, dasar rakus!! Rasakan akibanya batin Arashi.
Keesokan harinya...
"Hah... Tadi malam aku tak bisa tidur gara-gara perutku sakit." guman Misaki sambil bejalan didapur.
"Sampai sekarang saja perut masih terasa mules." gerutu Misaki.
"Huh... Apa ini?" Misaki menemukan bungkus camilan dan membacanya.
"Obat pencuci perut??"
"Arraasshhi...!!" teriak Misaki sekeras-kerasnya, setelah menyadari semuanya
Dijalan
"Buft... hahahaha... kurasa Misaki sudah mengetahuinya, aku bisa mati jika tidak segera pergi tadi..." guman Arashi dijalan yang mendengar teriakan Misaki
"Hahahahaha..." Arashi tertawa puas dalam pelariannya
Bersambung Ke Kosuke Arashi Chapter 14 : Tim
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 907 Episodes
Comments
marwan mustofa
Dan dia mendapatkan bekas bungkus camilan yang dimakan Misaki, ternyata obat cuci perut. Arashi diam tidak bertanya lagi sambil.berujar, rasain dasar perempuan rakus, gak mau lihat makanan main Embay saja. Padahal rencana Arashi pulang cepat mau makan camilan tapi malah sudah dihabiskan Misaki, keenaaaa dengan deeeech
2022-11-15
1
marwan mustofa
Arashi pulang dan mendapati Misaki bolak balik ke kamar mandi danteeus menerus kentut dan baunyab luar biasa. Ada apa denganmu, hei dimana camilanku, mengapa hanya tinggal toples kosong
2022-11-15
1
marwan mustofa
Misaki melihat ada camilan dalam toples, dia tersenyum jahat karena dia akan menghabiskan camilan itu dan ingin melihat reaksinya kalau dia marah. Dan tanpa ragu satu toples dihabiskan hingga yintas
2022-11-15
1